4

10.1K 1.1K 139
                                    

Freya masuk ke dalam ruangannya dengan wajah memerah karena disoraki oleh teman-teman kerjanya. Freya menggosok keningnya bekas di cium oleh Andra.

"Hati-hati Frey bisa bolong nanti keningmu" Ucap Dewi sambil cekikikan.

"Isshhh mbak Dewi, aku malu banget nih. Gara-gara pria mesum itu jadi tambah besar gosipnya" Gerutu Freya.

"Ternyata benar ya kalau para pria Reyes itu sangat sayang pada pasangan mereka buktinya tadi apa yang sudah tuan Andra lakukan padamu".

"Mbak, jangan ikut termakan gosip emak-emak ya? Ahhh gak suka aku kayak gini". Freya mengacak rambutnya kasar.

"Frey, kalungmu indah sekali". Dewi melihat kalung yang sudah diberikan Andra pada Freya.

"Orang aneh itu tadi memasangnya pada leherku, tolong bukakan mbak. Aku gak mau memakainya".

"Wah ternyata kalung ini benar-benar indah dan desainnya khusus. Setahuku perancangnya juga  dibayar mahal untuk mendesain kalung ini dan bentuknya sudah di patenkan oleh pihak Reyes jadi kau tidak akan menemukan kalung seperti ini di tempat lain. Kalung ini sangat mahal Frey". Dewi terlihat kagum dengan kalung yang Freya gunakan.

"Bantu aku membukanya mbak, please" Mohon Freya.

"Frey, ini kalung mahal jika hilang habislah kau dan juga setahuku kalung ini ada alat pelacaknya. Para pria Reyes mengawasi pasangan mereka dari kalung ini".

"Aduh mbak, aku gak mau tahu deh ya soal kalung ini. Aku gak peduli, tolong bantu aku membukanya mbak". Freya memohon pada Dewi dan Dewi berusaha membantu Freya.

"Frey ini tidak bisa di buka sembarangan, ini tipe kalung yang di kunci dengan kunci sejenis magnet".

"Apa! Oh tidak. Pakai gunting mbak atau obeng atau apapun". Freya benar-benar tidak ingin menggunakan kalung ini. Ini tidak benar menurutnya karena Andra berbuat seenaknya.

"Mbak gak berani Frey nanti kalau rusak bisa-bisa mbak yang celaka". Tolak Dewi.

"Gak akan mbak, tenang aja. Aku yang bertanggung jawab" Ucap Freya.

"Maaf Frey, mbak gak bisa". Dewi benar-benar tidak berani untuk merusak kalung milik keluarga Reyes. Dewi tahu betul siapa keluarga Reyes sebenarnya dan dia masih menyayangi nyawanya dan nyawa keluarganya.

"Iya mbak gak apa" Jawab Freya lesu dan dia juga tidak bisa memaksa Dewi.

Sepeninggalan Dewi, Freya mencoba membuka kalung di lehernya sendiri. Dia coba sambil menghadap cermin kecil yang ada di ruangannya. Dengan gunting tidak berhasil, dengan pisau kecil juga tidak berhasil.

Freya akhirnya menyerah dan pasrah kalung itu tetap bertengger indah di lehernya. Karena kalung di lehernya, waktu kerja Freya banyak terbuang. Saat makan siang Freya keluar membawa tas bekalnya dan memilih makan sambil duduk di taman dekat tempat kerjanya. Freya mencari sudut taman yang sepi.

Freya membuka tempat bekalnya dan tersenyum melihat makanan yang dia bawa. Kali ini dia membawa nasi, kangkung tumis, sambal terasi dan ikan asin yang kebetulan dia temukan di Asian Store. Karena ingin makan dengan tangan, Freya memutuskan untuk makan di sudut taman ini biar tidak ada yang melihatnya. Teman-temannya akan heran jika melihat dia makan tanpa menggunakan sendok.

Dengan tidak sabaran, Freya makan makan siangnya sambil duduk bersila pada bangku taman dan makan tanpa sendok. Dia rindu makan seperti ini dan rindu pada Cindy.

"Benar-benar nikmat" Ucap Freya.

Andra berdiri di belakang Freya dan terkejut saat melihat Freya sedang makan.
"Kau sedang apa?" Tanya Andra

EMBRACED THE DEVIL (Sudah Ada Versi Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang