Pandangan Andi

1 0 0
                                    

Setelah melupakan kejadian semalam gue menyambut pagi dengan semangat meskpin langit sedikit mendung,

gue pergi kesekolah seperti biasanya dan gue juga ngeliat Zee di jalan diantar supirnya,

Saat mau keluar gue gak sengaja liat surat lagi di bangku belakang dengan sangat cepat gue buka karena  penasaran dengan isi nya

“Tagihan listrik anda bulan ini Rp1.000.000”

gue langsung membuangnya sepertinya mamah lupa ngambil tagihan listrik,

dengan perasaan kecewa gue keluar mobil dan langsung berlari ke arah kelas karena sudah mulai gerimis.

Di kelas saat jam pertama Aldi sepertinya tidak menyukai materi pembelajaran kali ini

memang sebenarnya dia tidak pernah suka tapi kali ini berbeda biasanya Aldi hanya tinggal tidur jika bosan dan sekarang Aldi menjadi banyak bicara

“Eh tau gak Kris?”

Akhirnya gue menjadi sasaran kebosanan Aldi

“Gak tau dan gak mau tau”

Gue mencoba mehiraukan Aldi supaya dia berhenti berbicara karena sangat mengganggu teman teman yang lain

“serius ini mah kemarin gue liat Andi dan Caca jalan jalan loh”

gue hanya diam tidak meragukan Aldi tapi gue sempat kaget karena gue pikir sejak awal mereka jalan bertiga

“Gue ngeliat mereka di kafe dan gue samperin kayanya bahagia banget sih makanya gue gak lama  takut ganggu suasana kalo ada gue”

Gue langsung ingat kalo gue pernah nyuruh Andi ajak Caca jalan jalan dan ngasih ATM gue

“Iya kan gue yang nyuruh lo lupa ya”

Aldi menceritakan semua yang terjadi kemarin dan bertanya seperti apa pertemuan gue dan Zee tapi tiba tiba

“Plaaakkkk!”

sebuah penghapus papan tulis mendarat tepat di depan kami

“Kalian bisa diam gak ini yang lain jadi gak fokus gara gara kalian”

Sejak saat itu gue hanya terdiam dan gak lama sejak kejadian itu Aldi izin ke toilet dan gak balik balik lagi.

Setelah jam istirahat gue dan Andi akhirnya menemukan Aldi di kantin

“Wah gila lo Di berani beraninya cabut waktu ibu ine ngajar bisa dapat masalah lo”

bu ine terkenal guru yang paling galak di sekolah,

jika sedikit saja ada masalah dengan bu Ine urusan sampai keruang BK

“Dari pada gue kena semprot terus mending cabut”

“Gue pesen makan dulu deh mau nitip gak”

gue pergi memesan makanan sekalian punya Andi dan Aldi yang katanya samain sama punya gue,

saat balik ke meja gue merhatiin Andi yang pandangannya terfokus ke satu arah

gue berusaha buat cari apa yang di liatin Andi sampai gak kedip itu,

saat gue mengukur pandangan andi menggunakan jari gue ternyata Andi lagi liatin Anak anak tari yang lagi makan bareng

gue liat Zee yang lagi duduk di sebelah caca kayanya caca suka banget sama Zee,

“Wahh keciduk lagi lo Ndi lagi liati Zee kan parah, parah si Andi mah”

gue merayu Andi yang membuat mukanya merah banget

“Apaan sih enggak lah bukan kok bukan”

lagi lagi Andi ngeles , Andi langsung pindah posisi duduk membelakangi Anak anak Tari itu.

Gak lama setelah itu akhirnya makanan kami datang dan langsung menyantapnya habis.

“Kapan jadwal lo belajar bareng lagi Kris”

Aldi sepertinya sejak tadi banyak bertanya tentang gue gak kaya baisanya

“setiap pagi minggu emang kenapa lo ikut ikutan Andi ya suka sama Zee”

sebenarnya gue tau tujuan Aldi bertanya karena untuk menyusaikan waktu ngumpul kita

“Eh iya sih gue suka tapi bukan Zee temenya si Ninda sumpah sih cantik banget nanti maintain WA nya ke Zee ya Kris”

Aldi memang gak pernah serius kalo di aja ngobrol, maunya bercanda mulu

“Eh itu Zee baru aja di omongin, panjang umur”

saat melihat Zee gue dan Aldi hanya melihat Andi melihat apakah Andi masih melihat Zee tanpa berkedip lagi,

Andi menyadari hal itu dan memukul gue dan Aldi

“Zee nanti minggu depan dirumah lo ya jam kaya biasa”

gue setiap bertemu Zee di sekolah hanya membicarakan tentang belajar bersama seperti bertanya materi yang belum paham, atau materi yang lupa, bertukar soal, dan menentukan tempat belajar

“Tapi kak…”

“oke gue anggap setuju Bye Zee”

gue melambai kepada Zee menggunakan tangan Andi yang membuat Andi mengejar gue dan Aldi.

Zee Last Love LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang