"A..a..apa? Kau sudah punya pacar?" wanita itu mulai berkaca-kaca mendengar perkataan Taehyung tadi. Taehyungpun hanya menangguk panik.
"Lalu kenapa kau menerima semua hadiah dariku selama ini?!" wanita itu mulai menangis.
"Aku tidak pernah memintanya."
"Tapi kau menerimanya!!" teriakan gadis itu mulai histeris. Taehyung panik, ia takut orang di kantor menyangka yang tidak-tidak padanya, karena ruang makan di kunci dan terdengar suara wanita menangis.
"Sssh.. shh, jangan menangis, kumohon jangan menangis."
Taehyung yang panik berusaha menenangkan gadis itu, ia memegang satu pundaknya dan mengelus kecil. Tapi tindakan itu tidak berhasil. Wanita itu malah keluar dengan tangisan yang masih histeris. Semua orang memandang ke arah wanita yang sedang menangis , dan beberapa melihat ke dalam ruang makan, dan Taehyung hanya membeku sambil memegang segelas kopi yang belum sempat ia minum.
Tak di sangka Bosnya Jimin juga melihat kejadian itu, ia pun menghampiri Taehyung dan menyuruh ke ruangannya untuk menjelaskan apa yang sudah terjadi tadi.
Jimin, Taehyung, Dan wanita tadi sudah duduk di ruangan Jimin. Wanita itu masih terus menangis tapi sudah lebih tenang dari sebelumnya, sedangkan Taehyung masih bingung dengan semuanya.
"Apa yang terjadi tadi?" tanya Jimin pada keduanya. Tidak ada yang menjawab.
"Taehyung, jelaskan padaku."
"Uhh, anu.. aku sedang membuat kopi di ruang makan, tiba-tiba saja dia masuk dan mengunci pintu ruang makan." Jimin mengernyit heran.
"Apa yang kau lakukan nona?"
Isakannya malah semakin keras. Jimin jadi kebingungan dengan mereka berdua.
"Apa kau menyakitinya Taehyung-ssi?" tanya jimin. Taehyungpun kaget di tanya seperti itu.
"Ti.. tidak tuan, aku tidak melakukan apa-apa, dia bilang ingin menghabiskan waktu berdua denganku di ruangan itu, akupun tidak bisa menjawab karna aku terkejud dengan keberadaannya yang tiba-tiba," ia menarik nafas sebentar, "lalu aku bilang aku sudah punya pacar, dan tiba-tiba saja dia menangis seperti tadi." Akhirnya Taehyung menceritakan semuanya.
Sedangkan tangisan wanita itu malah semakin menjadi mendengar kalimat itu lagi. Jimin yang mendengar penjelasan Taehyung tadi merasa sedikit kesal, ia memijat pangkal hidungnya. Ia kira ini kasus tidak senonoh atau tindakan kejahatan, ternyata masalah percintaan.
"Nona, ini adalah kantor," Jimin menghela nafas, "berhentilah mengganggu Taehyung dan fokus bekerja, aku tidak ingin percintaan malah membuat kalian tidak fokus. Lagi pula Taehyung sudah menjelaskan dia sudah memiliki kekasih, jadi kau harus berhenti mengaguminya dan carilah orang lain." ucap jimin tegas.
Taehyung hanya menunduk, yang ia pikirkan sekarang adalah kopinya yang tadi ia buat, pasti sudah tidak enak karna dingin.
"Baiklah, ku harap kalian bisa menyelesaikannya dengan baik, sekarang kembali bekerja, berhentilah menangis nona." perintah Jimin. Lalu mereka berdua keluar dari ruangan Jimin.
Di depan pintu Taehyung sempat memanggil wanita itu sebentar untuk meminta maaf, wanita itu hanya diam dan pergi tanpa berbicara apapun.
"Wanita ada-ada saja." gumamnya
Taehyungpun buru-buru berlari ke ruang makan dan mencari keberadaan kopinya tadi. Benar saja sudah dingin, mau tidak mau ia membuat kopi yang baru. Saat Taehyung sedang membuat kopi, ternyata Jimin juga masuk untuk membuat teh hijau, tapi Taehyung tidak sadar.
"Menjadi tampan itu menyenangkan tapi sulit, bukan?"
Tangan jimin mengambil gelas di lemari gantung dan berjalan ke arah Taehyung. Taehyungpun terkejut dengan keberadaan Jimin, ia membungkuk memberi salam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TIME
FanfictionEunhye seorang wanita cantik, lucu, tangguh, dan ceroboh yang harus hidup bersama adiknya tanpa orang tuanya, ia merasa hidupnya berat dan tidak sanggup untuk menanggung kehidupannya dan adiknya. Dia berkali-kali di pecat dari pekerjaannya, tapi ia...