Jiang Cheng memimpin trio Junior berjalan melewati beberapa penjual di kota Caiyi menuju sebuah kedai minuman dimana disana berdiri Wei Wuxian dan Lan Wangji yang menunggu kedatangan mereka.
"Oh, kalian sudah datang." Jiang Cheng menatap datar kearah Wei Wuxian yang sedang menyengir lebar. "Bagaimana? Apakah sudah selesai?"
Jiang Cheng mendengus, ditinjunya pelan pundak kanan Wei Wuxian. "Bisa-bisanya kau menyuruh orang mengerjakan pekerjaan yang harusnya jadi kewajibanmu." Wei Wuxian terkekeh pelan.
"Aku sengaja melakukannya, benarkan Lan Zhan?" Wei Wuxian melirik kearah Lan Wangji yang mengangguk kecil, "Kau terlalu keras bekerja untuk Gusu maupun Yunmeng tanpa beristirahat, kau perlu suasana baru, Shimei. Jalan-jalan sebentar keluar Gusu bisa sedikit membuatmu santai." Jiang Cheng tersenyum kecil.
"Kau benar, aku memang sedikit rileks."
Lan Sizhui berjalan kesamping Jiang Cheng dan memberi salam kearah Wei Wuxian dan Lan Wangji, diikuti oleh Lan Jingyi dan Jin Ling. "Hanguang Jun, Senior Wei. Kami sudah membereskan semua yang ada disana atas bimbingan Jiang-Gongzhu, termasuk membangun kuil kecil untuk Mo Xuanyu."
(Gongzhu apa Gongzhi ya? Ku lupa.)
"Kuil?"
"Jin Ling yang minta," Lan Jingyi mendorong tubuh Jin Ling kedepan Lan Sizhui. "Sebenarnya kami ingin membangun makam disana, tapi Jin Ling bilang lebih baik dibangun kuil supaya orang-orang yang melewatinya bisa mengingat Mo Xuanyu."
"I-itu sebagai tanda terimakasihku kepada P-paman Xuanyu, karena pengorbanan dia segalanya jadi terungkap. Hanya itu!" Jin Ling tertunduk malu.
Lan Jingyi mengalungkan tangannya ke pundak Jin Ling, "Kau tak perlu malu Jin Ling. Jika aku jadi kau, aku juga akan melakukan hal yang sama."Lan Jingyi menoleh kearah Lan Wangji, "Bolehkah kami merayakan keberhasilan kami hari ini?"
Lan Wangji mengangguk singkat, "Ingat jam malam. "Trio junior membungkuk singkat sebelum berlari meninggalkan ketiganya.
Jiang Cheng menyentuh dada kirinya dan meremasnya pelan, "Wei Wuxian, ada yang ingin aku tanyakan padamu."
•
•
•Jiang Cheng termangu didepan jendela Hanshi, membiarkan angin malam berhembus mengusik rambutnya yang dibiarkan tergerai melayang-layang lembut diudara.
Matanya melirik kesamping menatap sang suami yang berbaring di kasur bergerak tidak tenang dalam tidurnya. Jiang Cheng menghela napas lalu mengambil tangan Lan Xichen dan meremasnya pelan.
Berbisik pelan, "Aku di sini Lan Huan, selalu untukmu." Sampai Lan Xichen tenang. Kembali Jiang Cheng menghela napas, "Mau sampai kapan kau seperti ini Lan Huan? Apa kau ingin seumur hidupmu terpaku pada masalalu begitu? Kau punya masa depan untuk dijalani, jika kau tak sanggup ada banyak orang yang akan menolongmu." Diusapnya perlahan rambut Lan Xichen.
"Akupun akan menolongmu, aku juga bisa berjanji padamu untuk tidak meninggalkanmu." Hening menyelimuti keduanya, Jiang Cheng menundukkan kepalanya dan mengecup pelan bibir Lan Xichen, "Aku mencintaimu Lan Hu-"
"...O-" Jiang Cheng kaku, mata Lan Xichen yang tertutup perlahan terbuka memperlihatkan permata kelabu yang menatap kearahnya.
"Lan Huan?" Panggil Jiang Cheng sambil membantu Lan Xichen duduk.
"... -zu?" Lan Xichen memegangi tenggorokannya yang sakit, Jiang Cheng memberikan segelas air dan perlahan meminumkan air pada Lan Xichen.
"Kau sudah baikan?" Lan Xichen menatap lekat kearah Jiang Cheng.
"... Apa yang sedang anda lakukan di kediamanku, Jiang Gongzhu?"
Jiang Cheng menatap datar Lan Xichen, pertanyaan seperti itu dari pemimpin Gusu Lan sudah hal biasa setiap ia terbangun dari tidurnya dimalam hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart, Mind and Soul
RomanceApapun akan aku berikan untuk kebahagiaanmu, termasuk nyawaku. Lan Xichen x Jiang Cheng x Jin Guangyao Lan Wangji x Wei Wuxian