Soul

1.7K 229 96
                                    

Suasana diruangan pribadi Jiang Cheng menegang, Wei Wuxian yang emosi ditahan oleh Lan Wangji sedangkan Lan Xichen berusaha menyembunyikan tubuh Jiang Cheng dibelakangnya.

"Kakak ipar. Seharusnya saat ini, jika kita disuruh memilih antara jiwa Jiang Cheng dan jiwa penjahat itu. Bukankah sudah jelas siapa yang harus kita selamatkan." Wei Wuxian berontak di pelukan Lan Wangji, "Lan Zhan, lepaskan! Aku harus menyelamatkan saudaraku!"

"Aku mohon Wei Gongzhi, bisakah aku berbicara hanya berdua dengannya saja?"

"Tidak!" Jawab Wei Wuxian cepat, "Apa kakak ipar lupa jika kau berbicara dengannya hanya kebohongan yang dia ucapkan? Selain itu aku sedang sibuk dengannya supaya jiwa A-Cheng kembali dan dia kembali kealamnya! Lan Zhan, lepas!"

Duak!

Wei Wuxian dan Lan Wangji berjengit kaget, Lan Xichen menghantamkan kepalanya kelantai dan membungkuk kearah mereka.

"Ap-/Xiongzh-"

"Kumohon... Wei Gongzhi, Wangji... Berikan kami waktu selama beberapa jam untuk berbicara, aku perlu jawaban dari A-Yao tentang segalanya, apa yang ia lakukan dulu dan alasannya." Lan Xichen mendongak, "-supaya aku bisa lepas dari rasa bersalah dan kegelisahanku."

"Xiongzhan."

"Kakak ipar. Apakah saat ini lebih penting jawaban dari pertanyaanmu daripada nyawa saudaraku?"

Lan Xichen kembali membungkuk, "...Maafkan aku."

Wei Wuxian menatap geram kearah Lan Xichen, "Aku tidak pernah menyangka, sang ketua Gusu Lan yang berbudi luhur, mengorbankan sang istri demi seorang penjahat yang menghianati semuanya." Wei Wuxian berjalan keluar, "Aku pun masih tidak mengetahui cara mengembalikan jiwa yang telah dikorbankan, karenanya kuberi waktu sampai aku menemukan cara mengembalikan jiwa Jiang Cheng. Tapi jika terjadi sesuatu yang membahayakan jiwanya, aku tidak segan-segan untuk langsung mengirim jiwa Jin Guangyao keluar dari tubuh Jiang Cheng."

"..." Lan Wangji melirik keduanya sebelum berjalan mengejar Wei Wuxian keluar.

Lan Xichen tertunduk lemah, "... A-Yao?" Lan Xichen memalingkan kepalanya kearah Jiang Cheng yang menangis dalam diam. "A-Yao?!"

"... Apa?" Jiang Cheng menyentuh wajahnya dan tersentak saat air mata mengalir diwajahnya, "-Kenapa?" Jiang Cheng mengusap kasar kedua matanya.

Lan Xichen mendekat, diusapnya pipi Jiang Cheng. "Ada apa, kenapa kau menangis?"

"Aku tidak tau, hanya-" Air mata semakin deras mengalir, Lan Xichen gelagapan. "-hanya seperti ada perasaan yang aneh."

Lan Xichen menatap lembut Jiang Cheng, "maafkan perkataan dari Wei Gongzhi, ia hanya mengkhawatirkan Jiang Gongzhu." Jiang Cheng tersenyum miris.

"Er-ge?" Lan Xichen perlahan berdiri dan mengulurkan tangannya kearah Jiang Cheng.

"Ayo, ada banyak yang ingin aku tanyakan kepadamu."



"Maukah kau menceritakan yang terjadi?" Lan Xichen meletakkan secangkir teh didepan Jiang Cheng, keduanya saat ini sedang berada di Hanshi.

Jiang Cheng terdiam menatap cangkir tehnya, "... Apa yang ingin kau ketahui?"

"Semuanya..." Lan Xichen terdiam, "... Apakah kau benar membunuh dage, ayahmu, A-Su dan anakmu?"

"Bukankah er-ge sudah tahu jawaban akan itu? Hari dimana kematianku di kuil Guanyin?"

"... Aku hanya tidak ingin mempercayainya."

"Lalu kenapa kau menanyakannya jika kau tidak ingin mempercayai jawabanku?"

"Bukan! Bukan itu." Kedua tangan Jiang Cheng ditarik dan diremas oleh Lan Xichen, "A-Yao jawablah yang sebenarnya!"

Heart, Mind and SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang