𝕚𝕤𝕤𝕙𝕠 [𝟜]

726 87 0
                                    

KONNIJIWAAAAAAA~

silahkan membaca dengan tenang, jangan sambil geter geter [apaansi]

jika kalean tidak suka, kenapa baca cerita saya? hayo:3

lanjutan ke uwuan ada disini, oke:'3 [im cryin wrote this part omg, idk why..('。_。`)]

                                                                           . *     ✦ .  ⁺   .

"Kacchan, apa yang kam-"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kacchan, apa yang kam-".

Aku terdiam. Kehangatan pun kurasakan seperti tadi di pantai, tapi entah kenapa, kehangatan ini berbeda. Rasanya membuat seluruh tubuhku tenang. Aku tak ingin lepas dari kehangatan ini. Aku ingin mendekap tubuh ini lebih lama lagi. Tapi pelukan ini membuatku syok, Kacchan menjadi berbeda.

"Kacchan..? Apa ada yang salah? Em..", perkataanku terhenti, dan aku urung untuk melanjutkan ucapanku. Ia hanya menggelengkan kepalanya. Tangannya memukul pelan punggungku, lalu ia kembali diam. Kacchan tampak lebih lembut dari biasanya, dan pelukan ini, pertama kali aku merasakannya. Meskipun aku sudah mendapat pelukan dari anak yang sama, tapi ini Kacchan yang "dewasa".. 

Entah mengapa, jantungku berdetak kencang, tanganku bergetaran, wajahku memerah. Aku memandangi Kacchan lekat-lekat, perasaan apa ini?

Aku mengelus kepalanya perlahan, ia sekarang merapatkan pelukannya. Aku berusaha lepas dari pelukannya, aku tak bisa bernafas... ku mengintip wajahnya, wajahnya memerah. Dia sepertinya malu padaku, tapi keimutannya bertambah..(。﹏。*)

"Kacchan.. apa yang terjadi? Aku akan mendengarkan dan merahasiakan ceritamu, tenang saja", aku memandanginya, kepalanya menunduk di pundakku. Aku bisa merasakan detak jantung Kacchan. Kami berdua sempat bertatap mata, lalu saling bertolak wajah. Aku benar-benar tak tahu, kenapa aku terus bergetar seperti ini? 

 Kacchan menghela nafas panjang, lalu ia bergeming sebentar. Dia sekarang menoleh padaku. Aku tak bisa menatap wajahnya.. Tangannya menyentuh daguku, lalu ia menolehkan wajahku kepadanya.

"Aku tidak apa-apa, dasar kutu buku sialan", Bakugo menatap Midoriya dengan kesal. Midoriya tak bisa menahan malunya saat menatap Bakugo, akhirnya ia memejamkan matanya. Sepertinya, Bakugo tahu sekarang Midoriya sangat malu. Bakugo menyeringai.

"Oi, Deku? Sekarang kau malu, hah? Padahal aku hanya menatapmu, lemah", Kacchan masih menyeringai, dan sekarang aku mulai ambigu. Aku melepaskan pelukan Kacchan dan mundur sejauh mungkin. Sekarang, diriku ini ketakutan. Kacchan memandangiku, dan tiba-tiba aku teringat kejadian tadi malam. Jangan-jangan Kacchan kemari karena ia melihatku dengan Todoroki-kun dan dia dalam versi shota-

"Ka-kacchan, sebenarnya kenapa kau kesini?", sepertinya pertanyaanku membuatnya terdiam. Kacchan mematung, lalu ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Senyuman menyungging diwajahku, Kacchan sepertinya tak tahu tujuan yang jelas mengapa ia kesini.

- ,,  月と星 ♡ 𝗄𝖺𝗍𝗌𝗎𝖽𝖾𝗄𝗎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang