Happy reading guys...
• • •
Mentari pagi mulai menyinari bumi. Memberi tanda, dimulainya hari ini. Di sebuah kamar bernuansa putih-abu abu, seorang remaja laki-laki masih tenggelam dalam mimpinya. Ia mengernyit ketika merasakan sinar matahari masuk melalui celah-celah jendela kamarnya.
Dengan keadaan masih setengah sadar ia mencoba duduk, mengucek matanya sambil mengumpulkan nyawanya yang hilang entah kemana.
Tok tok tok
"Bangg! udah bangun?" tanya seseorang dari luar kamar, dengan suara lembut penuh kasih sayang namun sedikit teriak.
"Udah bun..." jawab si remaja laki laki dari dalam, dengan suara parau khas bangun tidur.
"Yaudah. Cepet siap-siap, bunda tunggu di bawah," balas dari sosok di luar kamar.
Tanpa menjawab perintah dari sosok yang ia panggil bunda tadi, remaja laki-laki itu bergegas masuk ke dalam kamar mandi dan melakukan rutinitas paginya sebelum berangkat sekolah.
Setelah merasa siap, ia berjalan menuruni anak tangga dan menuju ke meja makan. Terlihat, disana sudah ada sang Ayah dan Bundanya yang menunggu.
"Pagi..." sapanya kepada sang ayah dan bunda.
"Pagi bang," jawab ayah dan bunda.
Setelah ia duduk, bundanya mengambilkan dua lembar roti tawar dengan selai kacang, tak lupa dengan segelas susunya.
"Makasih bun," ucapnya, dan dibalas senyuman lembut oleh bunda.
Dengan khidmat mereka memulai sarapan. Tak ada suara selain dentingan sendok-garpu yang beradu dengan piring.
Selesai dengan sarapannya, remaja laki laki itu langsung bangun dan berpamitan.
"Satya berangkat Bun, Yah..." pamitnya sambil mencium tangan ayah dan bunda.
"Iya hati-hati," jawab bunda.
"Bawa motornya yang bener Bang, jangan kebut-kebutan," pesan sang ayah.
Ia hanya mengangguk dan bergegas mengambil kunci motor di atas meja.
"Assalamualaikum," salamnya.
"Waalaikumsalam," jawab ayah bunda serempak.
Ada yang tau dia siapa? Benar. Dia adalah Satya. Lebih tepatnya Satya Aji Pranadipa. Remaja laki-laki berumur 17 tahun, memiliki paras tampan, yang tak ayal membuatnya memiliki banyak penggemar wanita. Apalagi dengan image siswa cerdas yang ia memiliki, membuat kepopularitasannya di sekolah semakin tinggi, yaa meskipun sikapnya agak dingin. Para siswa siswi sih biasa menyebutnya Most wanted Boy.
Dia bukan Badboy, tapi dia juga bukan Goodboy.
Ia hanya pelajar biasa, yang terkadang masih bisa melanggar aturan.Memiliki 3 sahabat yang tingkahnya gak ketulungan, membuat masa SMA nya lebih berwarna.
• • •
Pukul 06.35, Satya memarkirkan motornya di Parkiran SMA Taruna. Ia memang bersekolah di sini, lebih tepatnya di kelas XI IPA 1.
Setelah meletakan helmnya diatas motor, Satya melangkahkan kakinya menuju kantin, lebih tepatnya warung Bi Atin, tempat para sahabatnya sudah menunggu.
Sepanjang koridor menuju kantin, Satya menjadi pusat perhatian, terutama dari kaum hawa. Mereka sibuk mengagumi dan memuji-muji ketampanan Satya.
'Satya kok makin ganteng sihhh'
KAMU SEDANG MEMBACA
Schicksal
Teen FictionTakdir tak selamanya sesuai dengan keinginan dan harapan. Karena terkadang, takdir menimbulkan kekecewaan. Oleh takdir, kita diberi kesenangan. Oleh takdir, kita diberi kebahagiaan. Dan oleh takdir, kita juga diberi kepahitan. Seperti kisah mereka...