Chapter 5

89 49 13
                                    

Happy reading...

•••

Siang berganti malam, matahari berganti bulan. Di dalam kamarnya Satya sedang berkutat dengan soal-soal latihan yang diberikan Bu Nia tadi ketika selesai bimbingan. Katanya sih untuk tambah-tambah materi bimbingan tadi yang hanya sebentar.

Sedang fokus mengerjakan soal, Satya teringat buku tugas Bahasa Indonesianya yang tadi sempat ia bawa bimbingan, tanpa di simpan di dalam tas. Setelah dicari-cari, Satya tetap tak menemukannya, Satya mulai cemas karena tugas itu harus dikumpulkan besok. Meskipun mudah baginya untuk membuat jawaban ulang, Satya tidak mau! karena ia adalah orang yang sangat menghargai usaha dan hasil. Ia tidak mau usahanya yang telah selesai membuat jawaban, terbuang percuma karena keteledorannya.

Setelah Satya ingat, tadi ia meletakkan bukunya di atas tumpukan buku Ara.

"Apa kebawa sama Tiara ya?" gumam Satya.

Satya bingung harus menghubungi Tiara bagaimana, karena ia sendiri merasa canggung pada gadis itu. Entahlah Satya bingung! Ia yang biasanya cuek dengan hal apapun, mendadak merasa gugup jika berhubungan dengan gadis ber-iris coklat itu.

"Arghhhh. Udahlah! Gue chat aja,"

Setelah mengambil kontak tiara dari grup, Satya menyimpannya dalam kontak sebelum menghubunginya. Sebenarnya Satya bingung harus mengetik apa. Akhirnya setelah berkali-kali ketik-delete ketik-delete, Satya menekan tombol send.

Tiara

Anda
Ra. Ini gue Satya

Tak selang lama, masuk balasan dari Ara.

Tiara
Iya. Kenapa Sat?

Anda
Buku gue ada di lo?

Tiara
Buku? Buku yang mana?

Anda
Buku tugas gue. Coba lo liat dulu di tas. Ada nggak?

Tiara
Bentar.

Menunggu balasan dari Tiara, Satya harap-harap cemas. Takut-takut bukunya memang tak ada.

Ting!

Mendengar suara notifikasi, buru buru Satya mengeceknya.

Tiara
Eh iya ada di gue. Kayaknya kebawa deh, sorry ya.

'Hufft' Satya menghela nafasnya lega.

Anda
Iya gak papa. Besok lo bawa ya.

Anda
Istirahat gue ambil.

Tiara
Oke.

Tiara
Kenapa nggk pas bimbingan aja?

Anda
Mau gue pake.

Tiara
Oke.

Selanjutnya Satya memilih tak membalas dan tertidur.

• • •

"Bang!! Ishh buruan!!!" dengan tergesa-gesa, Ara menuruni tangga.

"Cepetan bang!!!"

"Sepatu Ara mana?!!"

"Alhamdulilah ketemu!!"

Kai berdecak sebal melihat kehebohan Ara.

"Makanya kalo nonton drakor tu inget waktu!" kesal Kai menghampiri Ara.

Schicksal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang