empat

10.8K 604 3
                                    

Agam memang tak pernah memberikan info kepada semuanya kalau aku ini istrinya, dia malu memiliki istri seperti ku. Mengingat aku adalah seorang pelayan, dan dia adalah seorang direktur disalah satu perusahaan ternama milik Papanya.

Begitu melelahkan untuk mengetahui kenyataan dari semuanya. Sacha benar, aku terlalu membuka harapan yang sangat lebar untuk Agam sampai-sampai aku disakiti olehnya pun aku masih terima. Tapi itu lebih baik ketimbang aku harus di sakiti secara batin.

===

Seperti biasa, jam 12 datang ke restaurant. Sesampainya aku disana, sudah ada Manager Hwan yang menyambut ku sambil membawakan amplop cokelat. Ada apa ini? Aku rasa ada sebuah perayaan yang akan digelar oleh restaurant ini, dan aku disuruh untuk membeli bahan-bahannya. Sekedar imajinasi, ku rasa aku benar.

"Selamat pagi Tuan Hwan, ada yang bisa saya bantu?" Sapa ku dengan ceria.

Dia hanya tersenyum dan menepuk pundak ku dengan lembut.

"Ambil ini!" Suruh nya sambil memberikan amplop cokelat itu.

"Buat apa?" Tanya ku bingung.

"Gantung pakaian kerja mu disana, dan bereskan barang-barang mu!" Ujarnya dengan santai.

Aku di pecat?

"Ada apa ini sebenarnya? Kenapa anda dengan mudah memecat saya?"

"Kau sudah merusak properti restaurant, dan sudah mengecewakan pelanggan. Kau ingat, kemarin kau melakukan apa?"

Aku memiringkan kepala ku sambil berfikir, perasaan aku hanya berbicara pada Sacha dan...oh ya ampun, aku kan juga menjatuhkannya. Hahaha sukurin tuh, eh tapi aku dipecat juga karena dia.

"Lalu aku harus bekerja dimana dong?" Tanya ku. Tuan Hwan hanya menggeleng dan meninggalkan ku sendiri di depan pintu.

Huh, kenapa hidup ku begini banget sih? Dipecat, dibenci, dibully. Tidak ada kah yang disayang? Apa ini karma karena telah mengutamakan ke-egoan ku dulu? Apa ini balasan karena aku berani mengatakan 'setuju' dengan pernikahan ini? Itu salah ku kah? Dasar manusia! Frustasi sendiri kan.

Disaat aku berjalan di sebuah jalan besar, tidak terlalu besar sih tapi muatlah untuk dua mobil. Aku melihat sebuah anak-anak sedang bermain, sepertinya mereka sudah pulang. Tapi aku melihat sosok yang sangat aku kenal, dia mirip dengan Avan. Anaknya Kak Fero dan Kak Bunga. Lucu sekali dia.

Avan sedang berlari dan sepertinya ingin menyebrangi jalan. Tapi apa yang kulihat disamping Avan tidak jauh ada truk kuning yang tidak terlalu besar ikut melintas di situ. Aku takut hal yang tidak diinginkan terjadi.

"Avan...." teriak ku dari arah yang lumayan dekat, dan truk itu semakin mendekat. Aku berlari kearah Avan dan sepersekian detik aku sudah mendorong Avan agar terhindar dari truk, tapi....

BUG! Tiiinnnnnn!

Darah yang mengalir, tubuh ku terpental sangat jauh. Truk itu tidak bertanggung jawab dan malah kabur, tapi yang penting Avan tidak kenapa-kenapa. Ternyata Avan juga parah, dia tergores dan intinya ia terluka. Jahat sekali aku. Maaf kan tante Jora ya Van.

____________________________

Haloooha~ edisi 4 datang woi! Tuh dibuat bikin penasaran lagi, seru kan? Sekarang tabrakan, biar mainstream wkwkwkw >.<

Thanks ya yang mau baca cerita dan masih belum ngevote, ditunggu!

Ngeongfox!

Kejora B. [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang