lima

10.8K 580 9
                                    

Aku benci padanya, iya. Aku tidak suka padanya, iya. Aku ingin mencampakannya, iya. Selalu fikiran itu yang terngiang di otak ku, padahal hati berkata lain. Dia memang baik, tapi terkadang membuat ku risih dengan kehadirannya.

Perasaan yang aku tidak sadari dari dulu adalah, aku mencintai Mentari. Kakaknya istri ku sendiri. Mentari adalah wanita yang sangat aku idam-idamkan, sampai pada akhirnya dia meninggal dan aku menemukan Sacha. Tentu sifat mereka sangat berbeda, dan saat ini aku masih mencintai Mentari.

Takdir berkata lain, aku harus menikah dengan Kejora adik dari Mentari. Tentu sangat terpukul saat melihat kenyataannya, alhasil aku selalu mencampakan Kejora. Tapi Kejora tak pernah putus harapan, dia selalu berharap bahwa aku bisa mencintainya. Perasaan ku kepada Kejora pun tidak ada.

Apakah aku harus mencintai Kejora? Tapi jika ini paksaan?

Ddddrrrr....tttt

Whatsapp 1 Message From Abang Fero

Abang Fero : Gam, Jora dan Avan kecelakaan

Abang Fero : Sekarang ada dirumah sakit Cipete, cepet kesini!

Deg!

Jora dan Avan kecelakaan? Berarti mereka berada dalam 1 kecelakaan yang sama, astaghfirullah. Aku sama sekali tidak terima hal ini, segera ku langkahkan kaki ku menuju pintu lift dan disaat pintu lift terbuka langsung ku tekan tombol basement.

===

Sesampainya di rumah sakit, sudah ada Mama dan Papa. Karena ada Jora maka pasti ada Bibi Mahar dan Paman Alam ikut menjenguk. Benar, mereka ternyata sudah di depan ruang UGD untuk menenangkan diri mereka. Bibi Mahar sangat shock mendengar berita ini, sampai Mama ikut menenangkannya.

Aku disini tidak tahu harus berbuat apa, disisi lain aku sangat menyesal karena selama ini telah mengacuhkan Jora yang sangat baiknya padaku. Sebenarnya salah apa dia?

Iblis : Padahal ini kan yang kau mau? Jora kecelakaan lalu meninggal, kau kan sangat benci pada Jora.

Malaikat : Kenapa harus Jora yang disalahkan? Tidak lihatkah kebaikan yang diberi kepada mu?

Iblis : Diam kau Mal! Agam sudah sangat benci pada Jora, karena dia telah merebut posisi Mentari menjadi istrinya.

Malaikat : Itu kan sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa, lagipula apa Jora punya rasa dendam pada Agam yang sering mencampakannya? Hah?

Iblis : Tentu, itu sangat pasti. Jora bukanlah makhluk sempurna, ia diciptakan dari tanah dan kesabaran manusia itu ada batasnya. Jadi itu meyakinkan bahwa Jora punya rasa dendam pada Agam.

Malaikat : Lalu kita tanya sendiri saja pada Agam, apa dia masih punya hati nurani untuk berbaik sedikit saja pada Jora. Selama ini aku tak pernah mendengar Jora ingin membalas dendam pada Agam.

Iblis : Oh, masa sih! Ter---

"Sudah, sudah." Bentak ku sambil mengibas-ngibaskan kedua tangan di atas kepala. Bang Fero yang disampingku pun sampai terkejut.

"Kenapa kamu?" Tanya Bang Fero panik.

Aku melihat kearahnya dengan tatapan sendu, "Bang, salah Jora apa sih sampai gue mencampakan dia terus?"

"Udah sadar lo? Yang bikin permasalahannya adalah terlalu banyak setan." Cibir Bang Fero.

"Maksudnya?"

"Sacha, dia yang udah bisikin lo untuk selau buat mencampakan Jora. Ini bukan lo banget Gam, sejak lo mengenal Sacha lo nenjadi Agam yang beda. Gue pun juga jadi kayak nggak mengenal adik gue."

Aku tetap memandang Bang Fero, aku tersadar. Semuanya benar, selama 3 tahun ini aku berubah sejak mengenal Sacha. Dia adalah pusat keburukan ku.

"Jadi apa yang mesti gue lakuin Bang? Semuanya udah terlambat, bahkan Jora belum tersadar." Keluh ku sambil.

"Gam, nggak ada kata terlambat. Allah aja bakal memaafkan umatnya, masa umatnya nggak mau memaafkan sesama umatnya sih? Gue yakin pasti Jora mau maafin lo, selagi lo punya niat untuk berubah. Gue yakin seratus persen." Aku pun hanya mengangguk.

"Tos dulu dong!" Ajak Bang Fero dan kami pun bertos.

Tak lama setelah itu, ada dokter yang keluar dari pintu UGD.

Kami semua menghampiri si Dokter, terkecuali Bibi Mahar dan Mama.

"Ada apa Dok?" Tanya ku tergesa-gesa.

"Pasien yang bernama Avan Mumtazza Raihan membutuhkan donor ginjal, ternyata setelah diselidiki dia sudah punya keluhan pada ginjal sejak ia menginjak umur 4 tahun."

Bang Fero dan Mbak Bunga cemas, bahkan Mbak Bunga sampai dipeluk dan diberi ketenangan oleh Bang Fero. Aku pun juga sama cemasnya. Bahkan tidak hanya Avan, Jora pun juga sangat ku cemaskan.

"Apa ada yang---"

Krekk!

Pintu UGD pun dibuka kembali dan menampilkan sosok suster berkerudung dan tersenyum kearah kami.

"Maaf Dok, kami hanya ingin memberitahu bahwa kami sudah mendapatkan donor ginjal tersebut." Kata si suster.

Tentunya ada perasaan lega di hati, dan Mbak Bunga kembali terharu. Mungkin dia senang, anaknya terselamatkan.

"Baiklah sust, ditunggu saja diruangan. Saya akan segera kesana!" Si suster pun mengangguk dan kembali masuk ke ruangan UGD.

"Semuanya, saya duluan. Semoga operasi ini berjalan dengan lancar, doa juga sangat dibutuhkan." Pamit si Dokter.

Mbak Bunga tetap dalam kondisi sedih didalam pelukan Bang Fero yang masih setia menenangkan istrinya. Aku sendiri sebenarnya sedih, sedih melihat keduanya kecelakaan. Apalagi tadi si dokter cuman membicarakan tentang Avan, lalu bagaimana dengan Jora?

Lalu siapa yang mendonorkan ginjalnya untuk Avan?

______________________________

Jeng...jeng...JENG! gimana reaksi daripada readers sekalian? Penasaran? Okelah saya lanjut lagi, tapi ntar nggak sekarang.

Thank you so much for my readers, and all of you. *eak sok artis gituh* intinya cuman mau bilang makasih yang udah mau baca dan belum mau vote, tara tengkyu!

Ngeongfox!

Kejora B. [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang