MBDN3

25 4 0
                                    

Burung-burung di awan berterbangan menuju kedamaian. Matahari mulai tersimpu malu, roda kehidupan masih terus berputar, ada kalanya di atas, kadang juga di bawah, peristiwa kehidupan silih berganti, ada rasa bahagia, kecewa, sedih yang tak memperdulikan siapa dan kapan.
Semua itu pasti pernah dirasakan oleh setiap hamba-Nya

Dalam menjalani kehidupan, terkadang manusia akan berada pada titik paling lemah untuk merasakan kesedihan yang mendalam, namun mereka juga diberikan akal untuk memikirkan solusi. Itulah salah satu tujuan agar mereka bisa menghadapi segala permasalahan.

Alain de Botton, seorang filsuf Inggris kelahiran Swiss pernah berkata,"Salah satu perlindungan dari kekecewaan dan sakit hati adalah memiliki kesibukan".

Hari semakin senja, burung-burung sudah kembali bertengger ke sarang, pun juga aku yang harus segera pulang.

"Sampai ketemu besok ya Nay, Nanti kita sambung lagi curhatan hari ini"

Sampai di sini, aku merasa betapa dalamnya cinta dan kekecewaan yang Nay rasakan, namun dia selalu berusaha tegar untuk menghadapi apa yang terjadi. Meski Nay hampir mati oleh cintanya sendiri.

"Sungguh Nay, cintamu begitu dalam untuknya, aku sendiri merasakannya, cinta yang terlukis dari mata dan wajahmu".

Di balik rasa sakit dan kekecewaan yang ia rasakan, Nay bisa menyimpannya sendiri, tanpa ingin melibatkan dan berbagi cerita kepada orang lain. Aku yakin, Nay pasti bisa menghadapi semunya.

"Besok aku pasti kembali lagi Nay, akan aku bantu kamu menciptakan semangat baru, aku ingin kamu terus berkarya Nay, teteskan tintamu dan mulailah bercerita di atas kertas kembali. Tebar keindahan jiwamu dan semangatmu dengan kata-kata yang manis yang sering kamu tulis Nay".

Biasanya satu minggu dan kadang hampir setiap hari Nay mengisi mading-mading sekolah dan pondok dulu sewaktu kita satu almamater.

***

Pagi yang indah nan cerah, matahari terbit seperti biasa memanjakan hamparan perbukitan dengan selimut embun yang dingin. Aku jadi teringat akan filosofi Matahari, yaitu tak lelah menebarkan kebaikan dengan ikhlas. Aku pikir Nay seperti matahari, selalu membantu orang, memberikan edukasi kepada anak-anak, menunjukkan perilaku ikhlas dalam hal apapun lewat karya-karya yang Nay tulis selama ini, saya sendiri banyak belajar bahwa hidup harus bisa menjadi manfaat untuk orang banyak, seperti matahari.

"Nay, kamu adalah sosok matahari bagi orang-orang yang sayang sama kamu".

Jam sembilan pagi aku sudah berada di rumah Nay, untuk melanjutkan cerita Nay yang terpotong karena kemarin aku harus pulang.

"Assalamualaikum Acil". Acil itu adalah panggilan bahasa banjar , yang sama artinya dengan panggilan tante, aku cuma bisa membubuhi bahasa banjar dengan satu kalimat ini ya.

"Wa'alaikumussalam sayang , Mashaallah yumna kesini lagi, tumben sekarang tiap hari datang, biasanya jarang-jarang kamu ke sini".

"Ah nggk ada apa-apa Tante, biasa masalah perempuan hehe". Sambil sedikit senyum sok akrab.

Mamah Nay tau, aku kalau ke rumah Nay itu pasti ada tujuan untuk membahas sesuatu, entah membahas hak-hak perempun, atau ilmu agama yang kami sering perdebatkan karena hanya ingin tau lebih bnyak soal khilafiyah.

Tapi untuk kali ini beda, kedatanganku kerumah Nay bukan untuk membahas hak-hak perempuan ataupun memperdebatkan ilmu agama. Tapi menanyakan keadaan hati Nay, yang sedang tidak baik-baik aja.

Aku pun langsung mengetuk kamar Nay, dan saat Nay membuka pintu aku kaget melihat mata Nay sembab, seperti kurang tidur dan seperti bekas menangis.

"Kenapa mata kamu Nay? habis nangis? Atau emang kurang tidur?". Sambil ku perhatikan wajahnya baik-baik.

"Iya yum, aku kurang tidur. Aku terus-terusan mikir kalau aku harus seperti dulu lagi, bener kata kamu Yum. Aku ngga bisa kayak gini terus, aku harus bangkit dari kesedihan ini. Merangkak dan memperbaiki rasa sakit".

"Alhamdulillah, terus gimana kelanjutan cerita kamu sama Fauzan? Biar kamu plong ceritain ke aku".

"Jadi gini yum, Mengenai perkenalan aku dengan dia, tak begitu lama mungkin 1 minggu perkenalan ngga nyampe. Kami sama-sama memutuskan untuk Taaruf dengan cepat, supaya perkenalan kami lebih dekat, namun juga atas dasar-dasar islam yang mana yang harus kami bahas, dan ngga nya.

Ya, taaruf itu berjalan selama 5 bulan, yang pada akhirnya beginilah, apa yang kamu lihat sekarang Yum.

Perkenalan itu berjalan dengan lancar awalnya, hari demi hari kita lewati, cita-cita demi cita-cita kami susun sangat rapi, rencana demi rencana masa depan kami pun tak lupa kami tulis dalam agenda cita-cita kami yang begitu indah dan penuh warna serta arti.

Tiada hari yang kami lewati kecuali penuh dengan canda tawa, bahagia, dan senyuman yang selalu terhias di wajah kami setiap hari. Kami selalu bahagia sepanjang hari, detik, menit, dan berjam-jam kami habiskan dengan senyuman.

Kami selalu menyempatkan memberi kabar satu sama lain, kami enggan meninggalkan dan enggan ditinggalkan , Oh Tuhan, sungguh sangat manis rasa cinta itu.

Aku juga merasakannya, namun aku juga takut harus berteman dengan rasa kecewa dan penghianatan cinta, pikir hatiku waktu itu".

Sambung Nay lagi curhatan demi curhatannya yang keluar dari mulutnya.

"Jadi gimana Nay, kenapa jadi kok sampai pisah?, padahal kisah percintaan kalian udah kayak Qais dan Layla". Ucapku kepada Nay.

"Tak pernah ada pertengkaran, perselisihan pendapat pun tak ada Yumna, karena bisa dibilang pemikiran kami tak jauh beda, hampir sama. Jika ada pertengkaran pun, aku sudah biasa melihat sikap Fauzan yang sedikit berlebihan kepadaku. Tapi tak mengapa, aku menikmatinya. Karena aku tau, dia sangat cinta sama aku dan aku pun begitu. Jadi aku yakin, begitulah cara dia menunjukkan rasa cintanya. Malahan cintaku lebih besar ketimbang cintanya, sepertinya gitu".

Oh Tuhan, kenapa mereka saling mencintai tetapi dipisahkan, dan dipatahkan hatinya, hamba tau, Engkau adil wahai Tuhanku. Entahlah apa yang kau sembunyikan lewat pintu itu, di pintu hati Nay yang tersakiti dan juga sendu.


Hay guys apa kabar ?
Masih suka membaca tulisan saya kan ,
Oh iyaaaaa pastinya kan 😁🤭🤭 (PD gila)
Maafkan saya ya guys beberapa hari kemaren tasya gak ngepost tulisan saya selanjutnya...
Karena saya lagi sibuk hehe , yg mengharuskan saya berhenti sekejap untuk menulis 😁🤭

Hayuuuuu siapa penasaran untuk cerita-cerita selanjutnya ?
Ikuti terus alur cerita nya yaaah 😉
Gimana Nay ?
Gimana keadaan Nay ?
Gimana keadaan hati Nay ?
Apakah Nay mampu bangun dri keterpurukan ?









~Rumana Natasya~
Rindu tidak akan berasa nikmat
Jika kamu meletakannya kepada orang yang tidak tepat

Mengejar Bumi Dikejar NasibTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang