"Bolehkah aku jujur? Aku merindukanmu entah kenapa."
•
•
•Tiga hari entah kenapa berlalu begitu cepat. Namjoon baru saja menyelesaikan shift kerjanya salah satu restoran mewah sebagai tukang cuci piring. Lalu siang ini dilanjutkan dengan shift di cafe Hoseok.
Begitulah kehidupannya. Pagi sebagai tukang cuci piring, siang dan sore sebagai pelayan cafe, dan malam menjelang pagi sebagai kasir minimarket 24 jam. Terkadang di waktu tertentu ia menjadi guru private matematika dan fisika, walau ia hanya lulus smp tetapi Namjoon bisa belajar sendiri dari buku-buku di perpustakaan. Dan ia sangat pintar.
Walaupun tubuh Namjoon itu sedikit lemah, tetapi setidaknya uangnya masih cukup untuk membeli vitamin dan kebutuhannya yang lain. Sisanya ia berikan ke adiknya yang masih SMA di Ilsan. Ya, semua ia lakukan untuk adiknya, cukup ia saja yang berhenti sekolah, jangan sampai adiknya juga.
Siang ini begitu terik jadinya Namjoon berlari kecil menuju halte bus, terkadang Jaehwan datang menjemputnya dan mereka pergi bersama ke cafe Hoseok. Namun pria bermarga Lee itu kini masih ada urusan dengan keluarganya hingga belum bisa kembali ke Seoul.
Sedikit bosan dan kesepian sih, karena biasanya Jaehwan selalu mengajaknya bercanda hingga membuatnya nyaman. Jaehwan menyukainya--- bahkan mencintainya, namun sayang ia hanya menganggap pria itu sebagai kakaknya.
"Hyung, apa yang kau pikirkan?"
Namjoon tersentak saat Bambam menepuk bahunya, ia menoleh ke samping dan melemparkan senyumannya sebelum menggeleng pelan.
"Bukan apa-apa."
"Jangan melamun terus, istirahatlah sebentar." ujar Bambam tersenyum kecil.
Yang lebih tua hanya mengangguk paham, kemudian menatap bingung Jungkook yang tidak berhenti tersenyum sambil menopang dagunya di meja kasir.
"Sepertinya anak itu bahagia sekali." ujar Namjoon sedikit terkekeh, rasanya seperti melihat bunga-bunga imajiner bermekaran di sekeliling Jungkook.
"Eey... Jungkook itu tidak mau menceritakan ceritanya. Dia bilang kemarin dia baru saja kencan dengan seseorang yang sangat tampan, mereka sepertinya bertemu saat di acara pernikahan tuan Min dan Hoseok hyung." jelas Bambam.
"Kencan...ya? Aku jadi ingin merasakannya juga." gumam Namjoon dengan pelan, namun masih bisa didengar Bambam.
"Hooo... Kau kan bisa meminta ke Jaehwan hyung juga..." goda Bambam sambil menyikut lengan Namjoon.
Terlihat sedikit rona merah di pipi Namjoon. Bukan, ia tersipu bukan karena malu dan mengaku menyukai Jaehwan, tetapi karena mengetahui Jaehwan yang begitu mencintainya dan sering membantunya. Itu membuat Namjoon merasa tidak enak hati.
"Aku sudah menyukai orang lain, Bammie." aku Namjoon sambil mengingat Seokjin.
Bambam menutup mulutnya tidak percaya. Ia spontan berlatah dengan bahasa Thailand nya membuat Namjoon mengernyit bingung. "Biasa saja, tidak perlu sekaget itu, semua manusia pasti akan memiliki orang yang disukainya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ʜᴜɢ ᴍʏ ʜᴇᴀʀᴛ [ᴋꜱᴊ x ᴋɴᴊ]✔
Fanfiction|𝐓𝐡𝐚𝐧𝐤 𝐲𝐨𝐮 𝐟𝐨𝐫 𝐛𝐞𝐢𝐧𝐠 𝐭𝐡𝐞 𝐛𝐫𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐥𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐢𝐧 𝐦𝐲 𝐝𝐚𝐫𝐤 𝐥𝐢𝐟𝐞| • • • 🖤 [ᴊɪɴɴᴀᴍ] Warn: MPreg, BxB Status: [Completed]