-ˏˋ⋆ SEBELUM BADAI ⋆ˊˎ-

1.1K 140 2
                                    

⊹      ˚

. ˓˚      ✿    .      ⊹  .        ⊹    ˚

. ˓˚      ✿   .      ⊹

──────✥⬚۪۪❁۫۫₍⚘⁾۪۪❁۫۫⬚✥──────


              "Kamu, siapa ya?" tanya gadis yang Rose ketahui bernama Chaeyeon.

"Em, gue Rose."

Rose bisa melihat bahwa Chaeyeon sedang mengerutkan dahinya bingung, seperti mengingat sesuatu sambil menatap Rose menyelidik.

"G-gue, teman masa kecilnya Jaehyun," sambung Rose sambil mengulurkan tangannya.

Perlahan senyuman terbit dari wajah Chaeyeon, "Gue Chaeyeon, pacarnya Jaehyun." sambil membalas uluran tangan dari Rose.

"Gue baru tau kalau Jaehyun punya teman masa kecil," lanjut gadis bernama Chaeyeon, sambil melepas jalinan tangan keduanya. Rose bisa merasakan terdapat nada curiga dibalik suara yang lembut milik gadis tersebut.

Rose diam sejenak menatap ranjang Jaehyun, sebelum akhirnya matanya membulat, tanda bahwa ia menemukan ide.

"Gue emang baru-baru ini tau Jaehyun dirawat. Gue tau dari suster yang juga ngerawat nenek gue disini," jelas Rose, sedikit berbohong, berharap gadis di depannya ini tidak curiga, karena bagaimana pun gadis ini yang nantinya akan Rose selidiki, jadi setidaknya ia harus menjalin hubungan baik dengan gadis ini.

"Oh, okay. Kalo gitu, gue pulang dulu ya," pamit Chaeyeon sambil melihat jam di tangan kanannya.

Rose hanya membalas dengan anggukan kepala, lalu menatap kepergian Chaeyeon dengan pandangan sulit diartikan.

Rose menatap lekat-lekat mahluk mengerikan dengan muka sedikit rusak, mata yang bewarna merah, dan juga tubuh tinggi hitam, seperti hangus, yang sedari awal Rose memasuki ruangan ini, mahluk tersebut berada dibelakang Chaeyeon. Dan yang paling parahnya adalah, Rose bisa merasakan aura negatif yang besar dari mahluk tersebut.

"Lu lihat mahluk tadi?" tanya Rose dalam hati, sambil menatap Jaehyun yang berada di samping kanan ranjang, di mana sedang menatap raganya yang tertidur pulas.

Jaehyun lalu menoleh kearah Rose dan menganggukan kepalanya. Rose menatap Jaehyun dalam dan berujar dengan mantap melalui batinnya,

"Gue rasa mahluk tadi terlibat dalam kejadian kecelakaan yang lu alami."


──────✥⬚۪۪❁۫۫₍⚘⁾۪۪❁۫۫⬚✥──────


beberapa hari kemudian

Jennie melangkah sedikit terburu-buru menuju jalan di depan komplek perumahannya, takut jika ada yang melihatnya saat ini.

Hingga akhirnya matanya menemukan sebuah mobil bewarna hitam, dengan nomor kendaraan yang  akhir-akhir ini Jennie hapal di luar kepala, yang terparkir di seberang jalan.

Jennie mengetok jendela mobil tersebut, hingga akhirnya jendela tersebut turun perlahan dan menampakkan lelaki yang tersenyum hangat kearahnya, "Yuk buruan."

Jennie membalas dengan senyuman yang sama hangatnya sebelum menganggukkan kepala dan masuk ke dalam mobil tersebut.

Hanya suara alunan musik yang menemani perjalanan kedua orang tersebut, baik Jennie ataupun lelaki di sebelahnya enggan untuk membuka suara. Sesekali keduanya saling melirik, lalu tak sengaja bertatapan dan berakhir sama-sama tersenyum salah tingkah, atau lebih tepatnya hanya Jennie yang salah tingkah, karena nyatanya lelaki yang duduk di bangku kemudi tersebut tersenyum karena gemas dengan Jennie.

Rasanya hari ini terasa berjalan dengan sangat baik dan tepat bagi Jennie.

──────✥⬚۪۪❁۫۫₍⚘⁾۪۪❁۫۫⬚✥──────


"Kamu kenapa ngehindar dari aku? Aku ada salah?"

Yeri yang mendengar pertanyaan Jungkook hanya bisa menunduk diam sambil meremat kesepuluh jari-jemarinya. Keduanya sedang duduk di bangku teras rumah Yeri, yang kebetulan hanya ada Yeri dan kakak sulungnya di rumah, Seokjin. Kakak sulungnya itu sudah menikah dan kebetulan istrinya yang bernama Irene sedang hamil yang sekarang sedang beli perintilan keperluan bayi bersama kakak keduanya, yaitu Jisoo. Kedua orangtuanya sedang keluar Kota. Seharusnya sekarang Yeri sedang ikut bersama Jisoo dan Irene, ia juga sudah siap, tetapi tiba-tiba Jungkook datang, dan berakhir dengan Yeri yang sedikit canggung seperti sekarang ini.

"Yer--"

"A-aku udah tau semuanya."

Melihat Yeri yang berucap dengan sedikit terselip nada amarah, membuat Jungkook mengangkat kedua alisnya,

"Maksud kamu?"

Yeri mengangkat kepalanya, lalu menatap Jungkook dengan sendu.

"Antara kamu dan Lisa."

Dapat Yeri lihat perubahan wajah Jungkook yang sekarang sedang menunjukkan ekspresi kaget dan gugup.

Jungkook yang tak kunjung bersuara membuat Yeri menghembuskan napas pelan,

"Kamu pacar aku dan aku sayang sama kamu. Tapi Lisa juga sahabat aku dan aku juga sayang Lisa. Lisa udah cerita ke aku dan sahabat aku yang lain. Dan setelah tau apa yang terjadi, aku gak bisa menempatkan diri aku. Jadi, aku gak akan memaksa kamu untuk cerita ke aku sekarang. Tapi yang jelas, aku tetap butuh cerita dari sudut pandang kamu, supaya aku bisa menempatkan diri aku dengan benar. Setelah itu, aku mau kamu untuk ketemuan sama Lisa."

Setelah berucap panjang lebar, Yeri masih menunggu reaksi dari lelaki di hadapannya ini. Tetapi sudah lima menit, Jungkook tak kunjung buka suara.

Yeri menghembuskan napasnya pelan, "Kita gausah ketemuan dulu, sampai nanti kamu siap cerita ke aku..." ucap Yeri lirih, lalu beranjak dari duduknya dan melangkah memasuki rumahnya.

.
.
.
.

vomment ya gaes!♡

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

vomment ya gaes!♡

GirlsWhere stories live. Discover now