PROLOG

1K 145 33
                                    

Seseorang bersanggul rapi dalam balutan trench coat hitam dan topi baret abu-abunya yang tampak classy dan chic di dalam sebuah kendaraan mewah itu, tengah sibuk mengamati seseorang dengan teropong kecil di tangan-nya yang berbalut black gloves transparan.

Kedua alis dark brown-nya yang tebal, mencuat tinggi akibat rasa penasaran. Iris hazel-nya pun kian meneliti setiap pergerakan misterius dari pria berjas hitam dengan rambut merahnya yang begitu eye catching di bawah teriknya sinar matahari.

Tatapan bengis gadis itu selalu awas menyisir keadaan di sekitarnya. Melalui teropong kecil yang digenggam-nya saat ini, ia melihat dengan jelas pria berambut merah itu, yang tampak berbincang-bincang akrab dengan seorang berperawakan tinggi kekar dan berwajah familier, yang tidak lain dan tidak bukan merupakan seorang anggota parlemen House of Common, Mr Grissham.

Pak tua bujangan berumur 54 tahun itu disinyalir sebagai pembelot negara yang telah membocorkan rahasia birokrasi kepada salah seorang pendiri Multi National Cooperation pengelola pertambangan minyak dan gas alam di Iran untuk memperkaya diri.

Di balik senyum mematikannya, gadis berteropong itu pun mencibir, "Kau pikir bisa lolos setelah membocorkan informasi terkait birokrasi negara demi memperkaya diri ? Tch, anda semua salah besar, Tuan. Trust me, this will be your last day."

Gadis itu memperbesar resolusi ke arah wajah target untuk membaca gerak bibirnya yang memuat beragam informasi tersirat. Kecerdasan IQ-nya mulai memproses beragam informasi yang diperoleh layaknya teknologi Artificial Inteligence super canggih.

Ia sesekali menurunkan teropongnya dan berdesis, "Ck, sial! Mereka telah mencium adanya pergerakan secret agent di sekitar sini."

Dan lagi, sosok kharismatik itu pun kembali mengoperasikan teropong jarak jauh-nya yang beresolusi tinggi dengan titik akurasi yang akurat dan jernih. Sosoknya yang begitu loyal dan penuh ambisi tak sedetikpun mengalihkan atensinya dari target incaran.

Pria berambut merah itu dilihatnya mulai memasuki sebuah mansion di kawasan perumahan elit, Kensington West London.

Gadis itu lantas mengangkat dagunya pongah, ia menurunkan teropongnya secara perlahan, disusul dengan bibir merah glossy-nya yang sontak mulai mengukir garis lengkung tak biasa.

Sosok itu kemudian merogoh handy talky-nya di dalam tas Prada, seraya berbisik.

"Di sini agent G-12 (Ji-Twelve), target baru saja memasuki sebuah mansion di wilayah Kensington. Gunakan plan B, kita telah terdeteksi. Pastikan kali ini skenario penyelidikan berjalan dengan mulus. Be careful, they are sly as a fox."

Sosok itu kemudian membuka pintu mobilnya dan mengambil sebuah tas Dior mini berwarna gold yang hanya berisikan sebuah pena, lipstick dan compact powder.

Sosok wanita ber-trench coat hitam elegan itu berjalan lemah gemulai dengan sangat manipulatif.

Lenggok-lenggok tubuhnya ketika berjalan di atas stiletto heels setinggi 10 cm itu memberi kesan tersendiri bagi siapapun yang melihatnya. Dia wanita yang sangat cantik dengan kedua mata cemerlangnya yang indah menawan bagaikan rubah arktik.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝑬𝒅𝒆𝒗𝒆 ( 𝑻𝒉𝒆 𝑯𝒂𝒓𝒓𝒊𝒔𝒔𝒐𝒏'𝒔 𝑺𝒆𝒓𝒊𝒆𝒔 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang