Terik matahari yang menyengat,tidak memadamkan semangat Ardi untuk terus menyusuri tepian sungai yang airnya terlihat jernih dan dangkal.Airnya jernih,namun terlihat kotor.
onggokan sampah plastik yang terlihat mendominasi sepanjang aliran sungai tersebut.namun hal ini tidak menghalangi niat Ardi untuk memancing di sungai ini.
Sejauh kaki melangkah,Ardi belum juga berhenti untuk melemparkan mata kail pancingnya.
namun matanya tidak berhenti mengamati aliran sungai yang mengalir pelan.
ikan kecil kecil berlarian kesana kemari seperti menggoda Ardi untuk melempar mata kail pancingnya.
kini Ardi sudah mulai merasa berat langkah kakinya,sebuah jembatan pada sungai tersebut menjadi tempat yang menarik hatinya untuk melempar mata kail pancingnya.
namun kesabaran Ardi tidak membuahkan hasil,
cukup lama dia menanti,tak seekor ikan yang dia dapatkan."ah...mungkin geser ke dam itu"
pikir Ardi.dia kembali melempar mata kail pancingnya,dengan termangu dan harapan agar ada ikan yang memakan umpannya.
"dapet ikannya?"
Ardi menoleh kearah asal suara,seorang pria tua yang berdiri di jembatan tempat dia mancing sebelumnya.
"belum cak Ri..."
tatapan mata Ardi kembali kearah pelampung mata kalinya.
sementara orang yang dipanggil cak Ri itu berjalan menghampiri dirinya.Cak Ri duduk disebelah Ardi,namun tidak ada sepatah katapun yang keluar dari bibirnya.
dia cuma diam,namun sorot matanya tidak pernah lepas dari aliran sungai yang banyak sampah plastiknya tersebut."kok diem cak?"
tanya Ardi dengan sedikit heran,karena pria tua ini terdiam semenjak duduk di sampingnya.
"ada sejarah besar yang terjadi di dam ini"
Ardi terdiam,pikirannya bertanya tanya.
"sejarah apa?"
ucap Ardi dalam hati."kau tahu....?"
"tidak cak Ri"
"anak muda sekarang,tidak mau tahu tentang sejarah"
"sejarah apa cak Ri?"
"akan aku ceritakan"
Cak Ri terdiam sesaat,dia lihat Ardi.
dia khawatir jika Ardi tidak serius mendengarkan ceritanya.
namun setelah dia pastikan Ardi benar benar terlihat serius mendengarkan ceritanya,barulah mulai dia bercerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Majapahit 1295 Dam Tambak Beras
Ficción históricaPengangkatan Nambi oleh raden Wijaya sebagai mahapatih amangkubhumi majapahit,menjadi sebuah polemik yang teramat pelik. Ranggalawe dengan sikap beraninya, secara terang terangan menentang keputusan raden Wijaya ini. Bagi Ranggalawe,Nambi bukanlah o...