Berburuk Sangka.

65 4 0
                                    


Sungguh apa yang raja Kertarajasa jayawardhana sampaikan melalui dyah Halayudha, tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh Ranggalawe.

Orang yang selama ini dia agung agungkan, dan dia bantu perjuangannya untuk mendirikan kerajaan majapahit, ternyata tidak pernah menganggap dirinya berjasa.

Hal kini membuat Ranggalawe begitu membenci raja tersebut.

Seandainya Ranggalawe tahu yang sebenarnya, mungkin dia akan berpikir ulang, tentang kesiapan para prajuritnya dalam kesiapan menghadapi serangan majapahit, jika sewaktu waktu Tuban akan diserang.

Sebenarnya banyak kebimbangan pada diri Ranggalawe, bagaimana mungkin raja Kertarajasa jayawardhana langsung memvonis dirinya memberontak.

Padahal di majapahit ada ayahnya, Arya wiraraja dan pamannya Lembu sora, Ini sungguh sangat ironi dalam pemikirannya.

Namun terlepas dari itu semua, secara sembunyi sembunyi dia sudah mempersiapkan para prajurit Tuban, jika perang benar benar terjadi antara Tuban dengan majapahit.

Hembusan angin laut Tuban, terasa juga berhembus lembut ke kota raja majapahit.
bagai menusuk relung hati raja Kertarajasa jayawardhana, apa yang Ranggalawe pikirkan, ternyata sama dengan apa yang dia pikirkan saat ini.

Api kebusukan yang keluar dari mulut dyah Halayudha, membuat dua orang yang sangat dekat ini mulai saling curiga.

masing masing hatinya telah terbakar oleh api yang dyah Halayudha ciptakan.

Raja Kertarajasa jayawardhana sangat tidak mengerti dengan apa yang Ranggalawe pikirkan.

Hanya karena sebuah jabatan,dia langsung bermaksud memberontak pada majapahit.

"paman dyah Halayudha, aku mohon kembalilah ke Tuban, dan temui Ranggalawe"

"baik gusti prabhu"

"katakan padanya untuk mengurungkan niatnya"

Dyah Halayudha kembali mendapat angin segar atas perintah prabhu Kertarajasa jayawardhana.

Sekarang dia akan berusaha membuat Ranggalawe kian panas dengan situasi ini.

Kedatangan kali kedua dyah Halayudha ke Tuban, tidak meredakan suasana, bahkan memperkeruh suasana.

Ranggalawe yang sebelumnya sudah terbakar api kebencian pada prabhu Kertarajasa jayawardhana, kian menjadi jadi.

Ada yang dyah Halayudha sampaikan kian membuat Ranggalawe panas dingin.

Dia mengatakan, jika saat ini para prajurit majapahit sudah bergerak di bawah pimpinan Kebo anabrang dan Lembu sora.

"mereka sudah bergerak saudaraku Ranggalawe, sebagai orang yang bersimpati kepadamu, aku katakan ini adalah yang sebenarnya"

Ucapan dyah Halayudha ini kian membuat Ranggalawe berang , tanpa pikir panjang lagi.

"Jalak suto......siapkan prajurit sekarang, kita serang majapahit"

perintah Ranggalawe pada orang terdekatnya.

Panasnya hati Ranggalawe sangat menggembirakan bagi dyah Halayudha, karena inilah yang dia inginkan.

Ranggalawe kian serba pelik dalam masalah yang dia ciptakan ini, bagaimana tidak, pamannya sendiri Lembu sora, yang selama ini dia dukung, malah kini berbalik arah memusuhi dirinya.

"Jalak suto.., besok kita berangkat, kita hancurkan majapahit"

Dyah Halayudha sangat paham dengan kekuatan Ranggalawe, baginya tidak akan mudah bagi para prajurit Tuban untuk mengalahkan majapahit.

Ada hal yang sangat menggembirakan bagi dyah Halayudha, karena Ranggalawe akan bergerak menuju majapahit lewat jalan darat.

Kesempatan ini tidak disia siakan oleh dyah Halayudha untuk kembali lebih cepat ke majapahit.

Majapahit 1295  Dam Tambak BerasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang