4

627 107 8
                                    

"Besok di perpustakaan umum yah."

Suara bising alarm menyadarkan [Name] dari lamunannya. Tunggu, lamunan? Bukan terbangun? Yah, apa yang kau harapkan dari si murid teladan, bangun tentu sebelum alarm berkoar koar. Dan itu bukanlah hal yang langka lagi bagi si gadis bersurai [h/c] ini.

Kini dirinya tengah menyibukkan diri memasak sarapan untuk keluarganya. Tepat setelah ia selesai menaruh porsi piring terakhir di meja makan, seorang pemuda bersurai [h/c] muncul dari balik dinding pemisah antara dapur dan ruangan lain.

"Selamat pagi kakak."

Ucap sang pemuda sambil menguap lalu mengambil salah satu tempat duduk di set meja makan tersebut. Adik dari gadis ber-netra [e/c] itu pun kini mengatupkan kedua tangannya sambil menggumamkan ucapan selamat makan yang kemudian disambut oleh pukulan dikepala oleh [Name] sendiri.

"Mandi dulu baru makan Yuuki. Sudah berapa kali kakak ingatkan?"

Sang adik yang memiliki netra berwarna biru itu hanya nyengir kemudian pergi menuju kamar mandi untuk melaksanakan perintah sang kakak.

"Sudah mau SMA tapi masih belum berubah, Dasar."

Gumam [Name] sambil menghela nafas, ia pun pergi menuju kamarnya sendiri untuk menyiapkan barang yang akan ia bawa nantinya untuk kerja kelompok.

"Morisuke-san tidak memberitahu kapan berkumpulnya, mungkin lebih baik aku berangkat lebih cepat saja agar ia tak menunggu."

Pikir [Name] yang kini tengah melihat jam dinding di kamarnya yang menunjukkan pukul 07.34 .

[Name] pun kembali menuju lantai bawah sambil membawa handphone miliknya. Sebenarnya [Name] ingin mengirimkan sebuah pesan teks untuk menanyakan waktu mereka berkumpul, namun ia takut. Berpikir kalau kalau dirinya akan mengganggu kesibukan Yaku.

Toh, tiada salahnya datang lebih cepat karena ia juga ingin melihat-lihat buku baru di perpustakaan.

Kini, dirinya telah menunggu di perpustakaan umum sembari menyibukkan dirinya dengan sebuah novel ditangannya.

Halaman demi halaman di susurinya hingga sebuah tangan menyentuh bahunya dan menyadarkan dirinya dari dunia fantasi yang tengah ia masuki sebelumnya.

Saat berbalik terlihatlah olehnya si pemuda bersurai krem yang kini tengah melambaikan tangannya sambil menggumamkan sebuah kata sapaan dengan pelan.

Ini perpustakaan, tak ada yang mau berisik kan?

Yaku—si pemuda bersurai krem— itupun mengambil tempat duduk disebelah sang gadis bernetra [e/c] tersebut sembari sedikit menjaga jarak diantara mereka.

Sang gadis disebelahnya hanya sedikit memiringkan kepalanya kearah samping tanda bingung.

"Apa aku membuatnya tak nyaman?"

Pikirnya, sedangkan si pemuda itu sendiri hanya berteriak girang dalam hatinya.

Hei, manusia mana yang tidak senang bertemu dengan 'gebetan' nya?

[Name] pun hanya menganggap itu sebagai hal yang wajar, lagipula mereka juga tidak terlalu saling kenal dan tidak terlalu dekat wajar saja ia tak nyaman pikirnya.

Ia pun membuka tasnya, mengambil perlengkapan berupa kotak pensil serta buku dan kerras yang telah diberikan oleh guru tersayang mereka yakni Asaka-sensei.

Yaku juga melakukan hal yang sama, bedanya ia tidak mengeluarkan kotak pensil. Namun hanya sebuah pensil mekanis berwarna merah terang.

Setelah 'acara bersiap-siap' mereka telah selesai mereka pun terdiam.

"Eh?"

Pikir keduanya, bahkan sang senseless princess sendiri pun merasakan hal yang sama dengan Yaku sekarang.

Canggung

[Name] mungkin tidak peka dengan perasaan orang, tapi ia peka dengan keadaan konyol macam ini.

Keduanya masih terdiam sampai suara baritone milik Yaku memecahkan suasana sepi itu.

"Ayo mulai?"

____________________________________

a/n::

100% rlly sorry bout the slow updates;') stay safe dan dirumah aja ya readers-dono.
-Orion

Ref:Rain [Yaku Morisuke x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang