permohonan ibu

68 33 15
                                    

Zupiter pun bangkit dari tempat tidurnya. Lalu menjemur seprai nya yang basah akibat guyuran air yang dilayangkan oleh kaka nya tadi. Tidak menunda waktu, dia pun langsung bergegas mandi untuk mengantar kaka nya pemotretan. Ya. Raisya Rawlin Siregar adalah anak pertama dari pasangan Hans dan Zifra. Dia seorang model, kecantikan nya pun tidak kalah dengan Zuzu. Tapi, menurut kaum adam Zuzu lebih cantik dari pada Kaka modelnya itu.
Selisih umur antara Zupiter dan Raisya  sekitar 2 tahun. Zupiter saat ini menginjak usia 13 tahun sedangkan Raisya berumur 15 tahun.

"Zuzuuuuuuu udah belum siii elahh lama bangett!" Teriak Raisya sambil berjalan ke kamar zupiter.

Zupiter yang merasa namanya di panggil dengan begitu keras itu sontak kaget ketika mendapati kakanya yang masuk kedalam kamar sambil membanting keras pintu kamar Zuzu. Dia pun menoleh ke asal suara itu.

"Zu, Lo mau nganter gue apa mau ke acara kawinan hah? Dandan lama banget! Buruan nanti gue telat. Lo mau tanggung jawab kalo gue ga jadi foto shot?" Bentak Raisya sambil berkacak pinggang. Dan Zuzu hanya menggeleng pelan sambil menundukan kepalanya tak berani menatap kakanya jika sudah marah.  "gue tunggu di luar" lanjutnya sambil menghentakkan kaki kasar dan melangkah keluar.

"Huhhhfttt" Zuzu menghembuskan nafas nya lega Sambil bergidik ngeri. Ya walaupun Kaka nya itu cantik, seorang model, terlihat lugu jika di foto namun realita nya sangat berbeda. Sikapnya terhadap adik kandung nya ini memang kurang baik. "Coba aja kalo media tau sifat aslinya kaya gimana, hmmm" batin Zuzu kesal pada perlakuan Kaka satunya ini. Walaupun dia kesal dengan perlakuan Kakanya, tapi dia tidak bisa meluapkan kekesalannya langsung. Dia takut kalau itu hanya akan menambah masalah nya saja.

Ketika Zuzu selesai dengan kesibukan berdandan nya di kamar, ia langsung turun ke lantai bawah menuju ruang keluarga. Disana terlihat ibu nya tengah menyantap sarapan bersama dengan anggota keluarga yang lain. Terlihat sangat ramai tidak seperti biasanya, yang hanya diisi oleh ayah,ibu, omah, dan kakanya. Apakah ada tamu? Ia menatap satu persatu keluarga nya itu. Ternyata bibi beserta paman Zupiter dan saudara nya sedang berkunjung kerumahnya. Ya, memang mereka sering sekali berkunjung ketempat tinggalnya itu. dan hal itu lah yang sangat ia khawatir kan. ia sangat tidak menyukai jika bibi dan saudaranya itu berkunjung. Karna dengan adanya mereka, Raisya lebih leluasa untuk menggangu Zuzu, tentu saja dengan bantuan bibinya. Entah kenapa kakanya, bibinya, dan saudaranya ini sering sekali bersikap semena-mena padanya dan selalu mengganggu hidupnya. Tapi tidak berlaku jika ayah nya sedang berada di samping Zuzu. Mereka tidak berani mengganggu zuzu apalagi melukai. Hans sangat menyayangi putri bungsunya ini dia rela berkorban nyawa demi kebahagian putrinya.

Sampai di ruang keluarga, tidak ada sama sekali yang menyadari kedatangannya. Tidak ada yang menyadari, bahwa ia sedang berdiri dari tadi menunggu seseorang untuk menyuruhnya duduk dan ikut bercanda riang di situ. Ia muak dengan sikap keluarganya ini. Apa ada yang salah dengan dirinya? Sehingga ia merasa di asing kan oleh keluarganya sendiri. Apa dia salah telah lahir ke dunia? Padahal di usianya yang begitu muda ia sangat menginginkan kasih sayang dari keluarganya.

Zuzu yang melihat keharmonisan dari dua keluarganya ini sangat muak. Ia iri. Kenapa dia selalu di asingkan? Dia pun beranjak pergi dari tempat ia berdiri sedari tadi. Tidak ada yang menyadarinya juga kan? Untuk apa dia melihat pemandangan yang membuat dirinya semakin jengkel.

Diluar Zuzu sedang duduk sambil melamunkan hal yang tidak penting. Pandangan nya kosong kedepan hingga tidak menyadari ibunya sudah duduk disampingnya.

Zuzu yang menyadarinya langsung terheran heran. Pasalnya, ibunya ini tidak pernah ingin melihatnya, tapi dia malah duduk disamping Zuzu sambil menatap matanya. Tidak ada dari mereka yang bersuara. Suasana jadi canggung karena memang anak dan ibu ini sudah lama tidak berkomunikasi bahkan untuk duduk disamping seperti ini pun sangat jarang. Paling paling bicara hanya sebutuhnya jasa. Tak lama, kini wanita yang bernama Zifra Lira Kimberly yang notabennya sebagai ibu nya pun mulai bersuara.

"Zu, kamu tau kan sejak kepergian mas Farhan, saya sangat tersiksa dan saat itu juga saya sangat tidak menginginkan kamu ada di dunia ini lagi. Karna kamu, suami yang sangat saya cintai meninggalkan saya selamanya. Kamu memang  anak kandung saya saat masih ada mas Farhan. Tapi julukan anak yang saya berikan dulu kepadamu itu sekarang tidak berlaku lagi. Sudah lenyap selamanya bersamaan dengan mas Farhan." Ucap Zifra pada Zuzu sambil mengulas senyum jahat dibarengi dengan tetesan air mata.

Zuzu merasa sangat terpukau mendengar perkataan dari ibu yang sangat ia cintai ini. Bagaimana mungkin dia tega berkata seperti itu? Dan apa katanya tadi? Tidak menginginkan Zuzu ada di dunia ini lagi? Lantas kenapa dia tidak mengakhiri hidupnya saja jika memang dia tidak menginginkannya lagi? Untuk apa seorang anak bertahan tanpa jika ibu nya membenci dirinya?

"Bu, aku minta maaf. Aku bener bener minta maaf bu. Aku tau aku salah, aku yang menyebabkan papah meninggal aku sadar bu aku tau. Tapi apa ibu tau cerita yang sebenarnya seperti apa? Ibu ngga tau kan? Jadi aku mohon bu kasih aku kesempatan untuk menceritakan semuanya." Ucap Zuzu sambil mengusap air matanya kasar.
"Bu, selama 6 tahun aku nyimpen rahasia ini, rahasia yang mungkin membuat ibu lebih kecewa, rahasia penyebab kematian papah.  Aku simpen semuanya baik-baik Bu. Aku tutupin rahasia ini serapat mungkin. Karna aku tau kalo aku menceritakan itu saat pemakan papah pasti ibu gaakan percaya sama aku. Jadi aku lebih baik menyimpan ini semua. Tapi aku mohon untuk kali ini dengarkan aku bu." Ia lantas memegang tangan ibunya lalu duduk di bawah kakinya. "Aku mohon" lanjutnya memohon sambil menundukan kepala seraya menyatukan kedua tangannya memohon.

"Cukup! Saya tidak ingin mendengarkan perkataan mu lagi! Apa pun itu. Sekali pembunuh tetap saja pembunuh." 

deg

Pembunuh? Siapa? Zuzu? Keterlaluan!! Benar benar kelewat batas! Kesabaran Zuzu kini telah habis! Dia rasanya ingin sekali mengakhiri hidupnya sekarang juga.

"Dan saya mohon sama kamu jauhi putri saya Raisya! Jangan memberikan pengaruh buruk kepada anak saya. Kamu tau kan karier anak saya itu sedang bagus dia sedang naik daun. Dan saya tidak mau jika karier anak saya jatuh gitu aja karna kamu! Dan kalau Raisya meminta kamu menemani dia pemotretan, tolak ajakan Raisya. Saya tidak mau putri saya satu satunya itu menerima ejekan dari masyarakat karna jalan berdampingan dengan seorang pembunuh ayah nya sendiri!" Tegas Zifra sambil melangkah pergi ke dalam rumah meninggalkan Zuzu sendri yang mematung di tempat membiarkan air matanya mengalir deras membanjiri wajah cantiknya ini.

Sejenak zuzu terdiam mematung ditempat sampai tidak terasa air matanya mengalir begitu saja. Dia pun jatuh ke tanah lalu menangis sejadi jadinya, meluapkan semua rasa sakitnya, emosi, dan kekesalannya. Menangis memang tidak akan merubah apapun tidak akan juga membangkitkan seseorang yang sudah tak bernyawa. Tapi menangislah yang hanya bisa ia lakukan.

"Aku salah apa ibu... Aku hanya korban dari ketidak Adilan mereka Bu... Aku hanya korban mereka... Hiks hiksss" lirih Zuzu pelan menahan dada nya yang sakitt.

........


Hallo semuanya...

Nah terkuak deh satu masalah Zuzu ini. Sekaligus penyebabnya lagi hhu

Semoga suka ya sama ceritanya😍 hhee maap kalo masih berantakan

Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya untuk memotivasi dan lebih memberi aku semangat💛

See you next part 🦋

Zupiter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang