Keberanian

42 25 9
                                    

'Glek glek glek glek'
suara khas tenggorokan seseorang ketika sedang minum, terdengar sangat nyaring hingga ketiga manusia yang berada dihadapannya pun menggeleng takjub bersamaan. Ya, yang sedang meminum minuman itu adalah Zuzu. Dia terlihat sangat kehausan seperti habis lari maraton saja, padahal hanya mengejar layangan.

Kini keempat manusia itu sedang berada di suatu tempat yang menyuguhkan banyak makanan dan minuman segar. Sesudah kegiatan sibuk berlari nya tadi, Zuzu mampir ke warung yang dekat dengan lapangan disitu, untuk sekedar menghilangkan dahaga nya dan rehat sejenak. ketiga temannya pun menghampiri nya dan ikut beristirahat.

"Zu, tadi Lo kurang kerjaan banget deh ngejar layangan. Faedahnya apa dah?" Tanya Andini membuka obrolan.

Zuzu memutar bola matanya malas. "Suka suka dong" jawabnya sambil menaruh soft drink  ke meja dihadapannya

Brakkkk

Tiba-tiba meja yang berada di hadapan Zuzu digebrak sangat kencang hingga membuat seisi penghuni warung kecil itu kaget bukan main apalagi zuzu. Pasalnya yang meng-gebrak meja itu adalah kakanya. Raisya

"Eh ada ka Rawel tu" ledek Andini

"Heh! Nama gue RAISYA RAWLIN bukan Rawel. Bocah!" Jawabnya dengan nada meninggi sembari menegaskan disetiap katanya.

Andini cengengesan melihat kekesalan di wajah Raisya. Dia memang senang membuat orang lain marah. Itu lah hoby dia.

"Kenapa?" Tanya zuzu dingin dengan wajah datarnya, ekor matanya melirik sinis perempuan yang berada di sampingnya.

Raisya sontak membulatkan matanya kaget sekaligus takjub dengan ekspresi sang adik yang tidak biasa itu. Karna menurutnya ini bukan lah sikap zuzu.

Raisya menatap Zuzu dengan tatapan aneh, tidak biasanya dia bersikap sedingin ini. Pasalnya, jika Raisya sudah marah seperti ini Zuzu hanya bisa ketakutan. Dan itu mampu membuat Raisya bahagia dengan membuatnya ketakutan.

Menyadari hal itu, Raisya buru-buru merubah ekspresi sebelumnya menjadi marah seperti semula. "Masih tanya kenapa lagi! Gausah so polos deh Lo! Dasar gatau diri!" Bentak Raisya geram dengan tingkah adiknya.

"Kenapa lo malah kelapan gini? Lo tadi janji kan mau anterin gue pemotretan hari ini? Lo lupa ya, lo itu NUMPANG di rumah gue. Jadi lo harus turutin semua perintah gue!" Lanjutnya berkacak pinggang sembari menegaskan kata 'Numpang'

Andini yang sangat kesal mendengar perkataan dari Raisya hendak ingin membela zuzu karna sedari tadi dia hanya diam tidak menggubris perkataan Raisya. Namun saat dia hendak beranjak dari duduknya nya tangannya di tahan oleh Rafka yang mengisyaratkan untuk tidak mencampuri urusan kedua perempuan itu.

"Zu! Lo denger gue ga siii?" Raisya mulai kesal dengan sikap adiknya ini. Pasalnya dari tadi dia hanya menatap kosong kedepan tanpa menatap dirinya sedikitpun.

Zuzu mengingat perlakuan Raisya yang selalu menemaninya saat pemotretan.

Flashback on

Zuzu sudah sampai di lokasi tempat pemotretan raisya. Dia berjalan di belakang Raisya dengan membawa banyak barang bawaan yang suatu saat Raisya butuhkan saat pengambilan foto nya.

"Heh! ambilin gue minum dong haus ni diem mulu lo babu!" Pinta Raisya yang sekarang sedang duduk di kursi, di dalam studio pemotretan.

"Niih ka" ucap Zuzu sembari menyodorkan botol minum yang dipinta Raisya tadi.

"Tunggu, apa tadi? ka? Lo bilang dia ka? Dia Kaka lo? Lo Zupiter kah?" Tanya seorang perempuan cantik tiba-tiba yang berjalan mendekati ke arah mereka.

Zupiter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang