***
4 bulan berlalu, semua keadaan tampak mulai berbeda. Yang dulunya mereka masih seorang remaja anak SMA, sekarang sudah berganti menjadi seorang yang lebih dewasa lagi, sekarang mereka menjadi anak mahasiswa dengan kecerdasan masing-masing. Sebagian dari mereka ada yang tidak satu universitas, namun hal itu tidak akan membuat pertemanan mereka memudar.
Justru mereka semakin erat dalam pertemanan itu.
Sekarang, di sebuah kantin megah dari universitas yang mereka tempati, sudah ada 3 pemuda dan 2 orang gadis dengan casual sederhana namun tetap terlihat menarik. Letak universitas yang mereka tempati masih berada di Jakarta. Sengaja, sih, karena mereka semua tidak mau kuliah di tempat-tempat jauh. Semua universitas itu sama saja, tergantung bagaimana kita belajarnya.
"Sialan, hari ini gue lagi di kejar deadline sama Dosen nggak jelas itu." gerutu Bara yang sibuk dengan laptop-nya sendiri.
"Apalagi gue, belum buat skripsi sama sekali padahal sidang udah minggu depan." timpal Raka sambil mengintip ke arah laptop Bara yang sedang menyala. Di satu tangan Raka sudah ada segelas vanilla latte yang memang sudah menjadi minuman kesukaan nya.
"Kerjain, Rak, jangan terlalu males-malesan. Kerjain pake otak sendiri, keseringan joki nggak akan buat diri lo makin pinter," kata Arga yang posisi duduknya berhadapan dengan mereka berdua.
Mendengar itu, Raka menyengir kecil. "Masalahnya bikin skripsi nggak gampang, Ga."
"Peran lo di sini sebagai apa?"
"Mahasiswa lah."
"Berarti lo udah, tau, kan, seorang mahasiswa itu tugasnya apa?" Raka hanya diam, tak mampu menjawab lagi. "Kasian orang tua lo udah bayar mahal-mahal, tapi anaknya masih nggak pinter juga. Lebih baik lo ubah diri dari sekarang, biar masa depan lo juga cerah."
Bara yang ikut mendengar nasihat Arga untuk Raka, ia tertawa pelan. Sebenarnya Raka ini pintar, kalau pemuda itu ada kemauan untuk belajar. Namun sayangnya, Raka terlalu menggampangkan sesuatu tanpa memikirkan masa depannya nanti.
"Dengerin, tuh," ucap Bara sambil menepuk bahu Raka.
"Iya nanti gue bikin skripsi sendiri aja, tapi lo ajarin gue, Bar," jawab Raka.
"Cuman ajarin, bukan bikinin."
"Ck, iya bacot."
Ara dan Jane yang berada disana juga, hanya terdiam tanpa mau ikut campur apa-apa. Mereka berdua terlalu asik dengan dunianya masing-masing. Sampai tiba-tiba mereka semua dikejutkan dengan kedatangan Lucas dan Andi.
Kedua pemuda itu datang sambil menepuk bahu Raka cukup keras. Yang membuat Raka tersentak kaget, bayangkan saja Raka sedang diam menunduk tiba-tiba dikagetkan oleh tepukan yang keras di bahu nya. Hampir saja Raka menjatuhkan minumannya ke bawah, tetapi untung saja Bara dengan sigap menahan lengan Raka.
"Woi!" tanpa meminta persetujuan dari Raka, Lucas langsung duduk disamping pemuda itu sambil senyum-senyum sendiri. "Muka lo makin ganteng aja, pake skincare apa?" lanjutnya berbicara.
Raka memutar bola matanya malas. "Air wudhu!"
"Anjay, bukannya lo kristen?"
![](https://img.wattpad.com/cover/228122972-288-k323698.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA [END]
Teen FictionArga Rajendra adalah sosok laki-laki berhati dingin, angkuh dan tak perduli pada siapapun, selain keluarga dan teman dekatnya sendiri. Ada rumor yang mengatakan, bahwa siapapun orang yang berani mengusik kehidupan Arga, akan menanggung resiko besar...