"Tuan muda, Jungkook kemungkinan berada di titik pusat dekat kami. Memungkinkan untuk melakukannya hari ini"
Orang yang mendengarnya langsung tersenyum miring. "Bawa dia kemari"
"Tentu, tuan muda"
Panggilan itu terputus secara sepihak oleh tuan muda tersebut. Meletakkan ponselnya kembali ke meja lalu beranjak menuju ruang bawah tanah mansion yang ia tempati.
"Mpphh!!"
Tawa kecil tuan muda itu menyapa telinga kecil seorang namja yang tampaknya sudah lama tinggal di bawah tanah ini.
"Aku akan segera membawakanmu teman untuk menemani disini"
Namja itu melotot kesal. "MMMMMMPPPPHH!!"
"Ingin berbicara? Well, silahkan"
Srekk
Tuan muda itu menarik paksa lakban yang ada di mulut si namja kecil. Membuat namja kecil itu berteriak sakit namun nafasnya tidak teratur.
"T-tidak akan.. k-kubiarkan ada k-korban lain selain diriku! Dasar sialan Soohyun!!"
Soohyun, tuan muda itu, tertawa dengan keras layaknya meremehkan ucapan namja manis dihadapannya ini.
"Apa kau cemburu?"
"Untuk apa! Aku hanya tak mau ada orang lain yang disiksa olehmu! Bangsat!"
Soohyun menyentil dahi namja manis itu kecil. "Bersyukurlah. Kau adalah satu-satunya orang yang masih kutahan hingga sekarang. Biasanya yang lain sudah tinggal nama dalam beberapa hari setelah tinggal disini. Untuk Jungkook.. ah, sepertinya nasibnya akan sama denganmu. Tapi tidak yakin juga.. haha"
"Bangsat! Aku akan menghajarmu!"
"Hajar saja, sini. Jika kau berani"
Namja manis itu langsung terdiam. Memikirkan apa yang akan terjadi padanya jika ia menghajar Soohyun. Jika tidak kursi listrik, paling tidak cambukan.
"Tidak berani, heoh?" Soohyun tertawa. "Bagaimana kalau aku akan buatkan 2 opsi. Opsi pertama, kau masih akan tinggal disini, dan Jungkook, mungkin tinggal nama. Opsi kedua, bekerjalah untukku. Akan kulepaskan Jungkook. Eotthae?"
Dengan cepat, namja manis itu langsung mengatakan, "Aku pilih opsi kedua"
Soohyun tersenyum menang lalu melepaskan borgol yang selama ini menyangkut di tangan Minjae, si namja manis.
Baru saja ingin berlari, Minjae sudah ditahan oleh Soohyun. Menghimpitkan tubuhnya ke dinding.
"A-apa yang kau lakukan?!" Minjae mulai berteriak.
"Kau pilih opsi kedua. Bekerjalah untukku. Sebagai pemuas nafsu"
Minjae melotot. "YAK! SIALAN!"
"Berani mengumpat, ku kecup hingga pingsan"
"Bangs----mpphhhttt!!!"
🌸🌸🌸
"Bagaimana kalau daging wagyu yang satu ini? Tampaknya masih sangat segar!" Jungkook mengambil daging itu dan memasukkannya ke troli belanjanya.
"Hmm.. tampaknya jika aku membeli beberapa permen, tidak apa-apa" Jungkook mengambil gummy bear rasa stroberi kesukaannya lalu memasukkannya pula ke troli.
Sempat menoleh sebentar. Rasanya asa yang mengikuti.
'Ah.. mungkin hanya imajinasiku saja'
Ia lanjut membeli beberapa sayuran segar di lorong yang lumayan sepi.
"Apa Taetae hyung suka sayuran? Apa aku harus membuat sup ayam dengan beberapa sayuran? Betul! Otot lengannya harus dijaga supaya tetap terbentuk seperti popeye!" Jungkook terkikik lalu memasukan beberapa sayuran segar itu.
Drap
Drap
Suara langkah kaki makin mendekati Jungkook. Namun ia tak menghiraukan. Paling saja pembeli lain yang juga ingin membeli sayuran.
Grepp
"HMMMPPTT!!!"
Jungkook baru saja berteriak dengan kondisi mulut dan hidung yang tertutup kain bius.
"Shtt.. diam saja"
"HMMPPPTTTT" oh tidak, apa dia akan mati sekarang!
Eomma appa, eomma appa Kim, maaf aku harus pergi terlebih dahulu. Taetae hyung, carilah pasangan lain yang lebih cantik dariku. Maaf aku harus pergi. Tidak! Ya!
Setelahnya, pandangannya gelap. Apa dia meninggal? Atau hanya pingsan?
🌸🌸🌸
Mata Jungkook mengerjap-ngerjap melihat ruangan yang cukup lebar, dan tangannya diikat ke belakang dengan rantai dan juga mulutnya yang terlakban dengan kuat.
"Sudah bangun, putri tidur?"
Suaranya tak asing bagi Jungkook. Ia mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. "Shmmppnn hympphh!!" Tampaknya dia berteriak 'Soohyun Hyung'.
"Iya, sayang? Aku disini" Soohyun memunculkan dirinya dengan mata runcing yang menatap sepupunya itu.
"Mmpphh!!"
Soohyun smirk. "Ingin bicara, huh? Kalau begitu, silahkan!"
Srekk
"Aaarrghh!" Bibir Jungkook mulai mengeluarkan darah dari kulitnya akibat terlupas. "Ternyata Taetae hyung benar soal ini! Kau bajingan!"
"Mengumpat padaku, atau tinggal nama?" Jungkook bungkam seketika. "Lagipula, aku tidak akan apa-apa denganmu. Aku hanya suka saja membuat masalah diantara kalian"
Cklek
"Cih, bangsat! Kau dipanggil oleh anak buahmu!" Minjae datang dari arah pintu.
"Hmm"
Soohyun melangkah kearah atas untuk menemui anak buahnya. Minjae langsung melangkah masuk kedalam untuk menemui Jungkook. Namun Jungkook lamah meringsut takut.
"T-tenang saja.. aku tidak akan melukaimu. Kita sama-sama korban Soohyun.."
Jungkook mengerjapkan matanya. "Benarkah?"
Minjae mengangguk lalu melepaskan rantai dari tangan Jungkook. "Walaupun rantai ini kulepaskan, jangan berharap dulu kau bisa keluar dari mansion ini. Ikuti saja permainannya"
"A-apa Soohyun hyung tidak apa-apa jika rantai ini lepas?"
"Tenang saja. Dia akan lunak jika bersamaku" pipi Minjae tiba-tiba memerah akibat kegiatan mereka tadi. "Sudah, akan ada saatnya nanti kau akan bebas. Aku sudah memintanya untuk tidak membunuhmu. Santai saja.."
"Ya.. kuharap Taetae hyung aman.."
TBC♡
Cih jinjja! Dibius gimana metong atuh Juki? Yang ada mah pingsan..
Dahlah
Take care of yourself💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Chief Kim (Taekook)
Fanfiction[ᴇɴᴅ] Chief Kim (Kepala Polisi Seoul) dengan name tag Kim Tae Hyung, menyukai seorang pelayan bar?! TAEKOOK FANFICTION! 100% ORIGINAL STORY BY TAEKOOBY_ Gay BL Boys Love NO GS! Homophobic? Silahkan minggat🙏 Hope You Like It💜🙏 ©🅃🄰🄴🄺🄾🄾🄱🅈