0.9

49.1K 11.7K 1.2K
                                    

guys im on fireeee lg semangat ngupdate gatau kenapa dan MAAP random bgt jam segini ngupdate gapapa kali yak biar makin semriwing bacanya

° ° °

Calling Eby...

Saat ini aku sedang berada didalam mobil. Dalam perjalanan pulang setelah dari restoran, aku sempatkan untuk mampir sebentar ke supermarket dan membeli sedikit jajanan untuk cemilan di kamar hotel. Walaupun sejujurnya aku takut untuk kembali kesana. Namun, setidaknya disini ada kesempatanku untuk mencoba menenangkan diriku.

Dan setelah itu aku putuskan untuk menelpon Eby dari sekarang. Dengan menghela napas sedikit gusar, kutunggu selalu nada dering itu sampai akhirnya Eby mulai mengangkat telfonnya dan muncul suara di sebrang sana.

"Halo, Der?"

Aku terkesiap. Sebisa mungkin aku mengatur nadaku dan mencoba untuk terlihat biasa saja. Aku tidak mau Eby mencurigaiku sesuatu atau bertanya tanya tentang suatu hal yang nantinya akan sulit kujawab. Sehingga, saat itu aku bilang kepadanya di telepon,

"Eby! i have a good news for you!"

"Apa?"

Ya ampun. Aku tahu. Sebisa mungkin aku berusaha. Namun, nyatanya kaki dan tanganku mulai dingin. Kucoba atur nadaku agar terlihat normal.

"Aku gak jadi pulang minggu depan. Aku bakal pulang besok!"

Dan setelah itu, bisa kudengar suaranya yang terlihat antusias namun terkejut disaat yang bersamaan.

"what? seriously? besok?? hari minggu??"

Mendengar responsnya membuat aku tertawa pelan. Tidak bisa kupungkiri, kalau begini Eby selalu terlihat gemas. Namun, sedetik setelah itu, senyumku memudar. Apa yang harus kukatakan setelah ini?

Apakah aku harus berbohong?

disatu sisi aku tidak bisa bilang secara terang-terangan kalau aku mau dibunuh. Walaupun sekiranya pesan matahari itu bisa saja cuma sebuah pesan teror dari orang yang iseng. Namun, aku juga tidak bisa membantah kalau memang pesan matahari itu bisa saja benar dan kebetulan nantinya bisa saja menyelamatkanku dari bahaya.

Jujur saja sampai sekarang aku pun masih bingung.

Mengapa aku? Mengapa targetnya aku?

Dan kenapa aku mau dibunuh? Memangnya aku salah apa? Aku berbuat kriminal apa?

"hei! Dery?? kau masih disana?"

sontak aku melirik handphoneku.

"ah iya, aku akan pulang besok karena..."

"karena?"

"aku takut ketinggalan banyak materi. Biar seninnya, aku bisa langsung ngejar semuanya. Nanti, bantu aku ya?"

saat itu aku berpikir bahwa itu adalah kebohongan tepat yang bisa kulontarkan saat berbicara dengan Eby lewat telepon. Aku tidak tahu lagi. Kurasa, untuk di situasi seperti sekarang ini, aku harus menutupi hal ini agar jangan sampai Eby tahu.

"tenang, aku bantu."

Aku tersenyum saja ketika dia bilang begitu. Aku berniat menawarkan dirinya untuk menjadi tutor belajarku dengan bayaran chocopie mcd, kesukaannya. Ya, aku tahu apa yang dia senangi.

Bot 0.2 | Haechan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang