Sesampainya di bandara Soekarno Hatta, Sintiya membantu Amila menurunkan barang barangnya sementara Riko mencari trolly. Sebelum masuk ke gerbang ke- berangkatam Amila memeluk Riko dan Sintiya bersamaan.
"Yakin lo gak mau ikut gue Sin?" Tanya Amila memastikan.
"Enggak kak I love here kakak tenang aja Sinty baik baik aja kok" Ucap Sinty lalu memeluk kakaknya lagi.
"Bang jaga Sinty ya suruh dia cari teman jangan Ansos ansos mulu" Kata Amila pada Riko.
"dan Sinty, ingat ya three months only.""Iya kak" Ucap Sintiya sambil memutar bola matanya, Dia memang sangat senang disini walau rasanya sepi sekali. Sinty tidak mau kembali ke Sydney. Terlalu banyak yang terjadi disana Sintiya tidak mau mengulang hal yang sama. Kembali ke Sydney artinya Sintiya pasti bertemu dengan 'dia'.
Sintiya kecil duduk di ayunan dekat apartemennya berada. Karena Sintiya memiliki kulit sawo matang, dia jadi terlihat paling berbeda dengan orang yang ada disana. "Mommy, look at her skin. Her skin is not light like ours" ucap seorang anak perempuan yang duduk dengan ibunya.
Saat itu Sintiya tidak mengerti apa yang kedua orang itu bicarakan sampai mereka menertawakannya.
Ini kejadian saat Sintiya berusia 7 tahun. Hingga saat dia sudah duduk di Elementary school sampai junior highschool dia sudah fasih dengan bahasa negara tersebut. Sintiya paham betapa kejamnya mereka.
Sintiya jadi korban bully karena warna kulit yang ia miliki.
Hingga sampai kejadian saat dia duduk di kelas 3 smp Sintiya bertengkar dengan Alex karena Alex menjelek jelekkan keluarganya, Dia menyebar gosip kalau Sintiya cuma anak angkat karena paling berbeda diantara kedua saudaranya.
Alex mendorong Sintiya sampai membentur papan dan menampar Sintiya hingga bibirnya berdarah. Tidak ada yang berani melerai perkelahian itu hingga saat Mr. Dion datang barulah mereka berhenti.Di ruang guru Sintiya memohon agar orang tuanya tidak usah tau akan hal ini. Sayangnya, Alex anak pemilik sekolah dan dia minta agar Sintiya di keluarkan dari sekolah dan tentu Kedua orang Sintiya langsung tau saat Putrinya dikeluarkan dari sekolah padahal yang salah adalah Alex.
Sintiya jadi flashback. Dia sangat membenci Alex sampai sekarang dan itulah juga alasan Sintiya membenci Sydney. Bukan Sydneynya, tapi orang yang ada di dalamnya. Tiap kali Sintiya ingin dekat dengan seseorang, Sintiya menceritakan kejadian itu dan menurut mereka Sintiya lah yang berlebihan. Mereka bilang itu cuma hal 'sepele'.
Besoknya di sekolah Zara tak berhenti bertanya kenapa Sintiya tak datang kemarin.
"Sin lo kemana sih kemarin? gue gak ada temen loh" tanyanya."Kemarin gue antar kakak gue ke bandara" Sebenarnya Sintiya masih agak canggung dengan Zara karena kejadian di Halte tapi mungkin dengan begini Zara bisa menjadi alasannya agar bisa tetap tinggal disini.
"Oh? yaudah gue minta ig sama nomor lo dong biar komunikasinya gampang" Ucap Zara sambil memgulurkan Hp nya ke Sintiya.
Sintiya mengambil Hp Zara lalu memasukkan nomornya dan membuka aplikasi Instagram lalu menuliskan Username nya.
@Zara_azalea Started following you.
@Sintyaadr_ Followed you back.
"Nih, udah." Sintiya mengembalikan Hp Zara.
"Yaudah kantin yuk Sin" ajak Zara.
Sintiya lalu mengangguk dan jalan sama Zara menuju kantin.Dikantin saat Zara pergi memesan makanan, Sintiya duduk dan memasang Airpods nya di kedua telinganya.
"Lo? wah kita ketemu disini yah" Ucap seorang lelaki.
Saat Sintiya hendak melarikan diri lengannya sudah duluan di pegang sama lelaki itu. Dia yang namanya Ditya.
"mau kabur lagi lo? tanggung jawab woi!" Ditya menaikkan suaranya.
"M-maaf kak aku gak tau itu tempat kakak" Sintiya memohon.
"Pokoknya lo harus tanggung jawab!" Ditya tambah berteriak.
Kantin tiba tiba hening karena ulah Ditya.Sintiya meringis kesakitan karena lengannya ditarik kuat sama Ditya.
"Kak lepasin,sakit...""Lepasin kata lo?tanggung jawab dulu!" Ditya tak mau melepas lengan Sintiya karena dia tau Sintiya pasti akan kabur lagi.
"Apa sih lo ribut ribut? lepasin tangan Sintiya gak?!" Zara tiba tiba datang.
"Lo siapa? berani beraninya gak sopan sama kakak kelas" Romi menyela.
"Urusan lo apa hah?!" Ucap Zara seraya menatap sinis Romi dan Ditya.
"Dit,lepasin lengan Sintiya" Zara memohon.
Ditya lalu melepas lengan Sintiya.Sintiya kagum melihat keberanian Zara pada kakak kelasnya.
"Lo kenal dia Dit?" Tanya Romi.
"NGGAK!" jawab Ditya dan Zara bersamaan.
"Apasih? Santai aja keles" Ucap Romi.
"Awas lo gangguin Sintiya lagi Gue tendang lo berdua di depan Pak Bima!" Zara mengancam tapi dianggap bercanda sama Ditya dan Romi.
"Yuk Sin kita cabut"
Ditya dari belakang hanya memperhatikan pundak Sintiya yang menjauh.
Zara kampreeeet! Umpat Ditya sambil menghentakkan kaki."Ngapa lo? kesurupan?" Romi tertawa melihat Ditya yang mengumpat sendiri.
"Tau ah!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Scintillate
Fiksi RemajaSintiya yang penyendiri sedikit demi sedikit akhirnya berubah. Dapatkah dia berhasil melakukan perintah dari kakaknya agar tidak kembali ke Sydney kota yang membuatnya trauma? Ini semua kehendak takdir.