Chapter [1]

37 4 0
                                    

Tok tok tok

"Karin, bangun sayang kamu udah telat loh"

Ceklek

"Astaga anak siapa sih kebo bener, karin bangun"

"eungh, emangnya udah jam berapa ma?"

"ini udah jam 06.15"

"whatt, karin telat. Mama kenapa gak bangunin aku?"

"mama udah bangunin yah, kamunya aja yang kebo"

Karin langsung bangun dan berlari menuju toilet. Mama karin a.k.a viona menggelengkan kepalanya lalu turun ke bawah nyiapin bekal karin

Karin pov

Gue langsung lari ke toilet dan dengan cepat cuci muka sama sikat gigi

"gue gak mandi juga gak papa tetap cantik"

Gue langsung pake seragam sekolah gue, nggak lupa polesin bedak bayi sama liptint biar nggak pucet

"perfect"

Gue langsung turun ke bawah dan ngeliat suasananya sepi

"ma, papa sama abang udah berangkat?"

"iya udah dari tadi"

Karin mengecurutkan bibirnya
"kenapa nggak nungguin karin"

Viona menatap anaknya malas sambil masukin bekal karin ke dalam tasnya

"makanya jadi anak jangan kebo, ditinggalin kan"

"hehe yaudah ma karin berangkat dulu, assalamualaikum"

"waalaikumsalam, hati hati"

Karin pov end

****

   Karin sampai disekolah ia menatap pintu gerbang yang ada didepannya

"yah gerbangnya udah ditutup"

Karin melihat satpam a.k.a pak joko

"Pak joko bukain gerbangnya dong"

"nggak bisa atuh neng, salah neng sendiri kenapa datang telat"

"itu a-anu pak tadi jalannya macet"

"halah alasan pasti telat bangun"

"hehe, bapak tau aja. bukain dong pak bukain yah"

"nggak bisa neng nunggu guru piketnya dulu atuh"

Karin berdecak, lalu memutuskan buat nyari jalan lain

"mending gue lewat belakang sekolah aja"

Karin menatap dinding yang menjulang tinggi di hadapannya

"buset, ini dinding tinggi amat dah gue gak bisa manjat, mana pake rok lagi ntar robek"

"Minggir"

Karin yang sedang bergumam terlonjak kaget mendengar suara lalu menyingkir membiarkan seseorang itu lewat

Karin tiba-tiba mendapat ide langsung menahan seseorang itu dan meminta bantuannya

"eits tunggu, lo bisa bantuin gue ga manjat dinding?"

"nggak"

"gue tetap maksa"

"nggak"

"gue nggak ada pilihan lain"

Karin menatap orang itu dengan tatapan puppy eyes nya

"bantuin gue dong, mau yah yah"

"hm"

"yes, gitu kek dari tadi"

"hm, buruan"

"hah"

"naik"

"naik?"

"ck, naik ke punggung gue"

"oh, bilang dari tadi kek"

"gue naik yah, awas lo jangan ngintip"

"hm"

Karin langsung naik ke punggung orang itu dan mulai memanjat

"wih tinggi banget, gada pilihan lain selain loncat. Ok gue bakal terjun ke hitungan ke tiga"

"satu...dua...tiga"

Bruk

"yey, akhirnya masuk juga"

Seseorang itu ikut turun dan langsung melewati karin tapi karin menahannya

"kenapa?"

"em, makasih yah udah nolongin gue kalo gak ada lo gue gatau bakal gimana"

"hm"

"oh iya nama lo sebastian kan? kenalin nama gue karina khusus buat lo bisa panggil gue rina"

Karina mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan bastian, namun bastian hanya memandang tangan karina yang menggantung di udara

Karena tidak mendapat balasan akhirnya karina menarik tangannya

"lo sering dipanggil bastian kan, kalo gitu gue bakal manggil lo tian"

Bastian menaikan sebelah alisnya
"kenapa lo manggil gue tian?"

Karina tersenyum sangat manis hingga bastian terpana sesaat

"biar nggak sama kayak mereka, soalnya tian nama panggilan khusus dari gue buat lo"

Bastian hanya bisa terdiam mendengar hal itu, karina melihat jam tangan yang berteger di tangannya

"duh gue telat, gue pergi dulu yah tian  soalnya ada urusan yang penting bye tian"

Karina hendak pergi kembali mengurungkan niatnya dan berbalik lagi ke hadapan bastian

"jangan rindu yah hehe, kita bakal sering ketemu kok dan juga gue bakal lelehin es yang ada dalam diri lo, bye tian"

Bastian hanya diam sambil menatap punggung karina yang kian menjauh dari pandangannya

"gue harap hal itu gabakal terjadi"

Gumam bastian lalu pergi meninggalkan tempat tersebut dan mencari teman temannya

Jangan lupa vote yah:)




SEKARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang