Chapter 3 🔞

2.4K 189 60
                                    

WARN! Maybe it has lil hardsex contens. Under 17? Jangan mendekat. Maksa? Tanggung sendiri akibatnya.

-•••-


Seongwu menghela nafas pelan, meletakkan kacamata bulat yang sedaritadi bertengger di hidungnya begitupula dengan buku novel yang barusan ia baca. Punggung kurusnya bersandar pada sandaran ranjang dan pandangannya tertuju pada langit cerah berawan New York yang bisa ia lihat melalui pintu balkon yang sengaja dibuka lebar-lebar olehnya.

Sepi dan sunyi.

Itulah yang sudah 2 hari ini Seongwu rasakan sejak ia resmi dinikahi oleh Kang Daniel. Pemuda berusia 18 tahun itu hanya berdiam diri di kamar, membaca novel yang ada di rak buku Daniel atau terkadang memandang langit New York. Tak ada lagi selain itu. Keluar? Seongwu tidak mengenal seluk beluk Mansion dan daerah ini. Lagipula jika dia menginginkan sesuatu, ia bisa mengatakannya pada Sewoon atau Minki yang akan bergantian masuk setiap 2 jam sekali. Lalu saat malam—dia harus 'memuaskan' hasrat bejat Daniel yang terkadang selalu pulang dalam keadaan mabuk.

Sungguh menyedihkan, tapi inilah kenyataannya.

Apa yang bisa Seongwu lakukan selain menerima?

"Seongwu?"

Seongwu menoleh sedikit dan menatap Minki yang berdiri di ambang pintu dengan nampan berisi makan siangnya. Bau sedap menguar di seisi kamar, Seongwu akui makanan Minki berhasil memancing nafsu makannya. Meski begitu, dia belum bisa terlalu akrab dengan Minki maupun Sewoon.

"Aku membawa pasta daging giling, sup daging ayam dan jus jeruk untukmu." ucap Minki sembari meletakkan nampan itu. "Makan ya? Sudah waktunya makan siang."

"Terimakasih Minki Hyung." jawab Seongwu pelan. Ia sudah tahu jika semua penghuni Mansion ini —kecuali Lee Woojin adik tiri Daniel—berusia lebih tua darinya. Jadi mau tak mau  harus menambah embel-embel 'hyung' atau 'noona' di belakang nama mereka.

"Kau ingin sesuatu lagi?" tanya Minki.

Seongwu menggeleng, "tidak."

"Baiklah. Ah, ngomong-ngomong, besok pagi adalah hari pertamamu bersekolah. Kau dimasukkan ke sekolah dan kelas yang sama dengan Lee Woojin."

Seongwu terdiam. Sesuai perkataannya, Daniel memang akan melanjutkan pendidikannya di Amerika.

Tapi Seongwu tidak tahu apakah ia bisa menjalaninya atau tidak.

"Hmm. Terimakasih untuk informasinya," sahut Seongwu. Minki mengangguk, "baik. Kalau begitu aku permisi ya?"

"Ya."

Minki pun berlalu dan kembali meninggalkan Seongwu dalam keheningannya. Ia menatap nampan itu, namun tak menyentuhnya. Angin siang membelai tubuh kurusnya yang terbalut sweater hijau gelap.

Dia merindukan Wonwoo dan seluruh keluarganya di Korea.

Bagaimana nasib mereka?

Apa mereka makan dengan baik disaat dirinya selalu mendapat makanan mewah?

Apa mereka hidup dengan baik disaat dirinya mendapat kehidupan yang jauh lebih layak sekarang?

Semua pertanyaan itu cukup untuk membuatnya menangis setiap harinya diantara keheningan yang melanda.

Apa yang bisa aku lakukan sekarang?

Pemuda itu membaringkan tubuhnya dengan posisi menyamping, menyembunyikan wajahnya yang dipenuhi air mata diantara kedua tangannya yang berada di hadapannya. Suara isakan pelan terdengar diantara kedua bibir tipisnya yang memenuhi seisi ruangan.

a Mafia Bride [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang