Chapter 2 🔞

3.1K 220 93
                                    

{3000+ kata}

WARN! Maybe it has lil hardsex contens. Under 17? Jangan mendekat. Maksa? Tanggung sendiri akibatnya.

-•••-

Seongwu menatap kosong cermin di hadapannya setelah Sewoon dan Minki menata wajah serta rambutnya sedemikian rupa untuk pernikahannya tepat malam ini. Tuxedo berwarna putih bersih membalut tubuh kurusnya, surai cokelat gelapnya turun menutupi keningnya—

Sebenarnya Seongwu sangat sempurna hari ini.

Tapi sayangnya dia sama sekali tidak bahagia dengan kesempurnaannya.

"Jangan menangis lagi, nanti eyelinermu luntur." tegur Sewoon lembut sembari mengusap ujung mata Seongwu dengan tissue. Sewoon dan Minki ditugaskan oleh Daniel untuk mengurus Seongwu selama berada di Mansion pribadinya. Jadi, dengan sabar mereka merias dan menenangkan Seongwu yang tidak berhenti menangis sedaritadi.

"Everything is done?"

"Done," Minki menoleh pada salah satu pengawal yang berdiri di depan pintu menuju altar. Ia menoleh, "Seongwu-ssi, ayo kita pergi." ajaknya. Sewoon meraih lengan Seongwu dengan perlahan, yang diikuti oleh Seongwu—dengan sangat terpaksa. Langkah dan hatinya terasa berat. Seongwu tidak ingin melakukan semua ini—tapi bagaimana nasib Wonwoo nanti jika dia mati?

Aku merindukanmu Wonwoo-ya..

Sewoon menggiring Seongwu menuju altar dengan perlahan, sampai setiap langkah terdengar di seisi gereja kecil tempat pernikahan dilaksanakan sekarang. Para pengawal terdekat Daniel nampak mengisi dua baris kursi bagian depan gereja. Suasana begitu khidmat dan hening. Seongwu mendongakkan kepalanya untuk menatap Daniel yang berdiri di depan altar begitu langkahnya terhenti—

Seulas seringai tercipta di ujung bibir lelaki bertuxedo hitam itu.

"Kau manis sekali," puji Daniel, tapi Seongwu sama sekali tidak tersanjung bahkan saat tangan lelaki Kang itu terulur padanya dengan maksud untuk menuntunnya menghadap altar. Ia menundukkan kepalanya lagi dan memilih untuk berdiri di sisi Daniel tanpa membalas ulurannya. Daniel masih menyeringai, justru semakin melebar.

"Kalian siap?" tanya pendeta yang kebetulan adalah orang Korea. Daniel mengangguk pasti, sementara Seongwu memilih untuk diam. Pendeta pun lantas membacakan beberapa hal dari kitab yang dipegangnya sebelum memulai sumpah. Seongwu meremas jemarinya dengan kuat dan air matanya mengalir semakin deras.

Beginikah akhirnya?

"Kang Daniel, apa kau bersedia menerima Ong Seongwu sebagai istrimu dan menerima segala kekurangan serta kelebihannya?"

"Ya, aku bersedia."

"Ong Seongwu, apa kau bersedia menerima Kang Daniel sebagai suamimu dan menerima segala kekurangan serta kelebihannya?"

"Aku.." Seongwu mengangkat kepalanya, membuat cahaya lampu gereja menerpa wajahnya yang dipenuhi air mata. Daniel menatapnya—

"..bersedia."

Dan setelahnya Seongwu sadar bahwa dirinya telah benar-benar berakhir pada sosok Kang Daniel.



-•••-






Seongwu menundukkan kepalanya, matanya kembali menatap kosong cincin perak yang melingkar di jari manisnya. Pesta sudah selesai, kini ia sudah berada di Mansion milik Daniel.

Lebih tepatnya kamarnya bersama Daniel untuk selama-lamanya.

Suasana hening melingkupi dirinya saat ini karena pintu tertutup dan dia sengaja tidak menyalakan lampu kamar. Angin malam menghembus masuk ke dalam kamarnya, ia membuka pintu balkonnya. Membiarkan tubuh kurusnya yang masih terbalut tuxedo terbelai oleh angin yang masuk.

a Mafia Bride [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang