chapter 8

903 110 30
                                    

CRIMINAL!

.

.

.

"Sungguh kisah cinta yang tragis.."

Seongwu menoleh, menatap Harold yang sekarang sedang memutar-mutar ponsel miliknya di tangannya setelah ia menelfon Daniel tadi. Peluh membanjiri tubuhnya, ia tidak tahu ada dimana ia sekarang. Yang jelas, Seongwu dibawa oleh seorang lelaki yang pernah memergokinya bersama Kuanlin. Seongwu tahu bahwa itu adalah tanda bahaya, karena itulah dia menurut.

Dan sekarang, ia berada di sebuah ruangan gelap dengan kondisi tangan serta kaki terikat di kursi yang didudukinya.

"Apa maumu?" tanyanya dingin, Seongwu tak ingin menunjukkan rasa takutnya. Ia bersumpah ia akan melindungi dirinya serta bayinya tanpa bantuan siapapun.

"Aku? Aku ingin membalaskan dendam kematian kedua bawahan kesayanganku." jawab Harold. "Aku sengaja menculikmu dan aku sangat ingin membunuhmu agar Kang Daniel tahu bagaimana rasanya kehilangan." lanjutnya sembari mendekat.

Seongwu masih menatapnya dingin, meski Harold sudah memegang sebuah pisau di tangannya.

"Ah.. ngomong-ngomong, kau sedang mengandung, huh?" Harold menjambak surai kecoklatannya. Seringai tercipta di ujung bibirnya, "bagus. Jadi aku bisa membunuh dua orang sekaligus. Bukankah itu impas?"

Seongwu sedikit meringis saat surainya ditarik oleh lelaki itu, peluhnya mengalir semakin banyak. Tidak, ia berjanji ia akan melindungi dirinya dan juga bayinya pada Daniel. Ia tidak akan mati begitu saja.

"Aku tidak akan mati semudah itu," ucap Seongwu.

Harold terkekeh, "Kau berani juga hm? Ah~ kau dan Kang Daniel memang cocok. Kalian sama sama sombong."

Pisau yang berada di tangannya pun bergerak, memberi sedikit goresan di pipinya. Mati-matian Seongwu menahan rintihannya, tanpa sadar air mata pun mengalir lagi dari kedua mata kucingnya—dan sekarang itu bercampur dengan darahnya yang mulai mengalir.

"Kenapa? Sakit?" tanya lelaki itu. Ia terkekeh lalu mengarahkannya pisaunya pada leher Seongwu,

"sudah kubilang kau itu sombong. Sekarang rasakan dampak dari kesombonganmu—"

"Tuan!"

Harold menoleh pada salah satu penjaga yang masuk ke dalam ruangan. Ia menurunkan pisaunya, sementara Seongwu terengah karena menahan sakit dari goresan di pipinya.

"Ada apa?"

"Pimpinan dari Ohio ingin bertemu denganmu. Dia ada di ruang tamu sekarang."

"Ck," Harold berdecak. Ia melepas jambakannya dan menatap Seongwu,

"Urusan kita belum selesai. Lebih baik nanti kau siapkan saja kata-kata terakhirmu."

Ia pun pergi, meninggalkan Seongwu sendirian diantara kegelapan dan kesunyian yang sebetulnya sangat dibencinya. Air matanya mengalir semakin deras, membuat beberapa tetesannya yang bercampur darah jatuh mengenai sweater putihnya.



"Daniel.. aku takut.."



-•••-



Jaehwan menutup laptop miliknya dan menjabat tangan para Mafia yang hendak pulang. Rapat baru saja selesai—rapat yang sebetulnya dinilai membosankan oleh Jaehwan.

Namun, sejak rapat dimulai tadi, Daniel tidak kunjung kembali. Tentu Jaehwan heran, apalagi Daniel berkata jika ia hanya akan menghubungi Seongwu.

Apakah selama itu?

a Mafia Bride [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang