chapter 5

1.4K 154 75
                                    

CHAPTER INI PENUH DENGAN KELABILAN DARI SEEKOR BERUANG DAN KUCING!

SO, I HOPE U CAN ENJOY READ MY STORY HEHE

HAPPY READING GUYS




-•••-







"Eung.. Lalu ini.. Bagaimana ya?"

Seongwu menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal sembari memandangi sepanci kecil sup ayam buatannya—yang sebetulnya lebih cocok disebut sup ayam 'tersiksa' karena potongan-potongan ayamnya yang tidak begitu teratur, seakan Seongwu menyiksa ayam itu hidup-hidup sebelumnya. Sudah hampir 1 jam ia berdiam diri di dapur, membuatkan makan siang untuk Daniel—sebetulnya Seongwu terpaksa, karena Minki sedang pergi bersama Sewoon ke California.

"Setelah ini.. eung.." Seongwu meraih tabletnya, dimana resep membuat sup ayam terpampang di layar—sebelumnya ia mencarinya, bahkan Seongwu sampai rela menyuruh Kang Ahjussi untuk mencarikan wortel serta kentang karena dia tidak menemukannya di kulkas.

Well, bisa disebutkan dimanakah bagian terpaksanya? Seongwu justru lebih mengarah pada berniat membuatkan makan siang untuk Daniel.

"Ah! Masukkan wortel dan kentangnya lalu tunggu 10 menit lagi!" gumamnya. Seongwu lantas mengambil mangkuk kecil yang berisi potongan-potongan wortel serta kentang—yang juga 'tersiksa'—lalu memasukannya ke dalam panci bersamaan dengan ayam yang sudah merebus sejak tadi. Setelah 10 menit, ia memasukkan bumbu-bumbu, mengaduknya sebentar dan jadilah seporsi sup ayam 'tersiksa' buatannya.

"Tidak terlalu buruk.. mungkin?" Seongwu menggaruk tengkuknya lagi. Akhirnya ia pun memindahkan sup itu ke dalam mangkuk dan membawanya bersamaan dengan secangkir kopi yang sudah ia buat sebelumnya untuk Daniel. Melangkah menuju kamarnya yang ada di lantai dua dengan sedikit kepayahan agar kuah supnya tidak tumpah.

Tapi begitu sampai di depan pintu kamar, Seongwu termenung.

Apa yang sudah aku lakukan? Kenapa aku melakukan ini? Bukankah aku tidak peduli?

Pertanyaan-pertanyaan itu melintas di kepalanya. Seongwu tidak peduli pada Daniel, sungguh. Dia juga sudah tidak memiliki hati dan tak akan pernah memaafkan perlakuan Daniel selama ini padanya.

Tapi kenapa dia—

Prang!

Suara pecah dari dalam kamar membuat Seongwu tersadar dari pemikirannya. Ia membuka pintu kamar dan mendapati Daniel yang duduk di ranjang tengah menatapi gelasnya yang pecah di lantai. Ekspresinya terlihat begitu kesakitan—dan ada satu perasaan aneh di hati Seongwu saat itu juga.

"Seongwu?" Daniel mengangkat kepalanya. "Ta.. Tadi aku ingin mengambil gelas, tapi ternyata.. maafkan aku. Kau terkejut ya?" tanyanya dengan nada menyesal.

Seongwu masih terdiam, memandangi pecahan gelas di lantai dan wajah Daniel secara bergantian.

Kenapa Daniel meminta maaf? Seharusnya aku yang meminta maaf padanya. Jika saja aku mau mengiyakan keinginannya untuk menemaninya makan malam sebelum pergi ke Jepang, pasti Daniel akan baik-baik saja—hei! Apa yang aku pikirkan bodoh?!

"Biar aku yang bersihkan, kau makan saja dulu, Daniel-ssi." ucap Seongwu sembari meletakkan nampan yang dipegangnya pada meja nakas.

"Minki Hyung sedang pergi ke California, jadi tidak ada yang memasak. Aku membuatkan sup ini untukmu, tapi jangan harap aku melakukannya karena aku peduli. Aku terpaksa, dan aku tidak mau kau kelaparan. Jadi, cepat makan."

a Mafia Bride [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang