ANGIN musim semi berembus pelan nan menyejukkan di pagi hari yang cerah, menimbulkan suara gemerisik dedaunan. Embusannya menerpa rambut pirang lembut milik Arthur Pendragon yang tengah menatap kagum hamparan padang bunga yang bermerkaran di depan mata.
"Aku tidak tahu jika ada tempat seindah ini Britannia."
"Hou? Menurutku Avalon lebih indah dari ini, Raja."
Arthur terlonjak kaget mendengar suara yang tiba-tiba menyapa pendengarannya. Raja Britannia itu menoleh ke samping dan menemukan Merlin tengah memasang cengiran jenaka di wajahnya.
"Merlin? Apa yang kau lakukan di sini?" Arthur menatap heran sang magus bunga yang juga penasihatnya itu. Biasanya magus berambut perak keunguan itu berada di menara atau di kota untuk menggoda gadis-gadis di sana.
"Lho, seharusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan di tempat seperti ini, Rajaku? Bukankah seharusnya kau sedang duduk di meja kerja dan mengurus laporan? Jangan bilang kalau kau sedang membolos?" Merlin masih memasang senyum jenakanya walau pertanyaan beruntun yang dilontarkan membuat Arthur skakmat.
"Err... Mungkin?" tawa canggung keluar dari mulut sang Raja Brittania, tangan kanannya menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal.
Arthur tidak bisa menyangkal. Terkurung di ruangan pengap penuh perkamen dan buku tua membuat dirinya jengah. Ia butuh udara segar. Maka dari itu Arthur memutuskan untuk keluar dari kastil untuk berburu ke Hutan Timur bersama Sir Bedivere hingga tak sadar mereka sampai di wilayah Griffthain milik Duchess Skyford. Terhitung dua hari ia dan Sir Bedivere meninggalkan kastil Camelot, mungkin besok Arthur harus kembali untuk mengerjakan tugasnya.
"Rajaku, maaf membuat Anda menunggu—" Bedivere yang baru saja datang setelah mengambil air di sungai menghentikan langkahnya. Kalimatnya menggantung begitu saja ketika ksatria berambut platinum itu melihat magus kerajaan. "Tuan Merlin, apa yang Anda lakukan di sini?"
Merlin menoleh ke belakang, dan melihat Sir Bedivere menatap bingung ke arahnya. "Oh! Sir Bedivere ternyata, lama tidak berjumpa." cengiran jenaka masih tidak lepas dari wajahnya. "aku ke sini untuk bertemu teman lama. Yah, walaupun aku yakin sekarang ini dia pasti sedang tidak ada di kediamannya jadi aku memutuskan untuk jalan-jalan sebentar ke Kota Agreasa. Mau ikut?"
Arthur tampak menimbang-nimbang tawaran dari sang magus. Rasanya tidak ada ruginya jika ia ikut berkeliling Kota Agreasa, lagipula ia sudah lama tidak mengunjungi pusat dari wilayah Griffthain itu.
"Baiklah, kurasa tidak akan menjadi masalah jika berkeliling kota sebentar. Sir Bedivere, tolong cari tempat penitipan kuda dan kemasi barang-barang."
"Saya mengerti." ksatria berambut platinum itu membungkuk sebentar sebelum masuk ke dalam hutan untuk mengambil kuda dan perlengkapan berburu miliknya dan sang raja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stardust ~A Fate/Grand Order Fanfiction~
FanficArthur Pendragon berharap kisah cintanya tidak serumit urusan politiknya. Stardust : (n.) a naively romantic quality Disclaimer : FGO © TYPE-MOON OC and Story © _MalamSunyi