Anda
Ada kalanya seseorang harus bahagia. Dan ada kalanya juga seseorang harus menanggung rugi yang tak terasa akibat kebahagiaannya.23.04//09.06.30
Jiminie
Ada apa, Hyung? Maaf, aku baru membaca pesan mu karena akhir-akhir ini aku sibuk.08.31//20.06.30
Anda
Tidak. Lupakan itu, Jiminie. Maaf, jika aku mengganggu mu.12.49//20.06.30
Jung Hoseok. Atau akrab dipanggil Jhope. Terlihat suntuk, dan sesekali menscroll benda pintarnya itu dengan malas. Bukan sambil rebahan atau duduk santai di sofa sembari menyantap beberapa makanan ringan, namun dirinya yang kini berada di ruangan pribadinya atau tepatnya ruang siaran langsungnya.
Terlihat layar komputernya masih gelap. Beberapa jam yang lalu, ia sempat akan melakukan siaran langsung kepada Army hanya sekedar berbincang dan memberikan kabar bahwa dia baik-baik saja sekarang. Tapi mungkin moodnya berbeda. Kurang baik untuk melakukan siaran langsung hari ini.
Rencananya untuk kencan buta nanti malam terlihat sedikit bermasalah. Jhope men cancel nya. Tak ada cukup banyak alasan, kecuali tentang wanitanya yang merampas ratusan juta won di black card kepunyaannya. Meskipun ia tahu, tak semua wanita diluar sana itu sama. Tapi, rasa trauma dan kecewa masih menjalari perasaannya hingga saat ini. Apalagi tentang Jungkook yang terus memaksanya untuk mendekatkan dirinya dengan Jung Dawon, kakak perempuannya itu. Bisa dikatakan, kini pikirannya sedang berlarian kemana-mana dan tak beraturan.
Ddddrrrrtttt!!! Ddddrrrrtttt!!
Ponselnya berbunyi. Dilihatnya serius siapa yang menelponnya itu. Tidak ada nama. Hanya deretan angka yang tertera. Kelihatannya itu nomor nyasar, atau Sasaeng kurang kerjaan yang hendak mengganggunya. Segera dilemparnya ponsel itu lumayan keras ke lantai hingga mati tak bersuara lagi.
"Hoseokie!!!! Buka pintunya!!!" Terdengar samar di telinganya. Suara perempuan yang memekik dari jauh. Karena memang ruangannya itu kedap suara dan tertutup rapat.
"Ck! Dawon lagi! Dawon lagi!" Decakan kesal keluarlah dari mulutnya. Jhope segera beranjak dari tempat duduknya, dan segera memenuhi panggilan dari nuna tersayangnya itu.
Ceklek!
"Ada apa, Dawon nuna?" Nadanya agak sedikit gemas tak bernyawa. Namun sang empu tak segera menjawab pertanyaan darinya. Jung Dawon, kakak perempuannya itu meneliti pakaiannya dari atas hingga bawah. Matanya juga menelisik isi ruangan adek laki-laki tersayangnya itu. Dan jangan lupakan hidungnya yang juga mengendus-endus.
"Astaga! Bau apa ini!? Kenapa ruangan mu begitu bau!?" Pekiknya sembari menyumpat kedua lubang hidungnya menggunakan jari telunjuk dan tengah kepunyaannya. Jhope hanya menatapnya datar, sebelum sesaat kemudian, mulut kakaknya itu mulai mengoceh lagi.
"Kenapa telepon dariku tak diangkat!? Ini, kunci rumah! Nuna mau pergi dulu," ucapnya sembari menyodorkan kunci rumah kepada Jhope.
"Kemana?"
"Ck! Adalah...sama temen!" Saut nya kelewat ceplos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story; Bangtan7 [TAMAT!]
Fanfiction[About us, about our love story: sketch love] only up to nine parts☑️ Bangtan7 • • • • • • • @berlianssari☑️ Love Story ☑️