26 | Perpisahan

180 44 104
                                    

Seperti perpisahan pada umumnya, acara dimulai dengan pembukaan membosankan dari kepala sekolah. Lalu proses-proses selanjutnya sampai ke pengalungan medali.

Orang tua Somi datang saat acara pengalungan medali. Lalu memberikan sedikit pidato.

"Selamat pagi semuanya." Ibu Somi memulai pidatonya. "Selamat untuk kelulusan kalian semua ya. Crysㅡ maksud saya Somi pasti seneng banget kalau bisa gabung sama kalian semua di sini." Setitik air mata jatuh. "Seandainya Somi ikut acara ini, dia pasti ngerepotin banget saya di rumah. Urusan baju lah, makeup lah. Sayangnya, saya gak sempat ngerasain semua kerepotan itu. Padahal saya akan sangat senang direpotin sama Somi soal itu. Sayang banget dia udah pergi ke tempat yang lebih baik lagi...." Pidato ibu Somi dihentikan, dia tidak kuat melanjutkan perkataannya.

Ayah Somi di sebelahnya dengan tegar melanjutkan pidato.

"When you go to garden and see so many beautiful flowers, which one would you pick first? It must be the prettiest one, right? So does Somi. God pick her first because she's the prettiest... I'm grateful you guys are friends of my beautiful angel. Once again, congratulations on graduating from high school. Thank you."

Riuh tepuk tangan langsung memenuhi ruangan itu. Ane sampai melupakan ucapan Rose untuk tidak merusak makeup-nya. Tentu saja tangisan tidak dapat dibendungnya. Jisung di sebelahnya pun ikut menangis.

Ane mengusap-usap punggung Jisung. "Sedih banget sih...." ucap Jisung.

"Iya, Sung. Pada nangis semua kok, kita keingetㅡ"

"Sedih banget gua gak ngerti bapaknya Somi ngomong apa." Jisung melanjutkan tangisnya.

"Ih anjing."












👦👧👦





























"Ikut gua keluar sebentar."

Ane menatap Liu yang memegang pergelangan tangannya. Sudah mau ditarik, artinya dia memang harus ikut.

Ane bangkit dan mengikuti kemana Liu membawanya.

"Selamat." Adalah kata pertama yang Liu ucapkan setelah terdiam cukup lama.

"Mmm, makasih? Lo juga."

"Gaun lo bagus."

"Makasih."

"Sepatu lo lucu."

"Makasih."

"Tas lo unik."

"Makasih."

"Gaya rambut lo bagus."

"Makasih."

"Lo cantik."

"Makaㅡ hah?"

"Lo cantik," ulang Liu, sekali lagi.

"M-makasih."

"Seorang temen boleh ngomong gitu, kaㅡ"

"Lo juga ganteng."

".... Gua jadi lupa mau ngomong apa." Liu salah tingkah.

Ineffable You | NaJaemin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang