Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"A relationship is only made for two. But some bitches don't know how to count. And youre part of those bitches if you ruin their relationship." ㅡDaren Liu.
👦👧👦
"Lo cemburu sama gua?"
"Hah? Waitㅡya g-ga lah. Ga mungkin."
"Kenapa ga mungkin? Gua juga kan cewek? Apalagi lo tau sendiri dulu gua suka sama Kak Jaemin."
Seperti yang diketahui sebelumnya, soal rasa yang Ane miliki pada Jaemin sudah menjadi rahasia umum. Chana memfitnahnya dulu pasti bukan tanpa alasan. Tapi karena Chana menganggapnya sebagai saingan.
"Loㅡ"
"Kenapa, Na? Kaget ya gua berubah? Dulu gua baik banget kan sama lo? Kok sekarang gua tiba-tiba gini? Duh, sayangnya Ibu gua ngajarin, 'Kalo orang baik sama kita, kita harus baik sama dia. Kalo orang jahat sama kita, kita bakal lebih jahat dari dia.' maaf, ya?"
(Fyi ini ajaran emak gua, ga bener banget emang dasar, jadi makin sayang deh)
"Maksud lo apa?"
"Gua dulu yang tanya. Maksud lo apa?"
"Apa?"
"Maksud lo apa nyebar-nyebarin ke temen angkatan gua kalo gua bully lo pake anon di ask.fm? Lo pikir gua sekurang kerjaan itu? Sayang banget ya, Kak Naresh gatau lo yang kayak gitu."
Chana terdiam. Bagaimana mungkin Ane bisa tahu perbuatannya dulu?
"Tuh kan, speechless kan kalo udah kegep. Ga seru lo. Ya udah lah gua duluan ya." Ane menepuk pundak Chana sebelum keluar dari toilet.
Seseorang menepuk bahu Ane saat dia sedang menuju ke restoran kembali.
"Mbak Mbak Mbak."
"Kenapa ya?" Tanya Ane bingung.
"Tadi keren banget." Orang itu mengacungkan jempolnya. "Tadi saya dengerin dari dalem bilik toilet, soalnya pas saya udah mau keluar, kalian malah seru. Jadi saya dengerin dulu. Respect Mbak, sama Mbak." Orang itu mengacungkan jempol tangan lainnya.
"Ma...kasih?"
"Sama-sama. Semangat ya, Mbak!" Orang itu mengepalkan kedua tangannya lalu pergi begitu saja.
Ane menggeleng, tidak ambil pusing dengan omongan orang asing tadi.
"Chana juga ke toilet, kamu ga ketemu dia, Dek?" Jaemin langsung bertanya saat melihat Ane kembali seorang diri.
"Ketemu. Bentar lagi dateng kali?" Ane mengangkat bahu. Ane melanjutkan makannya yang sisa sedikit.