Chapter 13

3.5K 318 9
                                    


🎶Shining Throught the City With a Little Funk and Soul. So i'mma Light it Up Like Dynamite, Woah...🎶

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

Happy Reading
Typo bertebaran

.
.
.
.
.
.

Flashback On

Jungkook tak pernah merasakan kebahagiaan sejak ia masih kecil. Ia merasa masa hidupnya hanya sia sia. Ayahnya telah pergi, Kakaknya tak lagi mempercayai nya, bahkan seseorang yang ia anggap ibu bukanlah ibu kandungnya. Setelah terbebas dari penjara, ia tak punya tujuan. Berharap sang kakak datang menjemputnya, tapi tidak. Itu hanya sebuah harapan.

Helaan nafas terdengar di sela bibirnya. Langkah nya terhenti di depan sebuah cafe, ia melirik sejenak perutnya yang berbunyi minta diisi. Dia sangat lapar. Ia mengulum bibirnya, ketika atensi seorang pelanggan yang sedang makan dengan lahap. Dengan tidak sopan, perutnya berbunyi lagi.

Teringat satu hal, ia merogoh kantong celananya. Menemukan uang sebesar 2000 won. Ia menghela nafas sekali lagi. Uang ini hanya cukup membeli roti bakar dan Air putih. Perut nya tak mungkin kenyang, dan pasti akan merengek meminta lagi. Dan uang itu adalah uang terakhir yang ia punya.

"Apa yang harus aku lakukan?" lirihnya. Ia menatap uang digenggamannya.

Menahan lapar hingga esok hari atau makan sekarang juga?

'Ahh.. Pilihan yang sulit,' batinnya.

Pada akhirnya, ia masuk dalam cafe itu. Dan memesan roti bakar dan air putih sesuai dengan jumlah uangnya. Yah, menurutnya mungkin ia bisa menahan lapar untuk malam hari.

Jungkook mendudukkan dirinya di salah satu meja pelanggan disana, menunggu pesanan nya tiba. Menelusuri suasana cafe disekitarnya. Sederhana tapi menyejukkan, juga ada penyanyi cafe dengan suaranya yang merdu. Pria itu tersenyum tipis, mengingat pesan terakhir ayahnya jika ia ingin menjadi seorang penyanyi terkenal. Tidak. Ia tak bisa menjadi seorang penyanyi dengan keadaan nya sekarang.

Terlalu larut dalam masa lalu, ia tak menyadari makanan yang ia pesan sudah datang. Ia mengucapkan terima kasih. Dan mulai melahap roti itu dengan khidmat. Sangat enak. Akhirnya, ia bisa menenangkan sejenak perutnya agar tak berbunyi lagi. Setelah ini, ia harus pergi mencari pekerjaan.

Ia meneguk air putih hingga tandas. Lalu, bangkit meninggalkan cafe itu. Namun, sebelum melangkahkan kaki. Perdebatan di dalam dapur mengalihkan atensinya.

"Kau membuat pelanggan semakin sedikit. Ada apa denganmu? Apa kau lelah menyanyi lagi?" bentar pria tua besar berkacamata. Tampaknya, ia memarahi seorang wanita, da ia adalah penyanyi cafe disana.

My Bodyguard (Vkook Brothership) [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang