Bab 12 - But It's Over

3.1K 295 155
                                    


Happy Reading Folks 😊

"SHANIIIII!!!!" pekik Gracia.

Jantung Gre berdegup kencang, nafasnya berhembus tak menentu, emosinya begitu membuncah dan meluap namun ia tahan. Ia tidak menyangka Shani dan pria yang ia kenal melakukan hal seperti itu. Tatapan matanya begitu nanar.

Shani yang mendengarkan dan mengenal suara itu segera menoleh ke belakang. Dadanya seperti di hantam benda keras saat melihat Gracia di depan matanya, memergoki apa yang tengah dia lakukan sekarang bersama seorang pria. Shani langsung turun dari atas pria itu dan membalik badannya cepat. Ia tutupi tubuh telanjangnya dengan selimut.

"GRACIA!!" jerit Shani, air matanya mulai membasahi air matanya.

"Kamu tega!!" ucap Gracia.

Shani terdiam tak bisa berkata - kata. Ia pun menangis sejadi - jadinya. Rasanya percuma ia membela diri, tak ada yang perlu ia bela dari dirinya yang nista ini. Hanya akan memperburuk keadaan. Ia membiarkan jika Gracia memaki atau menamparnya. Shani merasa sangat malu kepada Gracia atas apa yang sudah dilakukan kekasihnya selama ini kepada dirinya. Sementara si pria yang mengetahui dan juga mengenal nama itu langsung bangkit.

"Gracia!!"

"Why did you do that to me?!!

WHY DID YOU DO THAT?!!!" jerit Gracia, tak bisa lagi menahan rasa amarahnya.

"I-i can explain!!" sahut si pria mencoba menetralisir amarah Gre. Ia bangkit dari tempat tidur dan mencoba mendekat ke Gre.

"Stay away from me!!" Gre menunjuk si pria agar tidak mendekat. Rambutnya ia remas dan acak - acak sebagai sasaran meluapkan kemarahannya. "Kalian tega!! Jahat!!"

Perlahan Gre mundur dan turun dari tangga. Ia berlari meninggalkan kostan Shani.

"GRE!!" panggil si pria lalu segera memakai celana hendak mengejar Gre.

"Ja-jangan dikejar, Om," isak Shani dalam tangisnya. "Dia berhak marah sama aku yang tidak tahu diri."

"Kamu kenal Gracia?!!" tanya si pria menginterogasi Shani. Wajahnya penuh kekhawatiran.

"Dia pacarku, Om. Dia pacarku. Dia yang juga menolong aku. Menolong keluargaku!! Aku ini orang yang ngga tau diri!!" Shani tenggelam lagi dalam tangisnya yang meledak. "I love her so much, but its over now, Om. Its over!"

"Oh my God!" si pria membenamkan wajahnya di telapak tangan.

🌼🌼🌼

Gracia berlari menuju Cafe. Ia mengusap kasar air mata dan cairan yang keluar dari hidungnya memakai lengan baju.

Tring.

Gre menabrak kasar pintu Cafe, membuat Anin, Emil, Gita yang sedang menjaga Cafe terhenyak dan kaget melihat Gre datang dalam keadaan menangis.

"Gre? Ada apa?" tanya Anin mendekati Gre yang masuk ke ruang loker.

Yang bersangkutan tidak menjawab, Gre meraih kunci mobilnya dan segera berlari sembari terisak. Anin mengejarnya.

Tring

"Gre?! What happened to you?!"

Gre menonaktifkan alarm mobil milik Papanya dan segera masuk ke dalam. Tak memedulikan Anin. Tanpa buang waktu ia memundurkan mobil itu dengan sembarangan dan hampir menabrak seorang pemotor. Suara decit ban yang berputar cepat beradu di atas aspal, menimbulkan sedikit asap. Mobil yang dikendarai Gracia melaju begitu cepat. Anin sangat khawatir dengan apa yang terjadi dengan Gre.

Why Should We Met? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang