Hari ini sekolah libur, tanggal merah. Semua murid tinggal di rumah, hujan mengguyur sejak subuh tadi. Donghyuck sendiri hanya merenung di jendela sambil memainkan batang bunga matahari yang didapatnya kemarin.
Semalaman penuh Donghyuck tidak bisa tidur karena memikirkan siapa orang yang meletakkan bunga matahari di meja belajarnya, satu buket penuh lagi. Donghyuck berusaha mencari siapa tau ada nama pengirimnya di pembungkus buket namun nihil, hanya ada tulisan 'hope you like it, 13.9'.
Saat dibawa pulang, Hendery, kakak sulung Donghyuck bersikap menyebalkan dengan merebut buket bunga itu, lalu disembunyikan di dalam kamar orangtuanya.
Mae-nya Donghyuck bahkan mengira buket bunga itu hadiah dari sang suami, tapi Donghyuck buru-buru mengambil buket tersebut setelah menghantam punggung Hendery keras-keras dengan penggaris raksasa milik ayahnya.
Sebagian bunganya Donghyuck letakkan dalam vas bunga untuk di pajang di ruang tamu, dan sisanya Donghyuck bawa masuk ke kamar.
Ngomong-ngomong, Donghyuck sendirian di rumah sekarang. Ayahnya pergi ke kantor untuk mempresentasikan rancangan bangunan barunya, Mae-nya berkunjung ke rumah sepupunya yang baru saja melahirkan, dan Hendery tentu saja pergi ke kencan hujan 'romantis' dengan pacarnya.
Menyebalkan sekali, Donghyuck tidak suka sendirian.
Tak lama kemudian bel rumah berbunyi, dan terdengar suara orang melangkah masuk ke rumah. Donghyuck tidak terlalu peduli, jadi dia biarkan saja.
"Yo Hyuc—kie? You're sleeping?"
Donghyuck sudah memejamkan mata dengan menggenggam setangkai bunga matahari di tangannya. Jendela kamarnya agak terbuka, membuat udara dalam kamar menjadi agak dingin.
"Hyuck, wake up, your Mae told me to take you for a walk."
"Sush it up, aku ngantuk..."
Lelaki yang membangunkan Donghyuck itu hanya bisa menggaruk tengkuknya bingung.
"Serius gamau kakak ajak jalan keluar?" Dia mendekati Donghyuck, merapikan poninya menggunakan jari telunjuk.
"Udah tua, ga usah sok-sokan manggil diri sendiri kakak," cibir Donghyuck.
"Ya maaf. Kamu beneran gamau keluar? Bentar Mae-mu marah-marah lagi liat anaknya rebahan mulu di rumah." Taeyong, bibi Donghyuck mencubit pipi Donghyuck gemas.
Menggembungkan pipi, Donghyuck menepis tangan bibinya lalu memunggunginya. "Hyuck udah telepon Jaemin ama Renjun, bentar juga kesini kok."
Taeyong tertawa kecil kemudian mengecup kening Donghyuck dengan sayang. "Aku ada bawain pizza, kutaruh di meja makan ya. Kalau Jaemin sama Renjun datang, makan bareng aja. Bilang sama Mae-mu kalau nyari, aku pergi sama Jaehyun."
Donghyuck menanggapi dengan sebuah anggukan kecil, yang dibarengi dengan langkah kaki Taeyong yang berjalan keluar kamar dan meninggalkan rumah Donghyuck.
⇱—Pemuja Rahasia—⇲
Jaemin dan Renjun datang, tapi mereka tidak hanya berdua, ada Harvey dan Jeno juga.
Bagus. Bau-bau jadi nyamuk, menyebalkan.
Mereka berlima berencana nonton film horror, tapi Donghyuck paling tidak setuju. Sesekali Donghyuck meminta bantuan argumen pada Renjun tapi lelaki mungil itu hanya menyengir sambil menunjuk Harvey yang menggamit tangannya.
Kemudian mereka duduk berlima di ruangan tengah. Jaemin, Donghyuck dan Renjun duduk di sofa besar sementara Jeno berbaring di sofa kecil, dan Harvey yang selonjoran di atas karpet. Jaemin kemudian memutarkan sebuah film horror lawas yang—ekhem, dicurinya dari kamar ayahnya.
Parental advisory content, jangan mengikuti kelakuan Jaemin.
Donghyuck menghela napas lega ketika mengetahui dua pasangan tersebut tidak duduk berdekat. Setengah film sudah terputar, tidak terlalu banyak jumpscare membuat Donghyuck kembali menghela napas lega.
"Bao, i'm hungry~" Harvey merengek, kemudian menatap Renjun dengan pandangan lapar.
"Hyuck, ada makanan nggak?" tanya Renjun.
"Tadi tante Tae bawain pizza, katanya ada di meja makan. Ambil aja sekalian sama cola di kulkas," ujar Donghyuck.
Renjun mengangguk kemudian pergi mengambil pizza serta lima gelas plastik juga sebotol cola dingin dan meletakkannya di meja. Perut Harvey yang sedari tadi meronta minta diisi langsung saja membuat Harvey mengambil dua potong pizza dan memakannya dalam lima menit.
"Hope you'll get choked, dear," sindir Renjun.
"Shus ba— UHUKK!!" Harvey tersedak potongan jamur yang tidak sempat dia kunyah. "Baru juga dibilangin," Renjun mendesah kemudian memberikan gelas colanya pada Harvey yang masih terbatuk-batuk.
"Lovebirds, bleh." ujar Donghyuck sambil memeletkan lidahnya.
Jaemin tertawa menanggapi ujaran Donghyuck. Mereka lanjut menonton, menghabiskan sekotak pizza pepperoni dan sebotol cola (note, 50%-nya ditelan Harvey karena terus-terusan beralasan kalau dia tersedak).
Jeno berinisiatif untuk membuang kotak pizza yang sudah kosong, sebelum menyadari ada secarik sticky note di atas kotak pizza tersebut, berikut sebungkus jelly aneka rasa ditempelkan di sebelahnya.
"Hyuck, kayanya ini bonus dari tante Tae deh," Jeno memberikan sticky note dan sebungkus jelly tersebut pada Donghyuck yang diterima dengan wajah bingung.
❛Pizzanya enak Hyuck? Jangan lupa bagi-bagi ya, bentar kamu tambah gembul kalau diabisin sendiri.❜
—13.9
⇱—Pemuja Rahasia, TBC—⇲
siapa hayo yang ngira tdi yang masuk ke kamar hyuck itu mark hAYOOOO
KAMU SEDANG MEMBACA
pemuja rahasia, markhyuck
Fanfictionkisah klasik antara dua insan, satunya ketua osis dan satunya murid yang agak berandalan, yang diam-diam jatuh cinta satu sama lain.