THE CATS' MURDERER (6/6)

18 5 0
                                    

Kita akan bertemu lagi!❞

"Begitulah akhir bahagia-tak bahagia dari dongeng Jenoric yang terkenal di seluruh dunia dan diceritakan turun-temurun ke anak cucu hingga saat ini, termasuk aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Begitulah akhir bahagia-tak bahagia dari dongeng Jenoric yang terkenal di seluruh dunia dan diceritakan turun-temurun ke anak cucu hingga saat ini, termasuk aku." Sunflo mengakhiri dongeng dari neneknya.

Nono menangis dalam diam.

"Seandainya aku menjadi istri Jenoric, aku tidak akan membiarkan Jenoric membunuh kucing-kucing tak berdosa itu, apalagi kucing peliharan Dandelion memiliki nama yang sama dengan kucing peliharaanku dulu.

"Kau tahu, No? Meskipun namaku Sunflower, dengan harapan untuk menjadi anak yang kuat. Aku tetap ditakdirkan sebagai bunga dandelion.

"Ucapan dokter pernah menjatuhkan kehidupanku. Tapi, aku tidak akan menyerah begitu saja. Aku akan menghabiskan waktu dengan baik agar tak menyesal saat meninggal kelak. Aku akan mempertahankan harapan pada nama yang disematkan untukku.

"Aku tidak akan membunuh banyak kucing atau memaksa kucing untuk memberikan nyawa padaku. Karena, aku menyukai kucing.

"Aku menyukaimu, Nono."

Nono benar-benar mengeluarkan air mata sekarang. Nono memeluk Sunflo. "Berdosakah aku jika menyukaimu?" Nono menempelkan dahinya pada dahi Sunflo.

Wajah Sunflo memucat, bibir Sunflo membiru, dan napas Sunflo melambat. Nono sangat ingat dengan tanda-tanda ini. Sunflo sedang berada dalam tahap sekaratnya. Tak mengerti insting darimana, tubuh Nono bergerak sendiri untuk memejamkan mata dan memfokuskan diri pada hati Nono.

Nono hendak memberikan nyawanya pada Sunflo. Walau ia tak bisa melihat wajahnya, walau ia kehilangan keabadiannya, itu tak sebanding dengan kebaikan dan kelembutan yang diberikan oleh Dandelion dan Sunflo padanya. Tuhan mungkin tak dapat mengampuni dosa Jenoric ratusan tahun lalu, tapi Jenoric akan menempati sumpahnya untuk menyelamatkan Dandelion, itu juga berlaku untuk menyelamatkan Sunflo, reinkarnasi dari Dandelion.

Ah tidak. Lebih tepatnya, Sunflo adalah bunga dandelion yang ditiup oleh Dandelion dulu.

"Kita akan bertemu lagi." Nono merasa kesakitan ketika mentransfer nyawanya pada Sunflo.

"Cepatlah kembali." Tak disangka, Sunflo berucap demikian. Ia menitikan air mata.

Sore itu, keajaiban terjadi pada pasien muda di salah satu kamar rumah sakit yang divonis dokter akan meninggal tak lama lagi.

-🐱🌻-

"Nanti kita kembali, ya!" Jeno melambaikan tangan ke kamera, disusul oleh kelima member NCT Dream di sampingnya.

"Oke, cut!" Manajer NCT Dream menepuk tangannya satu kali, tanda perekaman greeting message telah selesai. "Kerja bagus." Ia menundukan kepala, dibalas tundukan kepala oleh enam orang tanggung jawabnya.

Kelima member NCT Dream berniat untuk makan bersama di salah satu sudut kota malam ini. Mereka sangat antusias menunggu malam tiba, berbeda dengan Jeno yang justru bergelagat aneh.

Usai syuting, Jeno memperhatikan telapak tangannya, merasakan wajahnya, dan bergaya di cermin besar. Eh, bukankah aku sedang bersama Sunflo?

"Kau ikut tidak?" tanya Jaemin.

"A-ah, iya. Aku ikut." Jeno sebenarnya kebingungan.

"Halo, selamat sore!" Ten, salah satu member Wayv memasuki ruang ganti NCT Dream dengan membawa sekantung minuman dingin untuk dibagikan pada tiap member. Tentu saja, adik-adiknya senang.

"Terima kasih, Hyung!" seru Chenle dengan pekikan senang.

"Terima kasih, Hyung. Hyung kenapa ke mari?" tanya Jisung penasaran.

"Aku ingin menemui Jeno." Ten berjalan mendekati Jeno yang masih kebingungan. Di belakang Ten, terdapat Leon dan Louis yang mengikutinya.

"P-Penyihir Chitta!" teriak Jeno sambil menunjuk Ten.

"Shuut, kecilkan suaramu! Aku bisa dibunuh kalau orang lain tahu bahwa aku adalah penyihir yang masih hidup sampai sekarang." Ten mengecilkan suaranya. Jeno segera menutup mulut.

"Sudahlah. Akhirnya kau tahu maksudku waktu itu, kan? Kau bahkan melakukannya sendiri, tak perlu membunuh kucing-kucing di sekitarmu demi menyelamatkan nyawa satu orang." Ten tersenyum.

"Sekarang, jalani sisa hidupmu. Kau tidak akan abadi dengan tubuh ini. Untuk sementara waktu, kau mungkin tidak akan bertemu Dandelion atau Sunflo. Tapi, kalau kau ingin menemui Dandelion, maka tunggulah dengan sabar. Kalau kau ingin menemui Sunflo, ia masih tinggal sendiri di rumahnya. Kau berhasil memberikan nyawa padanya.

"Oh iya. Sebenarnya, aku masih membencimu karena kau mencoba untuk membunuh dua kucingku yang berada dalam satu tubuh. Aku juga kehilangan kalung kuning milik Lewis, sehingga mereka terbelah dua. Leon dan Louis, cukup repot merawat mereka sekaligus. Tapi, itu masalah mudah.

"Sekarang, kau ingin mengembalikan kalung kuningku, tidak? Atau akan kau jadikan jimat pengingat?" Ten berkacak pinggang sambil menatap saku celana Jeno.

Jeno salah tingkah. Ia mendengar menepuk saku celananya. Jeno menggelengkan kepala sebagai jawaban. Ia menolak untuk mengembalikan kalung kuningnya.

"Baiklah. Selamat menikmati hidup barumu sebagai Lee Jeno, Jenoric. Kau akan berkeliling dunia sekarang." Ten melambaikan tangan sambil melangkah pergi keluar ruangan bersama dua ekor kucingnya.

Jeno melambaikan tangan perlahan. Ia mengabaikan kelima member yang sedaritadi melihatnya bersama Ten. Anehnya, tidak ada satupun yang dapat mendengar pembicaraan tadi. Ten telah menggunakan kekuatan sihirnya.

Sebelum Jeno berganti baju, ia memilih untuk menemui manajernya dan mengajukan permintaan untuk menonton hasil greeting message untuk para penggemar. Manajer menyetujuinya.

Jeno hampir menangis melihat dirinya di layar kamera. Hukumannya sebagai kucing berusia abadi telah usai. Ia tak lagi hidup dalam keputusasaan. Ia ingin mengejar cita-citanya untuk menjadi seorang idola yang berkeliling dunia. Ia juga akan selalu mengingat Dandelion di hatinya.

Walau prosesnya amat panjang, Jeno tidak akan menyesali segala hal yang telah terjadi dalam kehidupannya. Jeno sudah menyelamatkan Sunflo, itu lebih dari cukup. Jeno pasti akan bertemu Dandelion lagi. Entah di dunia selanjutnya atau ia akan terlahir kembali.

Jeno melihat poster NCT Dream yang sama dengan poster di kamar Sunflo. Di samping poster tersebut, terdapat jadwal konser dunia yang akan dilakukan oleh NCT Dream.

"Kota ini ..." ucap Jeno yang sedang membaca jadwal padatnya, "kota tempat Sunflo tinggal!"

Jeno mengepalkan tangan. Wajahnya tampak bahagia. Sesibuk apapun jadwalnya hari itu, ia akan berusaha untuk menemui Sunflo di rumahnya. Bukankah Lee Jeno adalah idola favorit gadis ceria itu? Jeno mengeluarkan senyum manis khasnya.

Di layar kamera, video greeting message NCT Dream masih diputar hingga tiba giliran Jeno untuk berbicara.

"Kita akan bertemu lagi!"

"Kita akan bertemu lagi!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE CAT'S MURDERER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang