4

24 4 1
                                    


Disini dinda sekarang, usai berganti pakaian dinda langsung pergi ke taman belakang.

Jika dilihat sekilas dinda seperti sedang melamun, namun sebenarnya dinda sedang berfikir keras untuk cepat-cepat menyelesaikan semua ini.

Sedang asik berfikir, dinda merasa seperti sedang diperhatikan. Saat menengok, disana dipinggirnya sudah ada arsya yang duduk dengan santai sambil melihat kedepan dengan tatapan kosong.

"Lo itu dia kan?" Tanya arsya masih dengan pandangan yang sama

Dinda yang mendengar itu hanya diam saja, tidak penting untuk dijawab pikirnya.

Merasa tidak di respond, arsya menatap dinda.

"Lo itu dia kan? Semua yang ada di diri lo itu mirip sama dia!" Ucap arsya
"Please... jawab kalau emang itu lo" sambungnya dengan lirih.

Dinda hanya diam sambil menatap arsya yang kini menatap nya dengan pandangan yang sulit diartikan.

Hening sebentar.. sampai ucapan dinda mampu membuat arsya tertegun.

"Everything is true... arsya" ucap dinda dengan nada datarnya.

Sedetik kemudian dinda sudah berada dalam dekapan arsya, sesekali arsya mengecup puncak kepala dinda.

Sedangkan dinda hanya diam memandang kosong kedepan, tanpa membalas pelukan arsya.

"Why You lying to me dinda?" Tanya arsya masih mendekap dinda.

"Sorry" ucap dinda sambil melepas pelukan mereka.

"Ini bahaya dinda, kumohon berhenti melakukan semua ini" mohon arsya sambil mengusap lembut pipi dinda.

"Bagaimana kamu bisa tahu, mereka saja tidak mengenaliku?" Tanya dinda.

"Ikatan yang kuat dinda" arsya menatap dinda lembut, sungguh tatapan yang tidak pernah ia berikan pada siapapun, kecuali dengan gadis didepannya ini.

" setelah ini, diam dan lihat jangan sekali-kali ikut campur" ucap dinda tegas

"Tapi.." ucapan arsya terpotong oleh tatapan dinda yang memohon
"Baiklah aku akan diam, tapi jangan melarangku untuk menolong mu" pasrah arsya, lalu setelahnya kembali memeluk dinda, kali ini dinda membalas pelukannya.

"Thank's"

"Your welcome"

Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada yang melihat mereka. Bagaimana mereka saling memeluk, menatap dengan lembut semua ,tak ada satupun yang luput dari pandangan orang tersebut.

Membuat ia merasa sesak bercampur emosi yang tak bisa dilampiaskan.

"Argghhh!! Gue ini kenapa?!"

Setelahnya ia berbalik untuk pergi dari tempat panas itu.

.....

"Woyy.. lo abis dari mana ro?" Teriak dani saat melihat sahabatnya baru datang ke kantin.

"Wey.. wey.. kenapa nih muka lo ro? Sepet amat" tanya rafa sambil menyuap kembali nasi goreng yang ia pesan.

"Abis dari taman gue" ucap alvaro dengan nada yang datar

" nih gue pesenin mie ayam buat lo sekalian es teh biar hati lo adem" kata terakhir dani membuat alvaro mendelik tak suka. Sedangkan rafa terkekeh geli melihat muka alvaro.

Saat mereka sedang makan. Teriakan para siswi membuat mereka mengalihkan pandangan mereka ke pintu kantin.

Bisa dilihat hal yang mengejutkan bagi para siswa harapan bangsa, most wanted kekantin dengan seorang nerd!!

"Pangeranku kok sama nerd"

"Omaygat arsya kenapa bisa sama dia"

"Gak cocok banget"

"Kuman..kuman..kuman.. iwww"

"Arsya sama kita ajaa"

Begitulah teriakan netijen, sedangkan yang dibicarakan hanya memasang wajah datar.

Emang dasar nya kutub yee..

Lain halnya di meja alvaro, ia kini sedang berusaha merendam emosi yang entah kenapa kian memuncak apalagi saat otak nya terekam kejadian tadi di taman. Sungguh alvaro ingin mencari pelampiasan emosi.

......

Aww.. aww.. aww..

Jadi arsya sama dinda tuh ada hubungan apa??

Alvaro cembokur nih :v

Pendek? Gapapa lah ya :v

Vote, comment nya kakak, ayo kakak

:vvvv

Nerd misteriousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang