"Fawnia lo mau pulang bareng gue nggak?" tawar Rama di tempat parkir. Ia kemudian menaiki motor ninjanya yang berwarna hitam setelah memakai helm.
"Nggak usah, Fa. Entar lo diapa-apain lagi sama dia," hasut Inez.
"Kita udah kenal berapa lama sih, Nez ? Nggak mungkin juga gue macem-macem sama sahabat gue sendiri. Bilang aja kalau sebenernya lo yang pengen nebeng," kata Rama melirik Inez pura-pura sebal.
"Oke!" secepat kilat Inez sudah berada di boncengan Rama membuat si empunya motor menatap takjub gerakan kilat gadis itu.
"Ram, basa-basi lo beneran basi tau nggak. Nggak bisa apa lo itu to the point aja," Fawnia terkekeh menatap Rama yang dibalas Rama dengan kekehan juga.
"Nez, emang lo nggak takut Rama macem-macem sama lo?" tanya Fawnia ke Inez disertai senyuman jahil. Fawnia menatap wajah bete Rama.
"Tenang aja, Fa. Gue itu pawangnya buaya. Udah profesional, apalagi buaya macem Rama, kecil mah buat gue," oceh Inez tanpa memikirkan objek yang dibicarakan tepat berada di depannya. Fawnia tertawa puas mendengar penuturan sahabatnya itu. Sedangkan Rama cuma pasrah dijadikan objek ghibah oleh kedua sahabatnya.
"Jadi gue pulang bareng dia nih, Fa?" tanya Rama.
"Nggak usah basa-basi lagi deh, Ram. Emang itukan mau lo?!" kata Fawnia telak membuat Rama salah tingkah.
"Tapi lo gimana, Fa? Apa gue turun aja? Biar Rama nebengin lo aja," Inez tidak enak meninggalkan Fawnia sendiri. Tapi ia juga ragu untuk turun dari boncengan Rama.
"Nggak usah Nez, gue nanti dijemput Kak Elvan, kok. Kalian duluan aja," Fawnia mengalah pada Inez.
Setelah itu Rama dan Inez pun pamit meninggalkan Fawnia. Sedangkan Fawnia berjalan menuju gerbang sekolah bersiap menunggu kakaknya menjemput.
***
Qia berdiri di depan gerbang sekolah sedang menunggu jemputan bersama dengan siswa-siswi lainnya yang juga bernasib sama dengannya.
"Pulang bareng gue ya?" tiba-tiba saja Qia mendengar suara seseorang yang agak familiar beberapa waktu belakangan ini. Ia berbalik ke asal suara yang berasal dari sampingnya. Ia mengenali orang itu. Dia adalah Nata. Nata duduk di atas motor sport hitamnya dengan menggunakan helm fullface berwarna senada dengan motornya.
"OGAH! JAUH-JAUH LO DARI GUE! SKSD BANGET JADI ORANG," bentak Qia dibarengi pelototan sinis pada Nata. Nata yang dipelototi mengerutkan kening karena bingung, begitu pula orang-orang di sekitarnya yang tidak tahu-menahu apa yang terjadi.
Nata mengabaikan Qia.
"Fawnia, lo pulang bareng gue ya?" ulang Nata sekali lagi kepada gadis yang berdiri menatapnya kebingungan.
"Siapa?" tanya Fawnia berusaha mengenali sosok di balik helm fullface itu tapi tetap saja sia-sia.
"Cihh.. sok ngajakin orang lain," Qia berdecih. "Bilang aja malu tawaran lo gue tolak," tambahnya sambil menautkan kedua tangannya di depan dada songong.
Fawnia yang mendengar itu hanya mengedikkan bahunya acuh dan berlalu pergi menuju mobil kakaknya yang telah tiba. Sementara Nata hanya menatap kepergian Fawnia dengan sorot tak terbaca.'Dia nggak ngenalin gue,' batin Nata.
"Woi ngapain lo diem? Lo bisu?" bentak Qia membuat Nata menoleh padanya. Namun, Nata tidak peduli, dia langsung menyalakan motornya dan melaju pergi meninggalkan Qia yang dia abaikan untuk kesekian kalinya. Qia menghentakkan kakinya keras ke tanah yang dipijakinya. Ia semakin diliputi kekesalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
INJURY
Teen Fiction_Freya Fawnia Zhafira_ Gadis biasa tapi memiliki wajah yang memikat hati siapapun yang melihatnya. Namun di balik itu, ia memiliki masa lalu cukup kelam yang berusaha ia sembunyikan dan lupakan. Baginya, orang-orang yang hadir dalam hidupnya adalah...