"kalian gak kenapa-napa kan?"
Baekhyun yang sedang menangis tiba-tiba terhenti seketika, ia menolehkan diri untuk melihatnya.
"Apasihh, sok kenal banget, yakk Baekhyun cepat berdiri!"
"Awshhh... Sakit, nie."
"Kalo jatuh itu pasti akan sakit, termasuk jatuh cinta." Ucap Jennie seraya menepuk-nepuk noda di pantat Baekhyun.
"Jennie, jangan lecehin aku."
"Idihh.. gue cuman bantu bersihin doang." Ucapnya sambil bergidik geli "Yaudah kalo gitu bersihin aja sendiri!"
"Ehkhem." Dehaman tersebut membuat Jennie dan Baekhyun terdiam, Chanyeol sedari tadi hanya berdiri melihat pertengkaran kecil mereka.
"Apa sih lu? sok kenal banget!" Ketus Jennie.
"Gue cuman mau nolongin kalian berdua."
Baekhyun hanya terdiam mendengar perkataan Chanyeol, ia sama sekali tidak membuka suara."Yauda, Baek, ayok masuk." Ajak Jennie seraya menarik tangan Baekhyun memasuki mobil Chanyeol tanpa persetujuan pemilik mobil tersebut.
"Siapa yang nyuruh kalian masuk ke mobil gue?"
"Yakan kamu sendiri yang mau nolongin kita, Jenn, telpon mang Wanto buat beresin motor butut kamu!"
Jennie hanya bisa berdecak kesal, tetapi ia tetap menuruti perintah Baekhyun.
"Ayok jalan." Titah Jennie ke Chanyeol.
"Rumah kalian dimana?"
"Nanti aku arahin." Balas Baekhyun.
Tak butuh waktu lama, mereka bertiga sampai dirumah Baekhyun, ralat lebih tepatnya rumah orangtuanya Baekhyun. Jennie terlebih dahulu turun, sedangkan Baekhyun tidak mau turun.
"Cks.. masa harus dibukain sih." Gumam Jennie sambil membukakan pintu untuk Baekhyun.
"Mang, ambilin kursi roda." Teriak Baekhyun begitu keras.
"Baek, lagipula cuman siku yang luka, masa pake kursi roda sih." Kesal Jennie.
"Gapapa, suka-suka aku lah." Jennie hanya bisa menghembuskan nafas jengkel atas sikap Baekhyun yang lebay.
"Mang kenapa lama banget?"
Tak lama mang Ujang pun datang mendorong kursi roda yang diminta Baekhyun. Bukan hanya mang Ujang, ibu Baekhyun pun menghampiri Baekhyun dengan setengah panik.
"Sayang kamu gak kenapa-napa kan?" Cemasnya.
"Mi, sakit banget, tadi aku jatuh sama Jennie gara-gara motor butut sialan itu." Rengek Baekhyun kepada ibunya.
"Mang Ujang, buang aja tuh motor, bawa sial." Kesal ibu Baekhyun.
"Jangan dong Bu, mending buat saya aja."
Mendengar percakapan itu Jennie hanya bisa melongo, masalahnya itu motor miliknya, mereka tidak bisa membuang seenaknya.
"Mi, itu motor aku loh, bukan motor Baekii."
"Nanti sore mami beliin lagi yang baru, yang lebih bagus, ayok sayang naik, mang Ujang tolong dorongin." "Ehhh kamu yang caplang siapanya anak saya yah?" Tanyanya kepada Chanyeol.
"Saya park Chanyeol, temannya Baekhyun." Ucap Chanyeol memperkenalkan diri.
"Idih lu ko ngaku-ngaku sihh."
"Hush, Jennie, kamu gak boleh gitu, ayo nak Chanyeol masuk kedalam." Merekapun masuk kedalam.
Chanyeol terkagum melihat isi rumah Baekhyun yang begitu elegan, dan glamor, berbeda sekali dengan rumah yang dulu ia kunjungi, maklum saja rumah yang dulu ia kunjungi rumah neneknya.
"Semua barang yang ada dirumah ini diimport langsung dari luar negeri, termasuk keset juga." Ucap ibu Baekhyun dengan ria.
Jennie hanya berdecak sebal, tidak anak tidak ibu sama-sama lebay dan ria, pikir Jennie. Sedangkan Chanyeol hanya tersenyum simpul.
"Sayang tunggu sebentar disini, nanti dokter keluarga kita sebentar lagi datang."
"Mi, Baekhyun kan hanya memar." Protes Jennie.
"Bukan hanya memar Jennie, kalian kan jatuh di jalan, lukanya juga gak langsung dibersihin, mami khawatir ada bakteri yang masuk, gimana kalo nanti tangan Baekhyun sampe di amputasi? Kamu mau punya suami yang tangannya cuman sebelah?" Chanyeol yang mendengar pernyataan tersebut hanya bisa melongo tak percaya dengan ke-lebayan ibunya Baekhyun.
"Ckk, terserah kalian." Jennie hanya bisa memutarkan bola mata sambil berdecak, toh percuma ia melarang karena tidak ada yang bisa membantah nyonya pemilik marga Byun tersebut.
"Tuhh, Dokter Edward datang, dok tolong periksa dengan sangat detail." Pinta nyonya Byun.
"Kalo perlu Rontgen aja sekalian." Ucap Jennie sebal.
"Ini hanya memar biasa, 2-3 hari juga pasti sembuh, ibu tidak perlu khawatir, nanti saya kasih resep salep yang bisa mengeringkan dan menghilangkan bekas luka."
"Gak perlu dirawat ke rumah sakit kan dok?" Tanya Baekhyun penasaran.
"Tidak perlu, kalo begitu saya pamit." Dokter Edward pun beranjak meninggalkan ruangan tersebut.
"Kata gue juga gabakal kenapa-napa."
"Terserah aku lah, Jen." Ucap Baekhyun yang membuat Jennie kesal. "Mi, udah telepon Papa kan?"
"Udah, tadi mami nyuruh papa pulang sekarang, mungkin masih dijalan." Derap langkah kaki pun terdengar "Itutuh papa."
Papa Baekhyun setengah berlari menghampiri Baekhyun, ia sangat terkejut ketika mendengar bahwa anak semata wayangnya kecelakaan motor. Melihat anaknya yang memakan apel dengan tenang tanpa luka sedikitpun ia sangat kesal "Mami, Baek kan gak kenapa-napa? "
"Siku nya memar Pi, Baekii jatuh dari motor sama ninie."
"Kenapa gak bilang, kalo cuman memar papi gak akan bubarin rapat sama Pa mark, rapatnya sangat penting loh mi."
"Ohh jadi papi lebih mentingin rapat daripada anaknya sendiri?"
"Udah jangan ribut!" Lerai Baekhyun.
Papa Baekhyun hanya menghembuskan nafas kesal, ketika ia mengalihkan pandangan, degg ia melihat pria yang dulu ia jauhkan dari anak semata wayangnya. Kenapa ia bisa disini, pikirnya.
"Kamu, keluar dari rumah saya."
To be continued
Gimana? Masih mau lanjut?
Jangan lupa buat vote yah :*
KAMU SEDANG MEMBACA
GAY [BAEKHYUN X JENNIE]
FanficBaekhyun yang sewaktu remaja mengalami ketertarikan sesama jenis membuat kedua orang tuanya cemas, sehingga mereka menjodohkannya dengan seorang wanita cantik yang merupakan anak dari sahabat orang tuanya. Baekhyun lemah. Baekhyun cengeng. Baekhyun...