"uhukk.." tiba-tiba saja darah segar keluar dari mulut Seokjin. Saat itu ia mendengar pintu kamarnya terbuka dan menampakkan seorang wanita bergaun putih berada didepan kamarnya. Seokjin tak begitu jelas melihat siapa gadis itu karena kini kesadarannya sudah mulai menipis.
Kini Seokjin benar-benar tak sadarkan diri saat Irene masuk ke kamar itu dengan wajah yang sangat panik.
"hey.. sadarlah... apa yang terjadi padamu?" Irene mencoba membaringkan tubuh Seokjin ke ranjang dan segera pergi menemui Jimin untuk meminta pertolongan.
"Jimin-ssi.. Park Jimin-ssi" panggil Irene pada Jimin yang sedang merangkai bunga untuk ia letakkan pada vas bunga. Jimin yang dipanggil pun menoleh kearah Irene yang terlihat sangat khawatir. Jimin bangkit dari duduknya dan mendekati Irene.
"apa yang terjadi Nona Irene?"
"pria itu.. dia tak sadarkan diri dan terbatuk darah, tolong dia.." tak terasa air mata Irene keluar membasahi pipinya saat mengatakan keadaan Seokjin. Entah kenapa ia merasa sangat khawatir dengan keadaan pria yang disukai nya itu.
Jimin sangat terkejut mendengar kabar ini dari Irene, tanpa mengatakan apapun Jimin pun segera berlari menaiki tangga menuju kamar Seokjin. Setelah sampai di kamar Seokjin Jimin dapat melihat tubuh lemah dari pria itu juga darah segar yang keluar dari mulutnya. Jimin sendiri tidak mengerti apa yang telah terjadi dengan Seokjin hingga keadaannya jadi seperti ini.
"Nona Irene, bisa Anda keluar sebentar.. Saya akan memeriksa keadaannya" pinta Jimin dengan sopan pada Irene. Irene pun menganggukkan kepala nya dan segera keluar dari kamar itu.
Jimin segera mengambil kain bersih dari lemari di kamar itu kemudian mulai membersihkan darah yang keluar dari mulut Kim Seokjin. Tanpa Jimin sadari jari-jari tangan Seokjin perlahan bergerak dan tiba-tiba tubuh Seokjin melayang di atas ranjang membuat Jimin sangat terkejut. Kepulan asap tipis berwarna merah muda mengelilingi tubuh Seokjin yang masih melayang itu. Kemudian Seokjin membuka matanya, terlihat matanya yang berwarna merah menyala menatap tajam kearah Jimin.
Jimin sangat takut saat Kim Seokjin perlahan berjalan mendekatinya. Ia tak bodoh untuk tidak mengenali siapa yang mendekatinya kini. Mata merah itu, tatapan tajamnya serta kepulas asap merah muda itu, hanya Genie yang memiikinya. Genie, dia adalah kakak dari Kim Taehyung dan Jeon Jungkook.
*fyi : Genie bacanya 'Jini' ya
Dengan perlahan Genie terus mendekat pada Jimin yang terlihat ketakutan. Ia mencekik leher Jimin dengan keras hingga membuat Jimin susah bernapas.
"siapa kau?" tanya Genie dengan suara berat nya. Jimin tidak bisa menjawab pertanyaan dari Genie itu karena Genie yang masih mencekiknya. Jangankan berbicara, bernapas saja ia susah jika seperti ini keadaannya.
Irene yang sedang berada di luar merasa sangat khawatir karena sudah cukup lama sejak ia keluar dari kamar itu namun Park Jimin belum juga keluar dan memberitahu keadannya. Ia pun berpikir untuk masuk ke kamar itu dan betapa terkejutnya Irene saat melihat pria yang di sukainya sedang mencekik leher Park Jimin.
Irene langsung berlari kearah Genie untuk berusaha menyelamatkan Jimin dari pria itu.
"apa yang kau lakukan? Tolong lepaskan dia"
Genie menoleh kearah Irene yang berbicara pada nya, setelah menatap Irene entah kenapa Genie mengendurkan tangannya yang tadi mencekik leher Jimin. Jimin pun merasa lega karena Genie sudah melepas cekikan di lehernya.
Perlahan Genie beralih mendekati Irene. Mata merah nya kini telah berubah seperti semula dan tatapannya pun menjadi lembut saat menatap manik Irene. Genie memeluk erat tubuh mungil Irene dalam dekapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold [BTS fantasy]
FanfictionSebuah kisah fantasy tentang Kerajaan Fiend dan Kerajaan Saeint yang dulunya memiliki hubungan yang harmonis. Tapi sebuah konflik yang terjadi dimasa lalu membuat kedua kerajaan tersebut saling bermusuhan. Kim Taehyung, raja dari Kerajaan Fiend ber...