"Wah bunga ini tampak cantik sekali" Eunbi terperangah melihat Bunga daisy yang baru diantarkan. Ia melihat sekeliling toko, semua sudut sudah sangat dipenuhi oleh berbagai karangan dan bunga-bunga segar.
"Harus Aku letakkan dimana si-cantik ini?" Tanyanya pada diri sendiri.
Eunbi melihat satu buah pot kecil. Ia tiba-tiba mendapatkan sebuah ide. Dengan cekatan Eunbi mengambil pot kecil tersebut, menaruh daisy didalamnya. Kemudian ia mengambil sebuah tali tambang berwarna putih yang kemudian ia ikatkan pada kedua sisi pot.
"Jja! Dengan begini si-cantik akan tetap mengeluarkan pesonanya" Eunbi tersenyum bangga melihat hasil kreasinya. Ia kemudian mengeluarkan smarthphone-nya, mengabadikan visual pot bunga tersebut lalu mengirimkannya pada Nyonya Kim.
"Pasti Nyonya Kim akan suka dengan karyaku ini" ucapnya bangga.
Ia menaruh kembali smartphone-nya di meja. Eunbi melihat sekeliling plafon dan dinding toko "Aih harus ku gantung dimana ini"
Ia melihat keluar etalase toko, memeriksa apakah keadaan atap toko memungkinkan untuk ia letakkan pot gantung ini. Setelah beberapa menit mengamati, matanya teralihkan pada presensi wanita yang terlihat jauh lebih muda darinya sedang menatap intens kearah toko.
Sambil mengetukkan kakinya ke aspal dan matanya yang tak pernah lepas pandangan dari toko ini membuat Eunbi berpikir wanita itu berniat mencuri.
Eunbi memicingkan matanya mencoba mengenali siapa orang mencurigakan tersebut. Ia kemudian mendekat kearah etalase dengan pelan.
"OMO!" Teriaknya sambil menyembunyikan diri ke dinding "Tidak mungkin! Tidak mungkin! Tarik napasmu Eunbi!"
Napasnya tercekat, degupan jantungnya meningkat dan matanya terbelalak sempurna. Orang itu, dia, Eunbi tau siapa dia, sangat tau.
"B-bagaimana dia bisa tau tempat ini" Eunbi mengintip lagi ke arah Wanita itu berdiri. Semakin menatap wajahnya semakin membuatnya muak. Bukankah ini yang Ia inginkan? Bertemu dengan orang itu 'lagi' dan menghajarnya.
"Sepertinya Kau masih belum puas heh? Apa yang sebenarnya Kau inginkan?"
Eunbi tersenyum miring. Ia tidak akan membiarkan hal yang sama atau bahkan lebih parah terjadi lagi.
"Baiklah akan kuturuti permainan ini"Eunbi kembali mengambil pot gantung lalu dengan keberanian yang sudah ia kumpulkan kemudian ia berjalan keluar toko, acuh seakan tidak melihat orang yang dia curigai tadi.
"Permisi"
Badan Eunbi seketika mendingin mendengar suara tersebut. Ia memejamkan matanya sejenak lalu berbalik dengan senyum yang berusaha ia buat semanis mungkin.
"Ada yang bisa Aku bantu?"
Orang didepannya ikut tersenyum yang mungkin jika orang lain terlihat sangat manis namun bagi Eunbi itu adalah sebuah senyum peringatan.
"Bisa kita bicara sebentar"
Seketika Eunbi menyesal
Daisy sialan!
T♡S
"Kau ini! Aku sudah menelpon dari tadi tapi ponsel-mu selalu tidak aktif" omel Chaeyeon pada Sakura yang saat ini tengah duduk santai di sofa ruang tamu.
Sakura menoleh sekilas kearah Chaeyeon yang menaruh segelas jus jeruk didepannya "Maaf, tadi ponselku sengaja dinon-aktifkan"
Chaeyeon mengerutkan kening
"Tumben"
"Ada yang ingin Aku beri tau" Sakura membenarkan posisi duduknya agar menghadap Chaeyeon yang berada disampingnya. "Dia kembali"
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Angel | TaeKkura
Fanfiction(HIATUS) Taehyung, seorang CEO Emerald Corp yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan pelanggan spesial Ibu-nya, Sakura. Benih-benih cinta mulai tumbuh bersamaan dengan sebuah rahasia yang perlahan terungkap membuatnya seperti sedang dihantam b...