Neraka atau Surga yang dijanjikan padanya!
tak pernah keduanya, Yuju kebingungan berada di titik tengah. disebut Neraka, ia juga bisa merasakan surga. kalau pun ia surga, hidupnya bagaikan dineraka. pria bermarga Jeon, menyebutnya sebagai budak. me...
Jalanan kota Paris begitu ramai, Kelap-kerlip lampu hiasan menyala berwarna-warni saling beriringan. Yuna membawa tas hitam berisi laptop yang tak mau menyala, tak bisa diajak bekerja sama dengannya.
Dikala kegundahan disertai rasa frustasi, Yuna duduk di kursi panjang pinggir ranjang.
"Hidup itu memang berat dimana dikala menghadapi kesusahan,".
Lama menunggu datangnya keajaiban yang nggak mungkin cepat menghampirinya, sebuah motot Ecosse ES1 Spirit dikendarai seorang pria yang mengenakan jaket hitam juga helm yang dikenakannya senada.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Berhenti didepannya, Yuna lantas berdiri mencoba menilik siapa dibalik penutup kepala dan wajah yang tersamar di dalam helm.
Sungguh tak disangka, sosok pria tersebut adalah orang dingin yang duduk dipojokan ketika diadakan perkumpulan.
"Kenapa harus dia," kemam Yuna.
"Apa kau tersesat?" sambil menyimpan helmnya di atas motor, lalu kedua tangannya seakan memeluk benda pelindung kepala tersebut, pria dengan senyum ramah itu bertanya.
"Tidak," Yuna menggeleng kepala pelan, sembari menatap bengong pria tersebut.
"Mau aku antar pulang?" bentuk senyumnya semakin menaik ke atas, hingga gigi putihnya terlihat jelas.
"Aku harus pergi ke suatu tempat tapi aku tidak tahu itu dimana," jawab Yuna ikut tersenyum.
Ingin sekali pria itu tertawa, namun dia mencoba menahan. "Naiklah! katakan padaku kau mau kemana?".
"H..a... tidak perlu!!" Yuna tersipu.
"Sudah naik saja, aku antar kemana saja yang kau ingin kunjungi!"
"Tapi jangan menyesal ya!" Yuna memperingati dengan nada pelan.
Yuna naik ke atas motor sesuai perintah pengendali roda dua tersebut, tak lama laju motor tersebut mulai melaju menjelajahi hitamnya aspal jalanan.
♥*♡∞:。.。 。.。:∞♡*♥
Yuna diberikan minuman oleh pria tersebut, gadis itu mengucapkan rasa terimakasih nya. orang disampingnya begitu pengertian, dia memang membutuhkan asupan air karena rasa haus ia sejak kepergiannya dari asrama.
"Adakah rencanamu, mewawancarai kami lagi?"
"Hm...." Yuna menoleh ke sumber suara yang mengajaknya bicara, sungguh tak disangka jarak diantaranya begitu dekat dengan pria tersebut.