◇ ; kita di sini

511 134 79
                                    

Kayanya aku keseringan banyak basot sampe bingung mau ngomong apa lagi wkwkw

Dah ah daripada lama-lama mending cuss hayuu

Love you, love you, love you, love you.

Mwah

Selamat menikmati♡



💐💫💗








"Gua nggak suka lu cari muka di depan Pak Ramli, anjing! Karna keberadaan lu dia jadi nggak suka sama gua." Satu pukulan melayang ke tulang pipi Januar yang langsung tersungkur.

Ditemani Lucas, Eron menggiring Januar ke belakang sekolah untuk memberinya pelajaran serta melampiaskan dendam yang selama ini ia pendam. Dengan alibi meminta data untuk kepentingan osis, Januar berbaik hati menuruti Eron yang membawanya ke sana.

"Bukan gua yang ngejelekin lu di depan Pak Ramli, tapi kelakuan lu sendiri, Ron."

Eron meremas jari-jarinya sebelum membungkuk untuk mendaratkan satu pukulan lagi di mata kanan Januar. Ia hanya meringis dan berusaha untuk menghalangi pukulan Eron menggunakan kedua tangannya. Hal itu membuat Lucas dengan sigap mengambil peran untuk memiting kedua tangannya agar Eron lebih leluasa untuk memberikan pukulan-pukulan yang lain. "Ini buat keberanian lu yang udah deketin cewe gua!"

Lalu hantaman lain tertuju pada hidungnya yang mengeluarkan darah. "Ini buat sikap sok manis lu di depan bokapnya Jejen!"

"Cerdas cermat lu bakal lebih berkesan dengan keadaan lu yang kaya gini. Juri bakal memenangkan lu pake belas kasihan. Lu bakal berterima kasih sama gua."

"Udah lama gua tahan-tahan ini. Gua nggak peduli kalopun gua harus dipanggil ke polisi karna lu mati di sini."

Di saat Eron memberikan serangan lagi dan lagi, dari arah lapangan datang Jenira yang menjerit keras sambil berlari diikuti Jingga dan Jungkook di belakangnya. Gadis itu mendorong Eron jauh-jauh sekuat tenaga dan menampar Lucas untuk melepaskan Januar dari kuncian tangannya. Setelah terlepas ia langsung membungkuk untuk mengusap pipi Januar yang berlinangan darah, tangisnya pecah begitu saja. Dengan amarah yang meletup ia meniduri Januar yang sekarat di tanah, berdiri di kedua kakinya menghadap dan menatap tajam pada Eron.

"Brengsek, kamu! Buat apa kaya gini hah?! Buat apa?! Mau keliatan jagoan? Iya?! Nggak sama sekali! justru kamu lebih keliatan kaya seorang pecundang, nggak punya hati dan pikiran!"

Mengatur napasnya, Eron menunduk dalam dan melihat pada Lucas yang memegangi pipinya serta Jingga dan Jungkook yang menggeleng terheran-heran. Beberapa saat yang lalu mereka mendengar Eron dan Lucas sedang berbicara berdua secara diam-diam di pojok kelas, kendati tidak terdengar jelas, mereka cukup yakin bahwa selama ini Eron menyimpan rencana tanpa sepengetahuan mereka. Dan benar saja, saat bel istirahat berbunyi Eron dan Lucas menghilang secepat kilat, lalu disaat Jingga dan Jungkook ingin mencari keduanya, mereka ditahan Jenira untuk menanyakan keberadaan Eron sebelum memutuskan untuk mencari bersama-sama.

Eron maju satu langkah, dan cepat-cepat Jenira berdiri untuk menepis tangannya yang hendak terjulur untuk memeluknya. Jari telunjuk gadis itu tertuju pada Eron dengan wajah kerasnya, berusaha sekuat mungkin menahan tangis meski berkali-kali gagal. "Jauhin tangan kotor kamu dari aku atau Januar!"

"Ra.. Aku cuma nggak mau kehilangan kamu."

"Aku nggak suka kamu sok jago! Kamu pikir dengan kamu berbuat kaya gini, aku nggak bakal tinggalin kamu?" Suaranya nyaris hilang dan airmatanya terus berlinang.

YOU BROKE ME FIRST {♡}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang