◇ ; I P S 2

737 148 113
                                    

Hey, buat yang baru napak disini

Welcome to the club!

Chapter ini santai, bobrok, dan menegangkan di waktu yang bersamaan. Nga tegang banget si tapi ya bakal bikin jelas konflik,
Tapi tenang ettt puncak konflik masi jauh.

25 votes for next chapter!😆

Selamat menikmati♡



💗💫💌


"Ron, bangun, Ron. Udah jam lima." Ketukan pintu terdengar di pintu kamar Eron yang terkunci, membangunkan laki-laki itu dengan keadaan yang sedang tinggi. Kelopak mata Eron bergerak, mencari-cari kesadaran hingga sepenuhnya terbuka menatap langit-langit dengan perasaan yang membuncah. "Ron, buka pintu. Mama udah siapin sarapan di bawah."

Meregangkan otot, Eron menggeram melepaskan rasa pegal dan lelah akibat banyak kegiatan semalam. Selepas dari hotel Karet Kuningan, ia langsung bergegas pergi untuk menepati janjinya sparing futsal di Setia Budi bersama teman-teman futsalnya di sekolah dan di komplek dan kembali ke rumah pukul 3 pagi. Sebenarnya jika tidak ada janji untuk berangkat bareng Jenira, Eron enggan bangun sebegini paginya untuk sampai ke sekolah. Dia menggeliat di kasur dan perlahan tubuhnya memanas.

Tailah, sampai kapan gua pengen mulu. Perasaan tadi malam dah gua lampiasin ke anak Bahasa di hotel. Protes Eron dalam hati ketika merasakan kebutuhan yang mendalam di dalam dirinya. Mau tidak mau ia harus menggunakan tangannya untuk sekedar melepas ejakulasi.

Beberapa menit kemudian Eron langsung mandi dan turun ke bawah untuk sarapan. Hari ini dia harus tepat waktu atau Jenira bakal berangkat duluan karena Pak Ramli yang mengantarnya.

"Mba Rini kemana?" Tanya Eron pada Julia.

"Pulang kampung kemarin sore."

"Masak apa, ma?" Eron duduk di sisi kanan papah, menunggu ibunya menaruh sepiring chicken cordon bleu. Julia memang pandai memasak, tentuㅡkarena dia adalah juru masak di salah satu stasiun televisi nasional dan terkenal di kalangan ibu rumah tangga. Setiap harinya Eron disuguhkan makanan bergizi tinggi yang cukup, membuat anak itu tidak terlihat menyedihkan dan pintar.

"Chicken cordon bleu, sayang. Papa minta dimasakin itu hari ini." Jawabnya, duduk di sisi kiri suaminya dan di hadapan Eron. Mereka makan bersama-sama.

Eron mulai mengadu pisau dan garpunya membelah kecil daging dada ayam yang terlihat lezat dengan kulit dari tepung roti yang berwarna keemasan dan terlihat garing. "Ma, Jejen ada kirim whatsapp ke mama?" Julia memiringkan kepalanya ke satu sisi. Kemudian dia mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja untuk dicek. Ia segera menaruhnya kembali ketika tidak menemukan notifikasi baru.

"Nggak ada tuh, pesan mama aja belum di balas. Emang dia bilang sama kamu mau ngechat mama?"

"Nggak bilang si, cuma penasaran doang. Takutnya dia nggak percaya sama Eron soal sebelas hari yang lalu kita ke KoKas buat beli belanja mingguan. Mama ngechat apa?"

"Mama nanyain kamu dimana, mama kira kamu lagi di rumah dia kemarin sore."

Untung gua bayar pake cash, kalo nggak, papa bisa tau kemana gua kemarin. Batin Eron mendesah lega.

"Uang di atm sisa berapa?" Kali ini Dipati Alexander membuka suara tegas dan dalamnya. Bisa dipastikan sih darimana Eron dapatin suara baritone dia, siapa lagi kalo bukan dari gen kuat seorang Letkol pemegang Batalyon Angkatan Darat.

YOU BROKE ME FIRST {♡}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang