◇ ; dilema

615 146 73
                                    


Hey! Terimakasih sudah mau menunggu dan votements untuk menambah semangatku nulis ini ♡

Selamat pagiiii! Sudah bangun? Nih aku bawain temen buat sarapan (atau bisa jadi makan siang dan makan malam bagi yang bacanya jam segitu wkwk. Apaansi nga danta bet.)

Selamat menikmati ♡



💐💫💗










Jenira memeluk Julia hangat sebelum ia melepasnya dan tersenyum kepada satu sama lain. Sedangkan Jingga dan Jungkook berdiri di belakang Jenira dengan sabar.

"Makasih ya, Jejen, Jingga, dan Jungkook, udah antar Eron sampai rumah. Dia emang empat hari terakhir jarang makan, begadang, dan pergi-pergian mulu. Makasih juga masih mau temenin Eron, mama minta maaf ya kalo Eron ada salah."

Jenira mengangguk dan menoleh pada kedua lelaki yang ikut melakukan hal serupa. Mereka diam aja, kekenyangan abis disuguhin makanan enak yang dimasak langsung sama koki rumahan terkenal. Lalu Jingga dan Jungkook mengantar Jenira pulang. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Baru kali ini Jenira pulang begitu larut sejak selepas pulang sekolah, masih dengan seragam di tubuhnya pula. Hal itu tentu tentu membuat Ramli memandanginya lamat dari teras. Sorot matanya lurus dan dalam, seolah-olah sedang menguliti gadis itu hidup-hidup. Jenira tau ia membuat kesalahan, maka dari itu dia hanya diam di depan Ramli tanpa berkata apapun.

"Dari mana jam segini baru pulang? Udah gitu nggak ganti baju dulu." Kata Ramli, dingin.

Kepala Jenira tertunduk, meremas jari-jarinya yang saling tertaut di depan perutnya. Ia tahu Ramli pasti selalu mendapatkan informasi mengenai apapun semudah membalikkan telapak tangan dengan cara menghubungi orang-orang yang dekat dengannya. "Niniㅡitu.. Pah...ㅡIya, Nini habis jalan-jalan naik tj sama Januar terus ketemu Eron dan keluar sebentar sama dia." Jawab Jenira akhirnya. Awalnya ia mencoba untuk berbohong, tapi lagi-lagi ia sadar bahwa Ramli terkadang keponya sampai bisa jadi anggota fbi.

Ramli mendengus dan mengangguk pelan. "Bagus, jangan coba-coba bohong dari papah. Untung Nini jujur, kalo papah tau Nini bohong, papah nggak akan izinin Nini keluar rumah sama sekali kecuali untuk sekolah dan papah akan suruh Pak Ardi untuk awasin kemanapun Nini pergi. Ngapain pergi sama dia lagi? Kalian balikan?"

"Nggak, pah." Jawabnya pelan sambil menggeleng. Karna belum putus. "Cuma temenin dia beli makanan di Bulungan."

"Bulungan? Itu jauh. Sengaja biar lama-lama kan? Papah nggak suka ya denger hal itu. Papah udah sukanya sama Januar. Nini, ada hal yang bikin kaget yang baru papah alamin. Nini tau? Ternyata, setelah papah cari-cari informasi, Januar anak teman lama papah yang dulu sempat tinggal bareng saat kuliah di Utah. Itu makanya papah sempat pikir, pantas kok papah kaya pernah kenal sama mukanya. Papah baru aja telpon dia tadi, cerita nostalgia tentang cerita lama kita di kampus. Kedengaran mustahil, kan? Terkadang takdir itu nggak pernah menyuruh orang pergi terlalu jauh." Pak Ramli memiringkan satu kepalanya, tersenyum dan teringat masa-masa mudanya sementara Jenira membeku di tempatㅡtidak percaya dan menyangka. Tiba-tiba ia berpikir bahwa Ramli sedang mengupayakan sesuatu untuk dirinya di hari kedepan selain soal jenjang pendidikan. Tolong jangan. Jenira menggeleng, menepis pemikiran buruk itu dan kembali pada ayahnya yang merentangkan satu tangannya. "Kamu harus mandi, habis itu papah temenin makan malam. Papah juga belum makan nih." Tanpa membantah, Jenira segera menaiki anak tangga teras dan berlabuh memeluk Ramli untuk masuk ke dalam seperti yang selalu mereka lakukan setiap hari.

Entah mangapa Jenira merasakan ada yang mengganjal di hati tentang pernyataan ayahnya barusan. Memang Ramli tak secara terang-terangan menyebut soal itu, tetapi batin Jenira mengatakan kemungkinannyaㅡsebab Ramli memiliki impresi pertama yang baik ketika bertukar sapa dengan Januar pada Jumat lalu ketika lelaki berlesung pipit itu mengantarnya pulang ke rumah. Berbeda dengan hubungan yang pria tua itu miliki dengan Eron yang terlihat bagaikan orang yang memiliki gangguan pasif-agresif; Ia tidak menyukai Eron namun tetap berusaha untuk memiliki hubungan yang baik hanya demi Jenira.

YOU BROKE ME FIRST {♡}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang