1.Mode Siaga

37 19 3
                                    

Sebelum membaca,klik dulu tanda bintang di sebelah kiri ya!
Jangan lupa komen juga!
Selamat membaca✨

***

"Mimpi itu lagi." gumam Hanin yang terbangun dari tidurnya dan mengusap wajahnya yang bercucuran keringat.

Dilihatnya jam yang menunjukan pukul tiga malam,Hanin bergegas untuk mengambil Wudhu untuk melaksanakan shalat Malam.

Dihamparkannya sajadah.Di malam hari yang sunyi dan tenang ini,Hanin mencurahkan segala permintaan kepada sang Khaliq.Tetes demi tetes air mata mengalir seiring kalimat yang diucapkannya.

"Ya Allah engkaulah yang maha pengasih lagi maha penyayang.Hamba memohon kepadamu,di mana pun orang tua hamba berada,hamba memohon kepadamu lindungilah mereka.Dan pertemukanlah hamba kembali dengan keluarga hamba.Aamiin."

Sedikit perkenalan tentang Hanin.

Khansa Hanindhia, itulah nama lengkapnya.Memori tentang kecelakaan dua belas tahun yang lalu masih teringat di kepalanya.Sesekali kejadian itu terbawa ke dalam mimpi tanpa diundang.Mobil yang menabrak jembatan,membuat Hanin jatuh ke sungai dan terbawa oleh arus.Hanin ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri oleh seorang wanita bernama Dian.Hanin di besarkan dan dirawat layaknya anak kandung.Meski dari keluarga sederhana, Hanin sangat bersyukur masih ada orang baik di Zaman sekarang ini.Bagaimana Dian bisa tahu namanya,itu karena waktu kecelakaan Hanin memakai kerudung yang ada tulisan khansa Hanindhia,namanya.Hadiah dari bundanya ketika ulang tahun.

"Kalau jalan pake mata!" Sentak Ayla,anak dari Dian.

Hanin yang sedang membawa minum tidak sengaja menyenggol Alya saat berpapasan yang menyebabkan airnya tumpah mengenai seragam Ayla. "Maaf,kak."

Ayla memandang Hanin sinis. "Lo gak lihat? baju gue basah gara-gara lo!"

"Ada apa ini?pagi-pagi udah ribut,kenapa?" tanya Dian yang mendengar ribut-ribut di rumahnya.

"Baju Ayla basah bu,gara-gara Hanin!" Ucap Ayla mengadu.

"Maaf,Hanin gak sengaja kak."

"Hanin kan gak sengaja Ay,sudah minta maaf juga kan?basah juga cuma sedikit,nanti kering."

"Terus aja belain Hanin!dari dulu juga emang begitu kan?ibu selalu ngebela Hanin!" Ayla marah,yang langsung meninggalkan Dian dan Hanin begitu saja.

Selalu seperti ini,Ayla memang dari dulu tidak menyukai Hanin.Entah apa salahnya.Setiap kali berpapasan di sekolah pun,Ayla seperti tidak mengenalnya,dan mengacuhkan Hanin,menganggapnya tidak ada.

"Maafin Hanin,bu."

"Hanin enggak salah," Dian memeluk Hanin dan mengelus rambutnya yang tertutup kerudung.

"Hanin berangkat,Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam,hati-hati."

Jarak antara rumah Hanin dan sekolah lumayan jauh.Hanin berangkat sekolah menggunakan sepeda.Pernah dulu,Hanin ditawari Motor oleh Dian,namun Hanin menolak dan meminta sepeda saja karena tidak ingin menyusahkan Dian,yang sudah dianggap ibunya sendiri.

Hanin berangkat lebih awal seperti biasanya.Murid-murid pun baru ada beberapa yang sampai.Hanin duduk di meja paling depan.Tidak ada teman sebangku,karena memang kelasnya kekurangan murid.

"Good morning gais."

Dia Sultan Hanan Mahasin. Sejenis laki-laki yang paling Hanin hindari.Play boy.

Pletak

"Biasakan ucap salam." tegur Alamsyah,sahabat Hanan.

Alamsyah.Satu nama yang sudah satu tahun ini Hanin kagumi secara diam-diam.Hanin lumayan akrab,karena mereka sering di pasangkan sebagai patner kelompok.Sifat nya sangat ramah.Bahkan banyak siswi-siswi yang menyalah artikan itu.Mereka bilang,baper.

"Ish,maen tempeleng pala orang aja!" kesal Hanan.

"Assalamualaikum." Ucap Alam menghiraukan Hanan.

"Waalaikumsalam." Jawab murid yang ada di kelas.

Seperti biasa,sebelum bel berbunyi,Hanin membuka aplikasi Al-quran untuk sekedar menjaga hafalannya.Karena menjaga lebih sulit dari pada menghafal.

Bel berbunyi.

"Anak-anak,seperti biasa.Setelah menyelesaikan satu bab,ibu akan memberikan tugas kelompok,ibu yang akan membentuk kelompoknya." Jelas ibu Nani memberi penjelasan.

"Yah ibu,bikin kelompok sendiri aja bu." Usul Bayu.

"Tidak ada!dengarkan baik-baik!"

Bu Nani mulai membentuk kelompok.

"Candra dengan Nidia."

"Danu dengan Irwan."

"Alamsyah dengan Hanin."

Sudah ketebak,pasti Hanin satu kelompok dengan Alamsyah.Yang membuat Hanin merasa lega.Bukannya Hanin memilih-milih,tetapi dia tidak terbiasa berkomunikasi dengan laki-laki.

"Eh,ralat.Alamsyah dengan Panji."

"Loh?gak jadi sama Alam?" Sayangnya itu adalah suara hati Hanin.

Hanin memasang telinga baik-baik.Karena untuk pertama kalinya,dia terpisah dengan Alam.

"Hanin dengan Hanan."

Deg.

"Maaf bu,boleh di ulang?" Pertanyaan spontan itu keluar dari mulutnya begitu saja.Takutnya salah dengar.

"Kamu satu kelompok dengan Hanan."

Oh,tidak.Mode siaga diaktifkan.

"Hanan!kamu dengar tidak?!" Teriak Bu Nani karena sedari tadi Hanan tidak memperhatikan.

"Iya ibu Nani yang cantik,saya dengar kok."

Lihat,guru aja digombalin sama Hanan.Tamatlah riwayat Kamu,Hanin.

Hadiah Dari KesabaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang