2.Keajaiban

15 8 0
                                    

Sebelum membaca,klik dulu tanda bintang di sebelah kiri ya!
Jangan lupa komen juga.
Selamat membaca✨

***

Sepanjang perjalanan pulang,Hanin masih memikirkan bagaimana tugasnya bisa selesai kalau dia satu kelompok sama Hanan.Masalahnya, ini Hanan.Bisa saja Hanin menyelesaikan tugas sendiri,tapi enak di dianya gak enak di Hanin kalau begitu ceritanya.

Sibuk dengan pikirannya sendiri hampir saja Hanin keserempet  mobil.

Hanin yang melihat mobil di depannya spontan membelokan sepeda.Karena tidak seimbang,Hanin terjatuh.

"Lo gakpapa?"

Ketika Hanin sedang sibuk membersihkan rok yang kotor akibat jatuh,Hanin menoleh ke sumber suara.

Bengong.Itulah ekspresi Hanin saat ini.Orang yang ada di pikirannya sontak ada di depannya.Sampai-sampai Hanin mencubit pipinya untuk memastikan ini halusinasi.Dan ternyata tidak.Bukan halusinasi.Nyata,benar-benar nyata.

Kembali ke alam bawah sadar. "Eh iya,gakpapa."

"Maaf,aku yang salah gak merhatiin jalan." Ucap Hanin merasa bersalah, hampir saja mencelakai dirinya dan orang lain.

"Lo,murid Wijaya?

Dua kali Hanin dibuat melongo.Jadi,selama hampir dua tahun berada di sekolah yang sama dan di satu kelas yang sama.Hanan tidak mengenalnya?

Seharusnya Hanin sadar,siapa sih yang kenal Hanin?paling Pak Mamat,penjaga perpus.Ke kantin aja jarang.Kalau gak di kelas ya perpustakaan.Apalagi ini Hanan,si terkenal dengan ketampanannya.Kata orang loh,bukan kata Hanin.

Hanin mengangguk sebagai jawaban

"Mau bareng?" tawarnya.

"Makasih atas tawarannya.Aku bawa sepeda."

"Lain kali hati-hati."

Itulah ucapan terakhir sebelum Hanan benar-benar menghilang.

"Ya ampun,pingki!"

Dengan panik Hanin langsung mengecek sepeda kesayangannya itu,yang diberi nama Pingki,karena berwarna pink.

"Kamu gak lecet kan?gak lebam kan?"

○○○

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Lo dimana? "

"Jalan."

"Jalan mana?"

"Jalan raya."

Hanan terkekeh sendiri,mendengar dengusan alam disebrang sana.

"Ada apa?"

"Gue di rumah Malik."

"Otw."

Sepulang sekolah,Hanan tidak langsung pulang tetapi langsung ke rumah Sahabatnya,Malik.

"Bagus ya,maen nyelonong aja masuk rumah orang," sindir Malik yang sibuk bermain ps

Hadiah Dari KesabaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang