Gelang Sakti

10 1 0
                                    

Sore itu menjadi waktu yang suram bagi bocah kecil bernama Fauzan. Ia duduk di pinggir lapangan melihat teman sebayanya bermain bola. Bocah ingusan berusia lima tahun itu diteman balita bernama Fitri yang sedang bermain dengan imajinasinya. Fitri baru berusia tiga tahun dan ia sedang menikmati sore itu bersama saudaranya yang bernama Faizal. Bagi Fauzan dan Faizal bermain sepak bola adalah hal yang menyenangkan. Namun mereka berdua kali ini hanya menjadi penonton biasa saja. Di tengah keseruan menonton bola Fauzan dan Faizal sempat berguarau. Tiba-tiba si gadis kecil bernama Fitri tersebut menangis kencang lantas Faizal bergegas memburunya dibantu Fauzi dan membawa Fitri pada ibunya. Beberapa menit kemudian Fauzan dan Faizal kembali duduk di pinggir lapangan menikmati keseruan anak-anak bermain sepak bola dengan harapan akan ada salah seorang dari mereka yang menginginkan kedua bocah ingusan itu untuk turun ke lapangan. Tiba-tiba tendangan tanpa arah menuju tempat mereka duduk, bola itu melayang dengan cepat menghantam wajah Fauzan sampai terjungkal. Fauzan yang marah lantas naik pitam berniat menendang kembali bola tersebut ke tengah lapangan. Namun tendangan tidak akurat dan tanpa perhitungan itu mengenai wajah Fauzi yang tengah memintanya. Seluruh anak-anak menyaksikan kejadian itu lalu mereka melepaskan tawa sampai terbahak-bahak. Anak yang berusia dua belas tahun itu tidak menggubris dan tidak pula ia ikut marah, karena ia menganggap bocah ingusan itu bukanlah lawannya. Kemudian dengan wajah sedikit malu Fauzi melanjutkan kembali permainan sepak bolanya.

Ketika Fauzan dan Faizal sedang asik dalam penantiannya dari kejauhan terdengar ibunya Fitri memanggil-manggil Faizal sambil setengah berlari.

"Kamu lihat gelang milik Fitri tidak? kan tadi kamu main sama dia" ucapnya sambil tersengal-sengal.

"Oh iya, aku lihat Fitri memakai gelang. Tapi.. " jawab Faizal sambil mengingat-ingat.

"Tapi apa?" Tanya ibu muda itu kepadanya setengah ragu. Dalam ingatannya itu Faizal pernah melihat Fitri memakai gelang berwarna emas saat baru tiba di tepi lapangan. Namun ketika ia mengembalikan gadis kecil itu kepada ibundanya bocah ingusan itu tidak lagi melihat Fitri mengenakan gelang yang sama. Lebih tepatnya Faizal tidak melihat apa-apa pada bergelangan tangan Fitri. Perempuan muda beranak satu itu memang tengah mencurigai Faizal yang sedari tadi menjaga buah hatinya. Namun ia tak melihat Faizal menyimpan kebohongan dari wajah lugunya. Lantas ia memutuskan untuk mencari gelang tersebut di antara rumput. Faizal pun ikut membantu mencarikanya. Sementara Fauzan terbengong-bengong melihat peristiwa didepannya itu.

Gelang berwarna emas tak kunjung juga dapat ditemukan. Lambat menit demi menit keadaan menjadi berubah, anak-anak mumutuskan untuk berhenti bermain sepak bola. Melihat ibunya Fitri sibuk mengais-ngais rumput mengundang tanya pada kepala orang-orang dewasa yang berlalu lalang di sana.

"Kamu tidak melihatnya?" Tanya seorang laki-laki dewasa berusia dua puluh lima tahun kepada salah seorang bocah.

"Dia tadi sudah bilang tidak melihatnya" jawab perempuan muda beranak satu itu sambil melihat ke arah Faizal.

"Maksudku bocah yang ini" Laki-laki itu menunjuk Fauzan.

Fauzan yang sempat terbengong-bengong akhirnya coba ikut campur mencari keberadaan gelang tersebut. Ia lantas memberikan alibi bahwa memang benar bocah ingusan itu sempat melihat Fitri mengenakan gelang berwarna emas. Tapi bagi Fauzan sendiri ingatannya akan gelang tersebut seperti samar-samar. Entah si gadis kecil memakainya atau tidak ia pun masih ragu. Namun seklias samar-samar itu nampak nyata bahwa benar Fitri memang mengenakannya. Fauzan kembali mengingat peristiwa sebelum gadis kecil itu menangis dan ia mendapatkan ingatan kalau si gadis sempat bercanda dengannya. Alibinya sontak membuat perhatian orang-orang termasuk ibunya sendiri. Entah mengapa orang-orang berharap lebih kepada bocah ingusan itu. Bahkan ibunya pun turut menekan Fauzan agar segera mengatakan sesutau.

Dihukum Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang