Fanfic pertamaku di akun ini! Aku masuk fandom ini baru baru ini. Tapi aku ngerasa udah tenggelem di dalemnya!
Ceritanya ringan. Jadi kita bisa santai!
Maaf kalau nanti ada yang OOC..
Dan kalau ada, bilang aja ya! Karna bakal aku jadiin bekal buat kedepannya.
Thankyou udah mampir!
-
-
-“Hah.. hah..” mengambil napas, remaja berambut merah itu menyeka keringat di dagunya. “Huh? Kenapa aku belum sampai? Apa jalannya benar?”
Dia memutuskan untuk melihat kembali hpnya untuk memastikan tempat yang seharusnya ia tuju.
“Ah! Oh tidak..” menggembungkan pipinya, dia memandang sedih layar hpnya yang menghitam. “Bagaimana ini.. yang lain pasti akan khawatir..” ujarnya pelan
“Hei!”
Menoleh kearah suara, Remaja itu melihat seorang kakek yang duduk di bangku taman tidak jauh darinya.
“Hei anak muda! Iya kamu!” Kakek itu mengangguk setelah melihat remaja bermata crimson itu menunjuk pada diri sendiri.
“Ada yang bisa kubantu, Ojii-san*?” Ujar sang remaja sambil mendekat.
(*Kakek)
“Kamu lelah kan? Beristirahat lah sejenak,” Kakek itu menepuk tempat kosong bangku disampingnya.
Menyadari kebaikan sang kakek, senyum lebar menghiasi wajah si remaja.
Sambil duduk ia membalas, “Terimakasih, Jii-san!”
Setelah beberapa saat mereka terdiam, sang kakek mengangkat suara, “Nama mu siapa nak?”
“Ah! Maaf karena terlambat memperkenalkan diri! Perkenalkan, Nama saya Nanase Riku! Panggil Riku saja tidak apa,”
“Riku ya.. Nama yang indah,” senyum kakek itu.
Riku membalas senyumnya, “Terimakasih, Jii-san! Ah! Kalau boleh tau..”
“Nama ku Rei,”
“Rei-Jii! Ah..” sadar bahwa dia sudah tidak sopan, Riku menutup mulutnya dengan tangan sambil melayangkan pandangan maaf pada Rei.
“Ahahaha! Panggil saja begitu tidak apa! Kamu sangat ceria ya, Riku”
Mendengar itu Riku tertawa malu, “Ya! Banyak yang bilang seperti itu,”
“Pasti semua orang disekitarmu menyukaimu,” Rei tersenyum lembut.
Namun, tatapan Riku malah berubah sedih. Membuat Rei sedikit panik karena takut sudah salah bicara.
“Aku tidak yakin soal itu, Rei-Jii..” menundukkan kepala, Riku berucap pelan. “Karena kakak kembarku.. meninggalkan ku..”
Sejenak mereka berdua terdiam.
Angin berhembus menerbangkan daun-daun kering yang salah satunya jatuh di pangkuan Riku.
Sinar matahari yang mulai keorenan jatuh pada kepalanya membuat rambut dan matanya terlihat bersinar.
“Pasti dia melakukannya karena dia menyayangimu, Riku. Walaupun aku tidak berhak berkata apapun soal ini karena tidak tau apapun, tapi aku yakin bahwa apapun alasannya, dia pasti melakukannya karena ingin kamu bahagia.”
Rei memberikan senyum nya pada Riku. Ucapannya entah kenapa dapat membuat Riku tenang.
Walaupun mereka baru bertemu beberapa menit yang lalu, Riku merasa bahwa dia mempercayai Rei.
KAMU SEDANG MEMBACA
WiSH to PROTECT
FantasySiapa yang meragukan kemurnian seorang Nanase Riku? Center dari IDOLiSH7 itu memiliki pribadi yang polos dan baik. Tapi karena itu lah, banyak orang yang berbuat baik padanya. Mengharapkan kebahagiannya. Jadi bukan salahnya kan kalau dia terkena mas...