Chapter 13 : Gathering

1.2K 139 21
                                    

Anak kecil berambut pink pucat yang memakai syal berwarna pink dilehernya memasuki ruangan itu dengan senyum diwajahnya.

"Riku,"

Mendengar namanya dipanggil, anak berambut merah yang sedang bersender ke jendela menoleh kebelakang dan memamerkan senyum lebarnya.

"Tenn-nii! Okaeri!"

Tenn berjalan mendekati Riku masih dengan tas sekolah di punggungnya. Dia ingin segera bertemu dengan adik kembarnya itu sehingga sepulang sekolah dia langsung menuju ke rumah sakit tempat Riku dirawat.

"Tadaima. Kamu sedang apa, Riku?"

Riku menggeser tubuhnya kesamping agar Tenn bisa ikut berdiri di depan jendela bersamanya. "Lihatlah keluar, Tenn-nii!"

Tenn melihat kearah luar jendela. Karena saat ini sedang musim gugur, pemandangan diluar jendela sangatlah indah.

Kebetulan jendela kamar tempat Riku dirawat menghadap ke taman rumah sakit. Taman itu memiliki banyak pohon maple yang daunnya sudah berwarna oren kemerahan.

Tenn baru sadar kalau dia

"Indahnya," gumam Riku tidak bosan memandangi pemandangan dihadapannya.

Warna yang mengingatkan Tenn pada mata dan rambut Riku itu juga terlihat indah menurutnya.

Tenn tersenyum menoleh kesamping untuk menatap adik kembarnya.

"Nee, Tenn-nii," Tiba-tiba Riku menoleh sehingga mereka berdua bertatapan.

"Apa?" balas Tenn.

"Aku ingin bermain di luar.. ya?" Riku menatap Tenn dengan puppy eyes nya.

Tenn mengerutkan kening. Dia ingat bahwa keadaan diluar sedang berangin, bahkan dia sendiri merasa kedinginan saat berada diluar tadi.

"Tidak, Riku," jawab Tenn tegas.

"Yah.." Riku menunduk sedih. Sampai-sampai Tenn seperti dapat melihat telinga dan ekor anjing di tubuh Riku melemas turun.

Tenn menghela napas, dia memang lemah terhadap adiknya ini,"Kita boleh bermain apapun. Tapi hanya di dalam rumah sakit,"

Riku mengangkat kepalanya dengan cepat. "Benarkah? Apa saja??"

Riku menatap Tenn dengan mata yang berkilau sehingga membuat Tenn mengangguk pasrah.

"Kalau begitu, aku ingin mencoba kita bertukar tempat sebentaaar saja,"

"Eh?" Tenn memiringkan kepala. Dia masih tidak mengerti arti ucapan Riku.

"Uh.. Maksudku, aku ingin mencoba menjadi Tenn-nii yang sedang pulang sekolah dan Tenn-nii bisa menjadi aku yang sedang duduk di kasur!"

Tenn terdiam sejenak untuk berpikir agar menyetujui ide permainan Riku itu atau tidak.

"Tenn-nii.. tidak boleh?" Riku menatap Tenn sedih karena takut Tenn tidak menyukai idenya.

Tenn tidak ada pilihan lain selain mengangguk. Riku pun kembali tersenyum lebar dan berteriak senang.

"Tenn-nii, bagaimana? Apakah cocok dengan ku?" Riku bertanya dengan antusias sambil memutar-mutar tubuh nya agar Tenn melihat tas yang berada di punggungnya.

Tenn yang berada di atas ranjang tersenyum mengangguk.

"Baiklah." Setelah puas, Riku mengangguk. "Tenn-nii tunggu disini. Aku akan pulang dari sekolah sebentar lagi."

Tenn tertawa. Namun melihat Riku yang berlari keluar ruangan, Tenn berteriak. "Riku! Jangan jauh jauh!"

Diam. Tenn tidak mendengar jawaban. Pintu ruangan sudah tertutup sehingga Tenn tidak dapat melihat keadaan di luar.

WiSH to PROTECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang